RI'SYA-21

10.5K 282 4
                                    

Reyvan kini sedang berada di bandung karena pekerjaan yang membuatnya harus meninggalkan rumah dan istrinya. Reyvan kini sedang menyesap kopi sambil duduk melihat pemandangan yang ada di kota bandung.

Reyvan yang merasa bosan langsung beranjak pergi dan mebayar kopinya. Reyvan berpikir dia akan ke taman untuk menyegarkan pikirannya.

Sesampainya di taman Reyvan segera duduk dan melihat anak-anak yang sedang bermain. Tapi, ada dua orang anak kembar laki-laki yang menjadi pusat perhatiannya. Mereka adalah Vano dan Vino.

Vino sedang menangis dan berusaha Vano berusaha untuk menangkan sang adik. Reyvan yang merasa kasihanpun menghampiri kedua anak tersebut. "kalian kenapa?" tanya Reyvan lembut. Tetapi, Vano dan Vino masih enggan menjawab dan memilih untuk terdiam.

"kalian mau ice cream?" Reyvan mencoba untuk memegang pipi Vino yang masih sedikit sesegukan. "kalian mau ga?" tanya Reyvan. Vano menggeleng dan Vino mengangguk.

"kenapa? Kok gak mau?" tanya Reyvan pada Vano. "kata mama, kita ga boleh nelima sesuatu dali olang yang gak kita kenal. Biar kita olang miskin tapi kita juga punya halga dili" ucap Vano sambil mendongak menatap Reyvan.

Degg!

Ucapan Vano begitu menusuk ke hatinya, entah apa sebabnya. "yaudah, sini kenalan dulu. Kenalin nama om, Reyvan" ucap Reyvan merpekenalkan dirinya.

"nama aku Vano dan ini Vino" ucap Vano yang di angguki Reyvan. "yaudah, kalian mau beli ice cream ga?" Vino mengangguk. "Vano, kamu gak mau?" heran Reyvan. "kemalin aku udah makan ice cleam" jawab Vano yang di angguki Reyvan.

Akhirnya mereka pergi ke supermarket dan membeli ice cream di sana. "Vano mau jajan apa?" tanya Reyvan yang di jawab gelengan oleh Vano. "kamu mau susu ga?" tanya Reyvan yang di angguki Vano. "susu kotak yang kecil aja om!" pinta Vano.

Setelah membayar semua belanjaan, Reyvan mengajak Vano dan Vino untuk kembali ke taman dan bermain bersama. Kini Vano sedang memandang langit yang sudah berubah warna menjadi warna jingga, sedangkan Vino dia sedang bercanda ria bersama Reyvan.

"ngomong-ngomong, tadi kamu kenapa nangis?" tanya Reyvan. Vino tertunduk lesu "aku sedih, setiap kali aku mau main sama meleka pasti aku gak boleh main sama meleka. Kata meleka, aku anak halam. Kalo mau main sama meleka aku halus punya ayah" ucap Vino lirih sambil mengelap matanya yang mulai berair.

Degg!

Hati Reyvan kembali sesak saat mendengat perkataan Vino. 'kenapa hati ini sesak saat mendengar perkataan lirih mereka?" batin Reyvan.

"eh, udah sore ini. Ayo pulang! Pasti mama kalian nyariin kalian" ucap Reyvan saat melihat langit yang berwarna jingga. "yeee! Di antelin om evan pulang! Yeeee" pekik Vino senang dan segera menarik lengan Reyvan dan Vano untuk pulang ke rumahnya.

Vano dan Vino berjalan sambil sesekali bersenandung membuat perjalanan mereka menjadi lebih menyenangkan. Tapi, tiba-tiba telefon Reyvan berdering membuat Reyvan mau tak mau harus mengangkatnya.

"iya ada apa?"

"......."

"sebentar, saya sedang berada di taman"

"......."

"baik, saya akan segera ke sana"

Telefon di akhiri oleh sepihak membuat Reyvan menghela nafas kesal. "rumah kalian dimana? Masih jauh?" tanya Reyvan. "bental lagi nyampe kok om" jawab Vano sambil mepercepat langkahnya.

"nah, udah nyampe deh" ucap Vino. Reyvan yang melihat rumah tersebut terkejut. Rumah ini bisa di bilang kecil membuat Reyvan merasa kasihan pada Vano dan Vino.

"om mau masuk dulu ga?" tawar Vino pada Reyvan. "maaf ya, om ada pekerjaan mendadak. Jadi, om harus pergi sekarang. Dadah" pamit Reyvan sambil melambaikan tangannya.

"dadah!" Vano dan Vino mebalas lambaiaan tangan Reyvan yang mulai menjauh. "Vin, ayo masuk! Pasti mama udah nyaliin kita dali tadi" ucap Vano sambil menarik tangan Vino.












Ku kambek!!

Bakal lanjut kalo udah ada 5 vote+5 komen oke?

Tbc...

RI'SYA Where stories live. Discover now