RI'SYA-24

10.6K 238 1
                                    

Hari-hari terus berganti dan tak terasa sudah 7 bulan berlalu. Dan Risya sekarang sedang bekerja di gunung tangkuban parahu. Risya sedang memandu wisata dan matanya tak sengaja menangkap sesosok orang yang sudah lama ia kenal. Dia adalah Aston, teman berjuangnya sewaktu kecil dulu.

Aston adalah sosok yang sangat mengetahui tentang lika-liku kehidupannya. "Aston!!!" panggilan Risya membuat Aston menoleh. "maaf siapa ya?" tanya Aston sopan.

"lo gak kenal sama gua ton?"

"maaf! Saya gak pernah kenal dengan anda"

"waktu kecil, kita sering manjet pohon mangga loh! Terus kita makan deh mangganya"

"bentar, bentar, kayaknya gak asing deh ni cerita"

"iyalah orang ini gu-"

"Ichanya gua? Aslian? Huaaa... Icha ku sayang" Aston memeluk Risya.

Risya yang merasa sesakpun memukul-mukul badan Aston dan dengan tidak berasalahnya Aston menyegir.

"sekarang lo tinggal dimana Ton?" tanya Risya.

"sekarang tinggal di bandung Sya, pindah ke rumah dulu lagi"

"ohh gitu ya! Berarti ada tante sama om dong!"

"mereka gaada Sya, mereka udah meninggal beberapa tahun yang lalu"

"eh? Maaf ya Ton! Gua gak tau"

"iya gapapa, btw si Acha ga ikut?"

Pertanyaan Aston membuat Risya memutar kejadian yang sudah berlalu. "ehm, gimana ya? Ntar aja deh ceritanya ya Ton?" ucap Risya yang di angguki Aston.

🌈🌈🌈

"ayok ton duduk! Jadi ini itu rumah gua! Maaf ya kecil dan berantakan!" jelas Kafia yang di angguki Aston. Sebenarnya Aston merasa sedikit tidak nyaman, tapi ya bagaimana lagi? Aston akhirnya menatap sekitar.

"mama! Vino puyang!!" teriak Vino langsung masuk ke dalam rumah. "assalamualaikum" salam Vano dan menyalami Aston. "om siapa? Kok ada di sini?" tanya Vano menatap Aston. "oh, ini om lagi mampir" jawab Aston yang di angguki Vano.

Setelah, sesi tanya menanya akhirnya Risya datang dengan membawa nampan berisi minuman yang akan di suguhkan kepada Aston. "ini Ton, maaf ya soalnya gua ga punya apa-apa lagi" Aston mengangguk saja.

"Cha, mereka siapa?" tanya Aston sambil melirik ke arah Vano dan Vino yang sedang bermain mobil-mobilan. "mereka anak gua ton" jawab Risya dengan nada lirih.

"lo udah nikah?"

Risya menggeleng "enggak".

"terus?"

"gua di jebak dan terciptalah mereka"

"eh? Terus sekarang bapanya dimana?"

"dia udah bahagia sama saudara gua"

"loh? Kok gitu sih? "

"gua kan emang di jebak sama saudara sendiri Ton! Gua udah capek! Capek" Risya menitikan air mata membuat Vano dan Vino menghampirinya.

"loh? Kok mama nangis sih? Kata bu gulu, kita dak boyeh cengeng! Emang Vano cama Vino nakal ya ma? Kita ta maaf ya ma!" ujar Vano membuat Risya tersenyum dan mengusap ujung matanya.

"enggak kok! Mama gak nangis, tadi mama kelilipan" jelas Risya. "mama bohong kan? mama nangis itu gara-gara ayah yang gak puyang-puyang kan?" Risya tertegun mendengar penuturan polos Vano. "enggak kok! Sini Vino! Kalian harus baik-baik ya! Nih kenalin temen mama, namanya om Aston" Risya menunjuk Aston.

"salim dulu sama om Aston!" perintah Risya yang di angguki oleh Vano dan Vino. "siapa ni namanya?" tanya Aston pasa Vino. "nama aku Delvino Ablasam G" Vino memperkenalkan dirinya.

"kalo yang ini namanya siapa?" tanya Aston pada Vano. "Delvano ablasam G. Vano" Vano memperkenalkam dirinya dengan nada yang lumayan menusuk, orang yang mendengar pasti akan merinding di buatnya.

"hehe, merinding cuy! Mirip si Icha macam dulu ni anak!" gumam Aston sambil mengusap punggung lehernya yang merinding. "APA?!" Risya melotot pada Aston, Aston yang di pelototi hanya cengengesan.







Vomentnya ya!!

RI'SYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang