Part 59

6.9K 844 53
                                    

Nungguin ya!!!!

Hehehehe...

Kalo ada typo kasih tahu ya...

Happy Reading 🌹
.
.
.

꧁༒☬乃レムcズ√乇レ√乇イ☬༒꧂


Saat Irene dan Nayeon pergi, Hanbin mengejar mereka. Tentu saja ia harus memberitahu mereka berdua, untuk tidak mengatakan apapun pada Jennie tentang rencananya.

Larangan itu diberlakukan untuk Nayeon, Irene? Ia masih bisa mengerti. Tapi, Nayeon sulit untuk dikendalikan.

"Nay! Rene!" teriak Hanbin, ia berlari menghampiri keduanya.

"Apa?! Minta gue tabok?!" sinis Nayeon.

Hanbin meringis pelan. "Gue cuma mau bilang, kalian nggak usah ngasih tahu Jennie tentang rencana gue. Kalo dia tahu, percuma gue udah bentak Jennie."

"Ya iya lah bege! Gue juga punya otak kali!" ketus Nayeon.

"Nay! Lo kalo udah marah keterusan ya? Keenakan bentak orang! Bisa nggak pelanin dikit suara lo? Nggak enak di liatin yang lain," tegur Irene.

"Ya sorry," kekeh Nayeon pelan. "Lo sih! Gue jadi emosi gini!" Nayeon menyalahkan Hanbin.

"Apa salah Binbin?" Hanbin menengadahkan kepalanya dramatis.

"Lebay!" sinis Nayeon. "Mau bilang kaya gitu doang kan? Kita mau ke kelas lagi, kasian Jennie sendirian disana."

Hanbin mengangguk. "Tolong jagain Jennie sampe gue hari anniv gue sama dia," ucapnya.

"Lo pikir gue baby sister?" ketus Nayeon.

Hanbin mengacak rambutnya frustasi, ia sudah tidak tahan dengan Nayeon. Apa yang dikatakan Hanbin selalu salah dimata Nayeon. Mengapa dulu Mark bisa tahan dengan Nayeon? Walaupun akhirnya mereka putus.

Irene hanya tersenyum geli, melihat Hanbin yang sudah ingin menjambak rambut Nayeon.

"Tenang aja, Bin. Lo balik ke kelas aja, Jennie biar kita yang urus." Irene membuat Hanbin menghela nafas lega.

Setelah itu, Hanbin berlalu pergi.

"Ayo ke kelas." Nayeon kembali menarik tangan Irene, mereka berjalan menuju kelas.

"Nay, lo jangan sampe keceplosan sama Jennie." Irene mengingatkan.

"Keceplosan apaan?" tanya Nayeon.

"Ya tetang rencana Hanbin. Lo kan sering kelepasan!" sahut Irene.

"Tenang aja elah!" Nayeon berdecak kesal.

"Bagus deh." Irene menepuk-nepuk pundak Nayeon, pelan.

🕹️🕹️🕹️

"Seulgi!" teriak Sehun, saat melihat Seulgi.

Seulgi yang namanya dipanggil, langsung menoleh. Ia tersenyum saat tahu, kalau Sehun yang memanggilnya.

Sehun berjalan menghampiri Seulgi. "Kenapa, Hun?" tanya Seulgi saat Sehun berada dihadapannya.

"Pulang sekolah jalan-jalan dulu yu? Udah lama nggak jalan-jalan," ajak Sehun.

"Males ah! Aku pengen dirumah aja," tolak Seulgi.

"Kok gitu sih?" keluh Sehun. "Nggak kangen sama aku?"

"Kangen gimana? Tiap hari juga ketemu." Seulgi menjulurkan lidahnya.

"Bentar aja deh, nggak sampe sore kok. Mau ya?" bujuk Sehun.

"Kamu main ke rumah dong! Kebetulan bunda kangen sama kamu, bunda selalu nanya, kenapa kamu jarang main ke rumah. Malahan bunda mikirnya hubungan kita selesai," ucap Seulgi.

Sehun terkekeh pelan. "Ya udah deh, nanti main ke rumah kamu. Pengen ketemu bunds juga, sekalian mau main PS sama jisung."

"Yeh malah mau main game!" protes Seulgi sembari menjewer pelan telinga Sehun.

"Aku kan udah lama gak main PS sama Jisung, dia juga pasti kangen sama aku." Sehun tertawa pelan.

"Ya udah deh terserah kamu," ucap Seulgi pasrah.

"Nanti aku tunggu didepan kelas kamu ya?" Sehun mengusak kepala Seulgi.

Seulgi hanya mengangguk sembari tersenyum.

"Ya udah, kekelas gih."

"Ok. Sampe ketemu nanti anak ayam!" Seulgi melambaikan tangannya, lalu berlari pergi, sebelum Sehun memprotes karena Seulgi memanggilnya seperti itu.

"Dasar!" Sehun menggeleng-gelengkan kepalanya, sembari tertawa.

꧁༒☬乃レムcズ√乇レ√乇イ☬༒

Gomawo yang udah baca+vote+komen+masukin cerita ini ke perpustakaan/reading list+yang udah follow 😘

Clue || BlackVelvet [END]Where stories live. Discover now