Part 21

8.7K 1K 56
                                    

Hai hai!!! Selamat siang!!!
Selamat menjalankan aktivitas!!

Kasih tau kalo ada typo ya^^

Happy Reading🌹
.
.
.

꧁༒☬乃レムcズ√乇レ√乇イ☬༒꧂

Hanbin dan Jennie duduk berhadapan. Hanbin sudah memesan makanan untuk mereka, mereka hanya tinggal menunggu makanannya datang.

Mereka mengobrol sembari bercanda, seperti biasanya. Romantis, itu kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan perlakuan Hanbin pada Jennie.

Tidak pernah sekalipun, mereka terlihat bertengkar hebat. Hanya ada pertengkaran kecil, yang berakhir candaan.

Mereka mengerti satu sama lain, saling mengalah, dan saling percaya. Jadi tidak salah jika hubungan mereka selalu harmonis.

"Jen, nanti pulang nya ke mall dulu yuk?" ajak Hanbin.

"Hmmm... gimana ya? Liat nanti deh, takutnya malah nanti aku nggak bisa bareng sama kamu," jawab Jennie.

"Emang nya mau kemana?" tanya Hanbin, mengerinyit bingung.

"Takutnya Nayeon ngajak aku sama Irene jalan. Kalo nggak di iyain, nanti dia ngambek."

"Ya udah ajak aja sekalian, nanti aku juga aja Suho. Gimana?" tawar Hanbin.

Jennie memukul pelan lengan Hanbin, "Kamu gimana sih? Nanti Nayeon nya ngerasa dikacangin tau! Nanti itu, pastinya aku sama kamu, Irene sama Suho. Terus Nayeon sama siapa?" ketus Jennie.

Hanbin tertawa pelan, sembari menggaruk kepalanya ynag tidak gatal. "Iya ya! Ah lagian kenapa sih dia nggak pacaran aja?"

"Ya mana aku tahu." Jennie mengedikkan bahunya.

Tak lama, makanan dan minuman yang dipesan Hanbin datang. Mereka langsung menyantapnya dengan santai.

"Dia masih belom moveon dari Mark?" tanya Hanbin.

"Jangan bilang kaya gitu, kalo Nayeon tiba-tiba ada disini, kau nggak bisa ngejamin kalo muka kamu nggak bakalan biru-biru," jawab Jennie sembari menyeruput minumannya.

"Barbar banget jadi cewek," ucap Hanbin sembari terkekeh, diikuti Jennie.

"Jen?" panggil Hanbin. Jennie hanya menyahutinya dengan deheman. "Kamu kenapa mau nerima aku jadi pacar kamu?" tanya Hanbin, yang membuat Jennie mengerinyit bingung.

"Aku cuma nanya aja," lanjut Hanbin yang mengerti ekspresi bingung Jennie.

Jennie tertawa pelan, sembari menggelengkan kepaanya. Lalu, lanjut memakan makanannya.

"Aku cuma nggak ngerti, kenapa kamu bisa nerima aku. Sedangkan aku itu jauh dari kriteria kamu," ucap Hanbin.

Lagi-lagi Jennie mengerinyit bingung. Apa Hanbin sedang kerasukan?

"Kamu kenapa sih?" tanya Jennie.

Hanbin menggeleng pelan. "Pertanyaan itu tiba-tiba muncul gitu aja dikepala aku," jawab Hanbin. "Mungkin, karena aku takut kehilangan kamu." Hanbin menatap dalam Jennie.

Jennie tersenyum pelan. "Jawabannya simple sih, karena aku sayang sama kamu."

"Cuma sayang?" tanya Hanbin yang langsung diangguki Jennie. "Kamu nggak cinta sama aku?" tanya nya lagi.

Jennie tertawa pelan, saat mendengar pertanyaan dari Hanbin. "Kata cinta terlalu jauh buat anak remaja kaya kita. Jadi, untuk sekarang, aku ngedeskripsiinnya sebagai rasa sayang." Jennie tersenyum.

"Kalo misalnya aku ngajak kamu nikah, kamu mau?" tanya Hanbin, yang lagi-lagi mengundang tawa Jennie.

"Kamu kenapa sih? Mikir nya kejauhan tahu!" kekeh Jennie.

"Ya kan persiapan," balas Hanbin.

"Udah jangan bahas itu," ucap Jennie melanjutkan makannya.

🕹️🕹️🕹️

Seulgi sedang bersama Sehun saat ini, merek sedang berada ditaman sekolah.

Mereka tidak terbilang sedang pacaran, karen Seulgi hanya duduk sembari melihat Sehun yang sedang bermain game. Sejak tadi, Seulgi sudah menggerutu karena dicuekin.

Kalau tahu begini, Seulgi tidak akan mau ikut bersama Sehun. Dan yang lebih menyebalkannya lagi, Seulgi lupa tidak membawa handphone nya. Jadi ia hanya bisa melihat Sehun yang sedang asik bermain game.

Karen sudah kesal, akhirnya Seulgi memutuskan untuk pergi dari sana meninggalkan Sehun.

Sehun menyadari kepergian Seulgi, ia langsung menghentikan aktivitasnya, lalu mengejar Seulgi. Sehun menyeimbangkan langkahnya dengan Seulgi.

Seulgi menoleh sebentar ke arah Sehun, lalu kembali melihat kearah depan. Wajah Seulgi terlihat kesal, dan Sehun tahu itu. Sehun tersenyum pelan.

Sehun tahu, jika pacarnya ini sedang cemburu dengan game yang selalu ia main kan. Hal yang biasa, dan sudah biasa terjadi.

"Marah ya?" tanya Sehun. Seulgi hanya diam. "Maaf deh, tadi kamu dicuekin." Seulgi tetap diam.

"Jangan marah dong, sayang." Sehun merangkul Seulgi, tapi tangan Sehun langsung ditepis oleh Seulgi. "Kamu cantik deh kalo lagi marah," goda Sehun.

"Ya udah aku marah aja tiap hari!" ketus Seulgi.

"Jangan dong! Kamu emang cantik kalo lagi marah, tapi lebih cantik lagi kalo lagi senyum." Sehun mengedipkan matanya, saat Seulgi menoleh ke arahnya.

Seulgi tersenyum pelan karen ulah Sehun.

"Nah gitu dong senyum, kan tambah cantik." Sehun mencubit pelan pipi Seulgi.

"Sehun!" protes Seulgi.

Sehun terkekeh pelan. "Maaf hehehe..." Sehun mengacak pelan puncak kepala Seulgi. "Jangan marah lagi ya?"

"Kamu sih main game mulu! Gimana aku nggak marah?" ketus Seulgi.

"Janji deh, kalo lagi sama kamu, aku nggak akan main game."

"Janji?" tanya Seulgi yang langsung diangguki Sehun.

"Janji pacar ku sayang," jawab Sehun sembari merangkul Seulgi, dengan sayang.

꧁༒☬乃レムcズ√乇レ√乇イ☬༒

Moment siapa lagi yang pengen kalian baca? Hehehe...

Gomawo yang udah baca+vote+komen+masukin cerita ini ke perpustakaan/reading list+yang udah follow😘

Clue || BlackVelvet [END]Where stories live. Discover now