RI'SYA-07

10.2K 270 0
                                    

Semenjak kejadian itu Risya menjadi lebih pendiam. Walau sudah menguatkan dirinya Risya masih sangat sakit hati. Risya selalu melamun. Dan sekarang Risya sudah di perbolehkan pulang karena keadaannya cepat pulih. Risya di sini hanya sampai 3 hari saja.

"kak lo udah siap? Itu cairan impusnya sebentar lagi mau habis. Cepet pake jaket! " ucap Gibran sambil membereskan barang-barang miliknya. Karena merasa tidak dijawab Gibran melambaikan telapak tangannya di depan wajah Risya. "ehh iya apa Gib?" tanya Risya. "huhh.. Ngelamun mulu dah lo" jujur Gibran. "lo kenapa sih? "tanya Gibran yang di jawab gelengan oleh Risya.

Gibran lagi-lagi menghela nafas karena Risya tidak mau berbicara padanya. "kenapa lo gak mau ngomong sama gua lagi?" tanya Risya. "gak papa kok" Risya tersenyum simpul.

Bayangan-bayangan tentang Rasya dan Reyvan terputar di kepalanya. Risya hanya menghela nafas. Dia capek, dia ingin memiliki kehidupan baru. Dimana dia bahagia seperti dahulu. Dia ingin bahagia dengan siapapun itu.

"selamat siang" suster menyapa dan langsung mendekat ke Risya. "ini sudah habis, saya lepas ya?" izin suster yang tak di gubris sama sekali oleh Risya. "awww" ringis Risya kesakitan. "makannya jangan ngelamun mulu" peringat Adreson yang baru datang. "ehh ayah, kok ada di sini? Mama mana? " tanya Risya. "mama lagi urusin administrasi" jelas Adreson yang di balas 'oh' ria oleh Risya.

Reva yang baru datang langsung menghampiri Risya dan memeluknya. "kamu baik-baik ajakan Cha?" tanya Reva. "aku baik-baik aja kok" Risya tersenyum simpul. Suster sedang menempelkan plester di tangan Risya. "sudah beres, saya permisi pak, bu" pamit suster.

"semua udah bereskan? Gaada yang ketinggalan?" tanya Reva memastikan. "udah kok ma, ayok ahh kita pulang" jawab Gibran sambil bersiap membawa tas ransel miliknya. "yaudah, ayok pulang" ajak Adreson.

Kini mereka berempat sudah berada di mobil, mereka tertawa karena lelucon milik Adreson ataupun Gibran. "yah, Kak Acha mana? " tanya Risya tiba-tiba. "dia bilang mau main sama temennya. "ohh gitu" Risya memalingkan wajahnya menatap jendela sampai akhirnya melihat pemandangan yang menyakitkan. "hm, sakit ya" ucap Risya tanpa sadar.

~RI'SYA~

Risya sekarang sedang bernyanyi sambil memainkan gitar miliknya. Risya berlatih untuk acara kemah minggu depan. Ngomong-ngomong soal kemah, saat pihak sekolah mengetahui Risya kecelakaan mereka mengadakan vote. Dan hasilnya Camping di undur karena hasilnya 88% sedangkan yang dilaksanakan 12%.
Back to topik

Risya terus bernyanyi sampai tidak menyadari bahwa Gibran sedari tadi memperhatikannya. Saat sudah selesai Risya terlonjak kaget saat mendengar tepukan tangan dari Gibran. "suara lo tetep bagus ya, keren banget" puji Gibran. "ah biasa aja, btw lo ngapain disini?" Risya menyimpan Gitarnya. "gua mau nanya, lo besok mau sekolah? "tanya Gibran yang di angguki Risya.

"ohh, oke. Sekarang lo tidur ya! Besok kan lo sekolah" titah Gibran. "iya gua tidur, udah sono keluar dari kamar gua lo" usir Risya. "dihh udah di ingetin juga, bukannya makasih" sindir Gibran. "jadi lo gak ikhlas?!" tanya Risya sewot. "kalau iya emang kenapa? " jawab Gibran tak kalah sengit. Sesudah itu mereka tertawa terbahak-bahak. "selalu aja kayak gini dari dulu gak pernah berubah sama sekali" ucap mereka bersama. "yaudah sana tidur" titah Gibran. "yaudah sana keluar jangan lupa tutup pintunya" ucap Risya.

Risya pun segera membenahkan posisi tidurnya dan langsung beranjak ke alam mimpi.















Haiiii gua kambek.

Tolong vote yah,karena vote itu gratis dengan vote kamu bikin aku semangat buat hampir aku Update cerita hampir tiap Hari. Ingat vote itu gratis, tinggak klik bintang di pojok kiri doang kok. Ingat ya vote itu gratis, gratis, gratisss.....

Tbc...

RI'SYA Where stories live. Discover now