4.4 - CARA

78 5 0
                                    

Randy bangkrut dan punya hutang? Menurut Ian pria itu memanfaatkan Sarah karena hartanya yang berlimpah? Keluarga Ian memang kaya.. Kalau itu alasannya, mungkinkah Randy selalu menekankan pada Ley untuk berbuat baik pada Sarah dan Ian karena takut jika Ley berulah dan membuat Sarah atau Ian tidak senang, maka dia akan kehilangan semuanya? Kehilangan tempat bernaung dan kehilangan kesempatan untuk melunasi hutang-hutangnya?

Apa Ley tahu?

Detik berikutnya aku tersentak kaget ketika Ian akan menanyakan pertanyaan terakhirnya.

"Apa kau suka Ley?"

Aku hanya tertawa. Pertanyaan macam apa itu? "Tidak, dan tidak akan mungkin."

"Kenapa tidak?"

"Kau bilang itu pertanyaan terakhir, tapi kau bertanya lagi."

Ian diam saja, tidak berniat menarik kembali pertanyaannya. Kurasa dia benar-benar penasaran.

"Aku hanya menganggap Ley teman biasa. Untuk pertama kalinya sejak SMP, aku punya teman lagi."

"Maaf." Ian mengucapkannya dengan sangat pelan tapi tetap terdengar. Untuk apa dia minta maaf? Yang menyebar rumor tidak-tidak tentangku adalah Candy. Atau mungkin Ian minta maaf karena dia sekarang bukan temanku lagi?

"Oke, kurasa permainan ini sampai di sini dulu. Aku harus segera kembali ke rumah dan tidur karena ini sudah jam dua pagi. Aku hanya punya waktu empat jam untuk tidur dan tidak akan kusia-siakan atau nanti aku akan terlambat mengikuti tes sejarah di jam pertama." kataku akhirnya sambil bangkit berdiri.

Ian ikut bangkit berdiri dan menemaniku berjalan sampai di depan rumah. Meskipun sudah berbaikan, tapi kami masih canggung dan saling diam. Tunggu, apa kami benar-benar sudah baikan?

"Ian." panggilku sebelum pria itu pergi. "Apa ini artinya kita berteman lagi?"

Ian mengangguk dan tersenyum padaku. Jantungku pun berdetak tidak karuan. Kurasa aku terlalu senang dan tidak bisa menyembunyikan perasaan senangku sehingga aku memberikan Ian senyuman lebar.

"Ya Tuhan, Cara. Kuharap mulai sekarang kau lebih sering tersenyum. Kau tidak tahu betapa cantiknya wajahmu saat terseyum."

Wajahku langsung memerah dan aku tahu Ian menyesal sudah mengatakan hal seperti itu. Ekspresi wajahnya mengatakan semuanya, seakan-akan dia juga kaget dengan apa yang dikatakannya barusan.

Sebelum kami lebih canggung lagi, kuputuskan untuk berpamitan dan buru-buru masuk ke dalam rumah. Aku yakin wajahku sekarang sudah seperti kepiting rebus karena saat kupegang saja, rasanya panas bukan main.

Sial, kenapa Ian harus mengatakan hal aneh seperti itu!

Sepertinya aku tidak akan bisa tidur hari ini dan harus rela tidak ikut tes sejarah. Kalau ikut pun, bisa dijamin aku tidak bisa konsentrasi.

Semua gara-gara Ian.

Hhh.

Setidaknya, teman masa kecilku kembali padaku.

----

Pretty ThingWhere stories live. Discover now