RI'SYA-42

8K 215 13
                                    

Setelah menunggu lama, akhirnya dokter keluar. "gimana keadaan Risya, Ar?" tanya pria bertubuh jangkung, dia adalah Robby. Kalian masih ingatkan? Robby yang menolong Risya saat di bandung.

"Dia baik-baik aja kok. Tapi, dia stres dan kecapean aja. Apalagi, sekarang dia lagi hamil muda. Jadi, jangan terlalu stres ga baik buat kesehatan janinnya. Untung aja ga keguguran!" jelas Arden, teman Robby.

"Dia hamil? Icha balikan lagi sama dia?!" tanya Robby kaget sambil memelototkan matanya.

"Santai kali! Iya dia nikah lagi sama si Reyvan" jawab Arden sejujur-jujurnya.

"gila, masa bininya hamil dia kaga tau?" tanya Robby lagi.

"ya mana gua tau lah! Gua bukan bapaknya!" jawab Arden kesal.

"terus, dia sekarang gimana?" tanya Robby lagi.

"Ntar lagi siuman kok! Tungguin aja!" jawab Arden dan kemudian pamit untuk mengecek pasien lain.

Robby kemudian masuk dan duduk di sebelah brankar  Risya. "Lo kenapa sih? Nikah gak ngundang, pamit gak bilang, sakit hati abang!" ucap Robby.

"Cepet bangun lah! Biar lo bisa ceritain apa yang sebenarnya terjadi!" ujar Robby berusaha mengajak Risya berbicara.

Risya akhirnya melenguh di tengah kesibukan Robby mengoceh. "Engh.. Aku dimana?"tanya Risya.

"eh udah sadar? Lo di rumah sakit!" jawab Robby. Suara itu, suara yang sudah lama tak di dengarnya. Suara seseorang yang selalu membantunya.

"Robby!?" pekik Risya senang.

"apa hah? Lo nikah sama dia kok ga bilang? Pamit juga gak bilang lagi!" ucap Robby kesal.

"ya sorry, gua kan nikahnya ngedadak!" jawab Risya sambil meminta maaf.

Risya kemudian mengubah posisinya menjadi duduk sambil selonjoran. "kenapa gua tadi?" tanya Risya.

"tadi kan kita papasan di jalan, terus lo bilang 'kalian?' udah gitu lo pingsan. Ya, gua sama Marsha yang liat lo pingsan kaget dong! Mana lo pake acara nangis segala lagi!" jelas Robby.

"Marsha mana?" tanya Risya spontan saat mendengar nama sahabatnya tersebut.

"lagi ke kantin! Dia lapar, katanya ngidam beli kue sus!" jawab Robby jujur.

"hah? Dia hamil? Udah nikah pula?!" pekik Risya kaget.

"suruh siapa ngilang?! Waktu itu dia ke bandung mau ngasih undangan pernikahan! Lo nya udah ngilang duluan!" kesal Robby.

"kandungannya berapa bulan sekarang? Nikahnya sama siapa?" kepo Risya.

"udah jalan 3 bulan! Nikahnya sama si Arden!" jawab Robby.

"serius lo?" Robby hanya mengangguk.

"gua pengen pulang! Kapan gua boleh pulang?" tanya Risya.

"kalo infus udah habis dan lo harus makan dulu, kasian debaynya!" jawab Robby.

"debay?" tanya Risya.

"lo lagi hamil! Baru jalan 3 minggu!" jawab Robby dengan gemas.

Risya kemudian terdiam dan kembali menangis dengan sesegukan. "Eh, lo kenapa? Kok nangis?" tanya Robby sambil menghapus air mata Risya.

"gua kesel! Gua selalu aja di hianatin! Udah di maafin dan malah ngelakuin kesalahan yang sama!" jelas Risya sambil berhenti sesegukan.

"udah dong, jangan nangis gitu! Nanti debaynya juga nangis! Ntar lo nya stres lagi!" nasihat Robby yang di angguki Risya.

