RI'SYA-04

11.6K 317 1
                                    

Gibran yang di telfon dengan tergesa-gesa pamit izin pulang kepada pelatihnya untuk segera pulang dengan alibi ada acara keluarga mendadak. Gibran sangat kaget saat mendengar Risya menangis di telfon.

Gibran yang baru sampai di pekarangan rumah langsung masuk begitu saja dan berlari menuju kamar Risya. "kak buka, ini gua Gibran".

Gibran langsung masuk saat pintu du buka oleh Risya. Gibran langsung memeluk Risya dengan maksud untuk memberinya kekuatan. "lo kuat, lo kuat kak. Gua yakin itu" ucapnya menenangkan Risya yang menangis.

Saat sudah tenang Gibran langsung menidurkan Risya di kasur. "lo kenapa lagi kak? Sakit? Atau apa? Cerita sama gue" pinta Gibran, "enggak kok, gua cuman takut tadi ada yang jail sama gua" bohong pada Gibran. "lo bohong kan" Risya hanya menggeleng sebagai jawaban.

Risya dan Gibran sedari tadi terus saja mengobrol sampai menghiraukan orang yang mengetuk pintu.

Bruk....

"kalian ini ya, mama dari tadi udah ngetuk pintu kok gak di buka-buka? Kaki mama yang bagusnya kayak kaki Lisa blackpink jadinya sakit kan. Kalian ini gak kasian sama mama apa? Kalian dengarin mama ga sih?!" omel Reva kepada Gibran dan Risya. "kita dengerin kok ma" ucap keduanya bersama.

"Icha, kamu udah baikan? Kalau belum kita ke rumah sakit Jiwa aja yuk" ucap Reva. "ihh ngapain ke rumah sakit Jiwa? Emang Icha sakit apaan? " Risya bergidik ngeri membayangkannya. "kan kamu lagi patah hati, siapa tau jiwa kamu juga sakit" ucap Reva ngawur. "tau ah, terserah" rajuk Risya.

Risya memajukan bibirnya sambil bersedkap dada. "udah deh ma, kasian kak Icha nya" pinta Gibran agar Reva tidak berucap ngawur lagi. "ih kamu ma gitu sama mama" Reva juga sama merajuk.

"ma-ehh kamu di sini nyatanya, aku panggilin dari tadi juga" ucap Adreson tiba-tiba saat melihat Reva di kamar Risya. "ada apa emang? Tumben pulang jam segini" tanya Reva. "lembur salah pulang siang salah, emang ya cowo selalu salah" kesal Adreson. "ih, ngomel mulu. Ada apa sih? " tanya Reva dengan wajah kesalnya. "jadi kita harus pergi ke Jerman selama 2 bulan buat ngurusin perusahaan di sana. Sambil jagain oma di sana" jelas Adreson. "what? Terus kita gimana?!" kaget Risya. "ya kalian di sini aja, belajar yang bener! " sewot Adreson. "gamau ih, pengen ikut aja" pinta Risya. "ga boleh, kamu mau jadi apa nanti? " tegas Adreson.

Risya sedari tadi masih membujuk Adreson agar mengizinkannya untuk ikut, tapi apalah daya Adreson yang selalu memaksakan kehendaknya. "oke fine, Risya gak ikut. Tapi Risya pengen tinggal di apartement aja!" putus Risya.

Semua yang mendengar melongo mendengar permintaan Risya itu. "terus kaka sama adik kamu gimana?" tanya Reva penasaran. "ya biarin ajalah di sini, Risya mau tinggal di Apartement sama Bila aja" ucap Risya. "ga boleh!" tegas Adreson. " terserah, Risya pokoknya bakalan tetep pergi. Risya gamau tinggal sama orang yang udah ngerebut apa yang Risya punya" Teriak Risya tanpa sadar membuat Rasya yang di atas tersinggung.

Risya segera berlari ke atas dan membanting pintu kamar dengan keras sampai terdengar ke bawah. Adreson hanya terdiam dan Reva hanya melamun memikirkan apa yang di katakan Risya tadi.

"Gibran susul dulu kak Risya" pamit Risya yang di angguki Adreson. "yah, kira-kira apa yang di maksud ucapan Risya tadi ya? " tanya Reva pada Adreson. "aku juga gak ngerti ma".

~RI'SYA~

Pagi menunjukan pukul 05.30,Risya sudah terbangun dan segera mandi. Hanya waktu 30 menit dia bersiap-siap dan langsung pergi ke bawah.

Risya langsung duduk di meja makan, sendirian dan mengalas nasi goreng ke piring yang sudah di buat oleh mbok inah. Risya melahap makanannya selama 10 menit lalu membereskan piringnya dan mencucinya. Dan tak lupa ia menempelkan sticky note di meja makan.

'ma, yah, Risya berangkat duluan. Risya ga mau ketemu siapa-siapa dulu. Lagian mama sama ayah mau pergi kan? Yaudah Risya juga mau pergi. Risya gak jadi ke apartement Bila jadi Risya gak ada di sana. Semoga kalian bahagia tanpa Risya, terutama untuk Rasya. Semoga bahagia bersama Restu di sana'.

Risya terus berjalan sambil membawa koper dan menyimpannya du bagasi mobil. Risya langsung melenggang pergi ke apratement Bila, nyatanya Risya hanya bohong, agat Gibran tidak menyusul ke apartement Bila.

Sesampainya di pintu nomor 123 Risya langsung memasukan pin yang sudah di beri tahu oleh Bila. Saat pertama kali masuk ia mendapati ruangan yang teramat sangat rapih dan cantik. Dan dengan segera Risya pergi ke kamar dan menyimpan kopernya.

Jam menunjukan pukul 06.30 dengan segera Risya pergi ke sekolah agar tidak terlambat, mengingat apartement Bila cukup jauh dari sekolahnya.






TBC...

Klik bintang di bawah, author mohon. Intunya vote dan coment kalian sangat berharga bagi author.

Beritahu author jika author ada typo.

RI'SYA Where stories live. Discover now