1.2 - CARA

175 8 0
                                    

Seragam sekolahku kebesaran. Entah tubuhku yang mengurus atau memang seragamku sudah usang. Kuputuskan untuk tidak ambil pusing dan segera menyisir rapi rambutku yang sudah mulai panjang dan tidak berbentuk.

Aku masuk ke dapur untuk menyantap semangkuk sereal, dan saat aku membuka kulkas untuk mengambil susu, aku mendengar suara tawa dari ruang tamu. Ini aneh, di rumahku jarang terdengar suara tawa. Yang sering adalah suara false Candy ketika berkaraoke ria.

"Kau lucu sekali! Aku tidak bisa berhenti tertawa! Aduh.. Perutku sampai sakit."

Aku mendengar Candy berbicara pada seseorang sehingga kuputuskan untuk mengintip.

Ley. Lagi-lagi Ley.

"Oh, Cara! Ley akan masuk di sekolah yang sama dengan kita." ujar Candy saat melihatku muncul.

Aku hanya mengangguk-angguk. Sekolahku dan Candy sekolah internasional, cocok untuk Ley. Di sekolah kami ada lumayan banyak bule atau murid yang blasteran.

"Ehm," Alex, ayahku berdeham sambil menatapku. Bukan hanya Ley dan Candy, ayah dan ibuku juga ada di ruang tamu. "Mulai sekarang Ley akan berangkat bersama kalian, dia masih baru dan butuh banyak bantuan."

Ley mengalihkan pandangannya padaku dan tersenyum. Duh.

"Tidak masalah." jawabku dan setelah berpamitan pada kedua orangtuaku, aku berangkat bersama Candy dan Ley. Candy seperti biasa duduk di bangku depan sedanku dan Ley di belakang.

"Apa tidak salah kau memakai jaket? Cuaca di sini sangat panas." Candy berkata pada Ley.

Aku melirik Ley dari kaca spion depan. Kalau dipikir-pikir lagi, aku selalu melihat Ley berpakaian serba tertutup. Kalau tidak mengenakan jaket, dia pasti mengenakan baju yang sama panjang dan sama tebalnya dengan jaket. Apa cuaca di Polandia dingin? Mungkin setelah ini aku harus mencari informasi di Google.

"Hmm, aku tidak suka terbakar matahari."

Alasan macam apa itu? Apa dia punya alergi gatal-gatal atau semacamnya? Ya, pasti itu alasan yang sebenarnya. Sebelum Ley memergokiku memperhatikannya, aku buru-buru mengalihkan pandanganku kembali ke jalanan.

----

Saat jam pulang sekolah, aku menunggu Ley dan Candy di koridor sambil memainkan game di ponselku. Tiba-tiba segerombolan perempuan lewat di depanku dan salah satu dari mereka menyenggol tanganku. Ponselku pun luput dari tanganku dan mirisnya, aku kurang sigap untuk menangkapnya sehingga benda malang itu terkapar tidak berdaya di lantai.

"Oh, maaf." ujar gadis yang menyenggolku. Teman-temannya menoleh untuk melihat apa yang terjadi. Tapi ketika mereka melihatku, mereka mulai tertawa dan berbisik.

Sial.

Aku tidak menghiraukan mereka dan memungut ponselku yang menunjukkan retak di bagian bawah layar. Tidak parah, tapi cukup mengganggu.

"Cara!" panggil Ley dari kejauhan sambil berlari menghampiriku. "Sudah siap pulang?"

Sangat siap. Ini hari pertama dan aku sudah muak dengan sekolah.

Aku berjalan ke arah parkiran dan Ley mengikutiku di belakang.

"Mana Candy?"

"Percayalah kita harus menunggu Candy setidaknya tiga puluh menit lagi sebelum dia muncul di tempat parkir."

----

Pretty ThingWhere stories live. Discover now