8.6 - IAN

39 3 0
                                    

3..

Aku sudah aman bersembunyi di balik semak-semak.

2..

Tapi aku melihat Cara masih mondar-mandir di jalan, kebingungan mencari tempat bersembunyi.

1..

Aku menyuruh Cara berlari ke arahku, gadis itu sekarang bersembunyi bersamaku di semak-semak. Namun semak-semak ini terlalu kecil untuk dua orang, pasti kami terlihat jelas dan gampang ditemukan.

"Selesai! Akan kucari kalian!" Teriak Candy yang rupanya sudah berhenti berhitung dan mulai mencari kami. Aku pun keluar dari semak-semak untuk mencari tempat persembunyian lain, tapi terlambat. Candy menangkapku ditengah-tengah aku berlari dan dia cekikikan, "Kena kau! Ian kalah, sekarang Ian yang jaga!"

Aku hanya meringis. Cara pun muncul dari semak-semak, menampakkan diri sebagai pemenang.

"Bosan ah main petak umpet terus!" Candy berkacak pinggang sambil memainkan rambutnya yg dikepang dua.

"Ya sudah kita nonton film saja, aku punya DVD zombie baru." Balas Cara dengan semangat.

"Yah, apalagi itu! Aku mau pulang mandi saja ah!" Candy lalu berjalan pulang ke rumah dan tinggalah aku dan Cara sendiri.

"Cara, kau lapar tidak?" Tanyaku.

Cara mengangguk.

"Mau makan di rumahku?"

Cara mengangguk lagi, kali ini dengan senyum lebar. Dengan itu kami berjalan pulang ke rumahku sambil bergandengan tangan.

"Aduduuh, kalian kenapa kotor begini?" Sarah berdiri di depan kami sambil berkeluh kesah. "Pasti main petak umpet di taman lagi ya? Kan sudah kubilang berkali-kali, kalau mau main petak umpet di dalam rumah saja. Kalau Ian sih tidak apa-apa, nah Cara kan perempuan. Masa kotor-kotoran begini?"

Cara bersembunyi di belakangku, mungkin takut jika Sarah lapor ke ibunya.

"Ya sudah, Cara mandi di sini saja. Setelah itu kita makan puding ya?" Sarah mengelus rambut Cara dan Cara akhirnya melompat kegirangan.

"Nah gini dong, anak perempuan harus bersih dan wangi." Puji Sarah ketika Cara sudah mandi dan sudah siap menyantap puding di meja makan. Puding buatan Sarah merupakan favorit Cara, Cara biasa makan dengan sangat lahap, tetapi hari ini berbeda. Cara diam saja, nyaris tidak bergerak meskipun sudah ada puding di depannya.

"Kau kenapa?" Tanyaku.

"Hmmm..." Cara terlihat bingung saat hendak menjawab.

"Ini bau apa ya? Kenapa tiba-tiba ada bau aneh?" Sarah menghampiri kami dan mencari asal muasal bau aneh yang diciumnya.

"Loh Cara, astagaa." Sarah mengangkat bokong Cara yang ternyata sudah belepotan, rupanya Cara berak di celana. Alih-alih menangis seperti anak seumurannya, Cara malah tertawa terbahak-bahak. Aku pun jadi ikut tertawa.

Cara mandi lagi untuk yang kedua kalinya dan Sarah mencucikan celana dalam Cara. Sembari menunggu celana Cara kering, aku dan Cara menonton film zombie kesukaan Cara di kamarnya. Sarah akan menjemputku pulang ketika dia mengantar celana Cara nanti.

"Maaf merepotkan ya." Aku mendengar suara Alice dan Sarah di bawah sedang berbincang-bincang. Sedangkan Cara, tersangka hari ini sendiri sudah tertidur dengan pulas.

***

Ah, aku terbangun dengan senyum di wajahku. Bisa-bisanya aku bermimpi tentang masa kecilku dengan Cara. Mungkin kejadian saat itu sangat berkesan buatku sampai-sampai terbawa mimpi. Kalau tidak salah waktu itu aku masih kelas dua SD, berarti Cara masih kelas satu.

Aku beranjak dari ranjang dan berjalan ke arah balkon. Rumah Cara terlihat sepi. Aku mendegus dan menertawakan diri sendiri dalam hati, baru sadar ternyata ini masih jam lima pagi. Jelas saja sepi! Aku pun memutuskan turun ke lantai bawah untuk meneguk segelas air. Sembari minum, aku menatap kamar kosong di seberang dapur. Rasanya kamar itu baru kemarin di huni Ley, sekarang sudah kembali menjadi kamar kosong saja. Aku meletakkan gelasku dengan asal lalu kembali ke kamar, hendak melanjutkan mimpi indahku.

----

Pretty ThingNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