RI'SYA-18

10.5K 289 4
                                    

Di sisi lain, Reyvan dan Rasya sedang merasa sangat senang. Karena mereka berdua sepakat untuk di jodohkan oleh kedua orang tua mereka. Mereka berencana menikahkan Reyvan dan Rasya 2 minggu lagi.

"yey! Van, kita di jodohin van yeyyy!!" Rasya berteriak sambil melompat senang. "iya, kita di jodohin" ucap Reyvan sambil tersenyum. Walau sebelumnya Reyvan menolak, tapi demi perusahaan papanya dia rela di jodohkan dengan Rasya.

"Acha, Icha kemana sih? Kok dari tadi di panggil ka turun-turun? Gibran juga kok ga turun-turun ya? Kan biasanya mereka kalo di panggil pasti nyahut, kemarin juga Mamah telfon gak di angkat kan biasanya langsung di angkat, mereka kemana ya?" semua orang bungkam terutama Reyvan. Memang semenjak Risya dan Gibran meninggalkan rumah psikis Reva terganggu.

"NGAPAIN KAMU NANYAIN ANAK GAK TAHU DI UNTUNG ITU? MEREKA BUKAN ANAKMU LAGI!!" bentakan itu membuat mata Reva berkaca-kaca. "MEREKA ITU ANAK AKU YAH! MEREKA JUGA HARUS MAKAN! AKU KHAWATIR SAMA MEREKA!!" teriak Reva sambil menggebrak meja makan lalu pergi mengunci diri di kamar.

"maaf ya Dit, Reva emang lagi suka gitu" ucap Adreson pada Dito, papa Reyvan. "enggak papa kok" ucap Dito. "mari makan!" ajak Adreson. Akhirnya mereka makan dengan tenang.

"aku permisi dulu yah, pa, ma" pamit Reyvan dan melenggang pergi ke luar. "Ar, Rob, gua butuh lo berdua please!" ucapnya di telefon dan langsung pergi ke cafe biasanya.

~RI'SYA~

Reyvan yang baru saja datang tiba-tiba tersungkur karena mendapatkan bogeman mentah dari Robby. "bangsat, bajingan lo!" teriak Robby di hadapan Reyvan.

"KENAPA LO TONJOK GUA? GUA ADA MASALAH APA SAMA LO?" teriak Reyvan merasa tak menerima Karena Robby menonjoknya.

"lo mikir ga sih? TANGGUNG JAWAB BANGSAT!!"

"GUA SALAH APA?!

"LO UDAH HAMILIN RISYA DAN GAMAU TANGGUNG JAWAB?!"

"GU-GUA GA HAMILIN RISYA"

"TERSERAH LO!" Robby menghela nafas. "jangan pernah cari Risya, kalo lo gamau dia, gua bisa aja kok nikahin dia. Tapi, dianya pasti gamau!" ucap Robby lalu pergi bersama Arden. "oh iya satu lagi lo jangan pernah cari mereka" ucap Arden pelan di telinga Reyvan dan melenggang pergi.

"arghhh!!" teriak Reyvan sambil mengacak rambutnya frustasi dan pergi ke suatu tempat.

~RI'SYA~

Di sisi lain Risya sedang termenung. Bagaimana jika anaknya menanyakan keberadaan ayahnya? Bagaimana jika dia tidak selamat? Bagaimana jika anaknya tiada?

"ARGHHH!!" teriak Risya pusing memikirkan pikiran yang belum tentu terjadi. "gua ga boleh kayak gini" ucapnya dengan tegar. "oke, sekarang gua kerja jadi apa coba?" ucap Risya pusing.

"kak, susunya diminum dulu nih" ucap Reyvan sambil menyodorkan satu gelas berisi susu hamil. "eh? Makasih Gib." ucap Risya. Gibran yang merasa aneh dengan sikap kakanya langsung menanyakan keadaanya. "kak, lo kenapa?" tanya Gibran.

"gak kenapa kenapa kok" jawab Risya.

"bohong lo!" ucap Gibran dengan tatapan tajamnya yang membuat Risya takut. "lo kenapa?" tanya Gibran sekali lagi.

"gua bingung harus kerja jadi apa, gua juga ga mau terus terusan ngerepotin Robby" ucap Risya dengan lesu.

"kak, lo masih bisa bahasa inggris kan?" tanya Gibran yang di angguki Risya. "gua usulin lo mening jadi pemandu wisata aja, lagian kan ni rumah lumayan deket sama gunung tangkuban parahu" usul Gibran.

"bener juga, yaudah besok gua mau cari bule" ucap Risya dengan antusias.

"tapi jangan kecapean ya!" peringat Gibran yang di angguki Risya.











VOMENTNYA GUYS!!

Pilih siapa?

Robby-Risya

Reyvan-Risya

Tbc...

RI'SYA Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz