RI'SYA-41

7.9K 223 21
                                    

Sudah 4 bulan Risya menjalin hubungan rumah tangga bersama Reyvan dan semua berjalan dengan baik. Sekarang Vano sudah mulai meleleh karena Ara.

Pagi ini Reyvan yang sedang sarapan langsung berlari ke kanar mandi karena mual. "mas, kamu kenapa? Masuk angin ya?" tanya Risya.

Reyvan hanya menggeleng pertanda tidak tahu. Kemudian ia muntah kembali tapi hanya ada cairan bening saja.

"makannya kalo tidur pake baju!  Udah AC kamu tidurnya di lantai lagi! Aneh banget!" omel Risya sambil memijat tekuk leher Reyvan.

Sesudah selesai acara mualnya, Reyvan kemudian duduk kembali di meja makan sambil menatap anak-anaknya.

"kalian mau ga punya adik?" tanya Reyvan tiba-tiba.

"MAUUU!" balas mereka sambil berteriak dengan kencang.

"Vina pengen ade cowo! Biar nanti bisa Vina ajak main bola!" pinta Vina dengan senang. Bisa sedikit di jelaskan, Vina itu anak tomboy. Mungkin karena dia selalu bermain bersama kedua kaka laki-lakinya, jadi dia tomboy. Ara pun sama.

" Vino pengen punya ade cewe! Biar nanti kalo rambutnya panjang bisa Vino iket sesuka hati!" pinta Vino dengan senang.

"kalo abang? Pengennya cowo apa cewe?" tanya Reyvan kepada Vano yang sedang meminum susunya dengan tenang.

"kalo Vano sih ya, mau cewe apa cowo yang penting dia lahir sehat tanpa kurang apapun! Dan yang paling penting banget itu, kita semua bisa sayang sama adeknya!" jawab Vano.

Reyvan dan Risya tersenyum melihat Vano dengan pikiran dewasanya. "hmm yaudah deh sekarang kalian sekolah di anter sama sopir aja yah? Ayah ada meeting nanti dari pagi sampe sore. Jadi, ayah bakal sibuk banget! Oke?" mereka semua langsung memasang muka cemberut setelah mendengar ucapan Reyvan.

"ayah jahat! Kita mau sama ayah ke sekolahnya!" rengek Vina dengan manja.

"sama sopir dulu ya? Ayahnya kan mau meeting dulu sayang! Apa mau mama aja yang anterin kalian? Ajak Ara juga oke?" mereka semua tersenyum dan mengangguk dengan semanagat.

"Vano mau ngajak Ara dulu ya! Bye!" pamit Vano sambil mencium tangan Reyvan dan Risya dan kemudian berlari.

"yaudah, Ayah mau kerja dulu ya!" pamit Reyvan tapi di cegah oleh Vino.

"salim!" Reyvan tersenyum dan mengulurkan tangannya agar di salami oleh Vino dan Vina. Tanpa di duga Risya juga ikut menyalami tangan Reyvan.

"assalamualaikum!" akhirnya Reyvan pergi dan melajukan mobilnya menuju kantornya.

Risya kemudian mengambil kunci mobil dan mengajak anaknya untuk pergi ke sekolah.

Saat  sedang melajukan mobilnya pelan, Risya mengerem mobil dan mempersilahkan Ara dan Vano masuk duduk di belakang, karena Vino yang duduk di depan agar tidak merusuh.

Saat sampai di sekolah semua langsung turun. Risya juga mengantarkan anak-anaknya bersama Ara ke dalam kelas.

Saat sampai di kelas semua langsung mencium punggung tangan Risya. "jangan kangen Vino, berat. Bial Dilan aja!" ucap Vino saat sudah selesai mencium tangan Risya.

Guru-guru dan Risya yang mendengar langsung tertawa mendengar ucapan Vino. "bunda, saya titip mereka ya? Kalo ada yang nakal bilangin aja ke polisi-eh ke saya aja!" ucap Risya pada guru yang ada di dalam kelas.

"iya bu, mereka ga nakal kok! Tapi, mereka ini pintar dan aktif, terutama Vano bu. Dia pintar sekali!" balas guru tersebut yang bernama Wenda.

"yaudah, saya pamit dulu ya bu~, Wenda!" pamit Risya lalu bersalaman bersama bunda Wenda.

🌈🌈🌈

Siangnya Risya berniat ingin ke kantor Reyvan dengan membawa makan siang. Risya kemudian menyuruh sopirnya untuk mengantarkannya ke kantor Reyvan.

Sesampainya di kantor, Risya langsung masuk dan menyanyakan di mana ruangan Reyvan. "Siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis itu dengan ramah.

"dimana ruangan pak Reyvan?" tanya Risya.

"sudah membuat janji?" tanya resepsionis itu lagi.

"gua istrinya!" balas Risya sewot.

"ga mungkinlah! Pak Reyvan masih lajang kali!" jawab resepsionis itu.

Dengan kesal Risya mencari sesuatu di dalam tasnya dan menunjukannya kepada resepsionis. Resepsionis yang melihat dan membaca itu langsung di buat gemetar.

"masih ga percaya?" resepsionis tersebut menggeleng karena ia sudah percaya bahwa Risya adalah istrinya Reyvan, sebab tadi Risya menunjukan buku nikahnya.

"ruangannya ada di lantai 13 bu!" jawab resepsionis tersebut. Dengan cepat Risya berjalan dan menaiki lift ke lantai 13.

Saat sudah sampai, tanpa mengetuk pintu Risya langsung membuka pintu tersebut dengan kencang.

"MAS AKU BAWA MAKAN SI-" teriakan Risya langsung terhenti karena melihat Reyvan sedang bermesraan.

Air mata Risya langsung jatuh seketika. "hebat kamu! Katanya ada meeting penting, sampai kamu ga bisa anterin anak-anak! INI MEETINGNYA IYA? MEETINGNYA MESRA-MESRAAN SAMA CEWE LAIN IYA? AKU BENCI SAMA KAMU MAS!" teriak Risya.

Reyvan yang mendengar teriakan Risya langsung bangkit seketika dan membuat jatuh wanita yang berada di pangkuannya.

"ini semua ga seperti yang kamu lihat!" bela Reyvan.

"kurang jelas apa lagi hah?! Aku kasih kesempatan buat kamu itu biar kamu bisa bahagiain aku sama anak-anak. Tapi, kamu malah ngasih luka lagi! Padahal luka yang kemarin hampir aja sembuh! Saya pergi dulu tuan Reyvan yang terhormat! Ini makan siangnya!" Risya kemudian berlari ke arah lift dan turun untuk pergi keluar dari kantor Reyvan.

Risya kemudian berlari dan tak sengaja dirinya menabrak seorang lelaki bertubuh tegap.

"RISYA?!" teriak kedua orang tersebut yang tak lain adalah adik kaka.

"kalian?" ucap Risya dengan lirih dan setelah itu ia pingsan. Dengan sigap seseorang bertubuh tegap itu langsung menggendong Risya untuk di bawa ke rumah sakit terdekat dari tempat tersebut. 





125 vote dan 60 comment aku next!

Up! Guys!
Aku baik kan?
Biar kalian semangat sekolah nihh besok!

Kalo ada typo di sini tolong kasih tahu oke? Aku lagi males revisi! Mau nonton dulu! Byeee

Aku sayang kalian dan makasih banget udah setia nunggu cerita ini! Padahal aku tuh ngaret banget! Hehe:v

Tbc...

RI'SYA Where stories live. Discover now