RI'SYA-40

8.1K 226 15
                                    

Setelah di rasa cukup, mereka semua mulai bermain air. Vina yang belajar berenang bersama Reyvan. Vano yang belajar bersama Risya dan Vino yang sibuk belajar berenang sendiri.

"mas, aku mau nanya nih! Kok di sini sepi?" tanya Risya ketika melihat sekitar yang sangat sepi.

"ya kan aku sewa tempat ini! Biar gak ada yang ganggu acara kita!" jawab Reyvan dengan enteng.

"astagfirullah! Lebar acis atuh!"
(ngehambur uang dong! ) kaget Risya.

"wios atuh!" (biarin aja dong!) sombong Reyvan yang membuat Risya gemas sendiri. Maklumlah holkay mah bebas.

"DASAR OLKAY HUU!" teriak Vino dengan kencang.

"orkay tuh apa coba?" tanya Reyvan kepada Vino.

"olang kaya monyet!" jawab Vino sambil menunjuk Reyvan.

"ayah kaya monyet?" tanya Reyvan yang di angguki Vino. Reyvan yang gemas langsung berlari ka arah Vino lalu menangkap Vino, kemudian keluar dari kolam berenang dan melemparnya ke kolam berenang yang tingginya sepaha Reyvan.

"innalillahi, itu anak aku di apain hah?!" murka Risya saat melihat anaknya yang usil di usilin.

"ya salah dia nya lah! Masa dia bilang aku kaya monyet!" adu Reyvan pada Risya. Vino hanya menyengir kuda.

"bang, tadi kak Vino bilang ayah kaya monyet?" tanya Risya yang di jawab gelengan oleh Vano.

"Vina?" sama halnya dengan Vano, Vina menggelengkan kepalanya.

Risya menatap tajam Reyvan. Vino malah cengengesan sendiri dan meledek ayahnya dengan menjulurkan lidahnya.

"kamu ya! Ihh kamu tuh! Kalo Vino gimana-gimana, gimana? Eh kenapa-kenapa gimana? Nanti dia tenggelem gimana? Kamu tuh ya! Uh nyebelin banget!" Risya menjewer telinga Reyvan sekuat tenaga.

"aw, aw sakit! Lepas dong! Nanti kuping aku copot ga bisa di tempel pake lem!" ucap Reyvan sambil berusaha melepaskan jeweran Risya.

"siapa yang bakal ngelem telinga kamu? Mau aku jait di mesin penjaitan!" ujar Risya dengan ketus sambil mencopot jewerannya.

"ih jangan marah dong! Nanti aku kalo tidur peluk siapa?" ucap Reyvan dengan lirih.

"peluk lemari, meja, lampu, kasur, guling atau bantal lah! Asal jangan peluk aku, titik!" ucap Risya dengan kesal.

"ih, mama tak baik melajuk! Aku emang bilang ayah kaya monyet sih, hehe!" ucap Vino cengengesan.

"astagfirullah! Gak sopan loh bilang kaya gitu! Teu kenging kitu ka pun bapa teh, teu sopan! Engke di siksa ku Allah¹! " Vino hanya menundukan kepalanya.

(ga boleh kaya gitu ke ayah tuh, ga sopan! Nanti di siksa sama Allah¹)

"minta maaf ke ayah! Sekarang!" Vino mengangguk dan menepuk paha sang ayah.

"ayah, Vin minta maaf! Hiks, Vin ga, hiks maksud kaya hiks gitu!" ucap Vino sambil sesegukan.

"iya, ayah maafin kok! Jangan di ulang lagi yah?" Vino mengangguk dan memeluk ayahnya.

Di balik sifat Vino yang jail dan absurd, sebenarnya Vino sangat sayang kepada keluarganya. Tapi, sifat jail itulah yang ia lakukan untuk menarik perhatian keluarganya agar selalu hangat.

"ayo kita berenang lagi oke? Kamu mau berenang di yang mana?" tanya Reyvan.

"di yang tingginya 150 aja! Bial seluuu!" Jawab Vino semangat.

"emang udah bisa berenang?" tanya Reyvan lagi.

"udah lah!" balas Vino.

"kalo kamu tenggelam gimana?" tanya Reyvan dengan serius.

"ya mangkannya ayah jagain aku bial aku gak jatuh!" balas Vino dengan sewot yang membuat Risya dan Reyvan tertawa.

"eh, Vina belajal belenang sama siapa?" tanya Vina yang baru sadar jika ia akan di tinggalkan oleh Reyvan.

"sama ayah aja lagi, jadi sambil jaga Vino sambil ngajarin Vina berenang. Betul apa betul?" jelas Reyvan.

"BETULLL!" jawab mereka semua serempak dan kemudian tertawa. Ya, itulah keluarga kecil Reyvan. Sederhana, tapi bahagia.

Tak terasa mereka sudah berenang cukup lama. Mereka mulai membersihkan tubuh dan pergi dari kolam berenang menuju rumah.

🌈🌈🌈

Saat malamnya semua orang tidur, kecuali Vino dan Reyvan yang sedang berdebat perihal ayam dan telur.

"yang lahir duluan itu telur!" ucap Reyvan dengan penuh penekanan.

"ya gak lah! Ayam dulu yang lahil! Balu telul!" balas Vino kesal.

"enggak, telur dulu!" kukuh Reyvan yang membuat Vino gemas dan melemparkan bantal ke muka Reyvan. Katakanlah Vino tidak sopan, tapi itu memang kenyataanya.

"pelcuma ayah punya kantol yang gede! Kalo masih bilang telul yang lahil duluan! Allah tuh nyiptain ayam dulu! Kalo misalnya telul dulu, siapa yang ngelamin telul nya? Golila? Monyet? Aneh deh! Katanya pintel! Masa gitu aja ga tau!" jelas Vino dengan panjang lebar menggunakan gaya cadelnya dan kemudian berlari ke kamarnya untuk tidur sambil memendam kekesalannya pada sang ayah.

"iya juga ya? Widih anak gua berarti pinter dong? Keren lah! Yaudahlah ya, gua mau tidur dulu ah!" ucap Reyvan dan berjalan ke arah kamarnya.

Reyvan kemudian membuka pintu. Tapi, sepertinya Risya mengunci pintu tersebut. Reyvan menghela nafas gusar. "Yang, buka pintunya dong! Mas mau tidur!" ucap Reyvan sambil mengetuk pintu.

"Yang, cepet atuh! Mas pengen tidur ga kuat ngantuk nih!" ucap Reyvan sekali lagi.

"tidur aja sana di kamar tamu! Gitu doang ga tau! Masa kalah sama anak sendiri! Pokoknya sekarang kamu tidur di luar!" balas Risya.

"nasib, nasib! Udah di tampol pake bantal terus sekarang harus tidur sendiri lagi" ucap Reyvan dan melangkah gontai ke arah kamar tamu dan merbahkan diri di kasur yang di sediakan.










Up! Up! Up.
Buat nemenin malming kalian, author kan jomblo akut:v jadi pacarannya sama kasur aja.

Vote sebanyak banyaknya oke? Nanti aku bakal cepet-cepet up lagi. Lagian targetnya cerita Risya bakal aku beresin di bukan januari~.

Kisah Ri'sya berakhir di januariii~

Sorry aku ngaret guys! Walau lagi libur tapi aku sibuk! Jadi ART dulu:v
Pokoknya Vote sama comment, gamau tau!

Commentnya yang banyak yah? Tapi jangan next, lanjut atau semangat oke?
Kalo banyak yang comment selain itu aku bakal up secepet-cepetnya.

Tbc...

RI'SYA Where stories live. Discover now