🌈🌈🌈

Setelah tiduran di rumah sakit beberapa jam, akhirnya Risya bisa pulang dan menemui anaknya. "kak, mampir dulu yok!" ajak Risya yang di angguki Robby.

Kemudian Robby masuk dan celingak-celinguk mencari keberadaan twins. "yuhuu! Uncle Robby di sini, yuhuu!" teriak Robby dengan keras.

"uncle Obby!" teriak Vino senang.

"kok uncle Obby sih sih? Kan aku uncle Robby!" protes Robby tak terima.

"kan aku mau manggilnya uncle Obby!" jawab Vino.

"tapi kan, nama uncle tuh Robby bukan Obby!" balas Robby tak terima.

"yaudah di pangil ebi aja sekalian!" ujar Vino dengan jutek.

"eh jangan atuh, yaudah di panggil Obby aja deh!" pasrah Robby.

Ya, itulah Vino. Si kecil yang usil, nakal dan pandai berdebat. Suka mengoceh dan suka makan apapun.

Kemudian, Vano datang dan memeluk Robby dengan erat. "Vano kangen!" ucap Vano tanpa melepaskan pelukannya.

"kak Vin! Itu siapa?" tanya Vina penasaran.

"itu uncle Obby!" jawab Vino seadanya.

"oh, gitu ya!" jawab Vina. Memang Vina tidak mengetahui siapa itu Robby. Masih ingatkan! Vina itu dulu tinggal di panti asuhan.

Akhirnya Risya kembali membawa sebuah nampan berisikan minuman segar. Sampai akhirnya mereka asik dengan obrolan mereka dan akhirnya Robby pamit untuk pulang.

Setelah melihat mobil Robby pergi, mobil Reyvan masuk ke dalam perkarangan rumah. Risya kemudian masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan Reyvan yang lelah bekerja.

"Vano, Vino sama Vina mandi dulu gih! Nanti mama buatin susu oke?" mereka mengangguk dan berlari ke atas untuk mandi.

Risya kemudian pergi ke dapur untuk membuatkan susu tanpa menoleh kepada Reyvan yang sedang memijat pelipisnya.

"Cha, bikinin aku teh manis dong!" tanpa menjawab Risya memberikan secangkir teh manis.

Setalah selesai membuat susu untuk anaknya, Risya beranjak pergi ke kamar dan duduk selonjoran sambil membaca buku.

Reyvan yang melihat hanya diam tanpa menghiraukan Risya dan kemudian mandi karena hari sudah sore.

Setelah selesai mandi, Reyvan mengganti bajunya dan tiduran di kasur dengan paha Risya menjandi bantal.

Risya kemudian memindahkan kepla Reyvan dan bergegas mengecek anak-anaknya. " Kamu marah sama aku?" tanya Reyvan.

"enggak" jawab Risya cuek.

"terus kenapa kamu menghindar?" tanya Reyvan lagi.

"itu, perasaan kamu doang kali! Aku biasa aja!" jawab Risya.

"kamu masih marah gara-gara kejadian tadi? Kamu salah paham, sini aku jela-" ucapan Reyvan seketika terhenti karena Risya memotongnya.

"ga perlu ada yang di jelasin lagi! Semua udah jelas kok!" potong Risya dengan cepat.

"kalo kamu mau marah, sikahkan pukul aku, maki aku, jangan diem kaya gini! Hati aku sakit!" ucap Reyvan lirih.

"lebih sakit hati aku! Kamu ga tau! Aku berniat ngasih kejutan, tapi kamu malah ngasih kejutan lagi! AKU MARAH! AKU KECEWA SAMA KAMU! AKU SEKARANG HAMIL!"  teriak Risya dan kemudian pergi dengan membanting Pintu.

"ayah macam apa aku ini?" gumam Reyvan lirih dan menyusul Risya kebawah.




Aku comeback guys!
Masih adakah orang yang nunggu cerita gaje ini?

Jangan lupa Vote dan Comment!
Tertanda, Author Gaje dan Gila.

Tbc..

RI'SYA Where stories live. Discover now