BAB 46 : Menguak

53.9K 6.9K 1.1K
                                    

Author Pov

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Author Pov

Waktu menunjukan pukul 10 malam lebih lima belas menit. Rasa lelah yang Keyla dapati seharian penuh tak mampus mengundang hawa kantuk sedikitpun. Sudah menghapalkan perkalian, mengerjakan PR dan membaca wattpad, tetap saja tidak bisa.

Keyla beringsut turun dari atas kasur. Gadis itu membawa gelas kosong dari kamar, hendak mengambil air di lantai bawah. Sunyi. Sejatinya Keyla sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, namun ntah mengapa agaknya malam ini terasa sedikit ... berbeda.

Diletakannya segelas air di atas meja, Keyla beralih pada ponselnya.

Keylana Leandra : Udah pulang, Bod?
Keylana Leandra : Udah di rumah?
Keylana Leandra : Emang ada urusan apa sih tadi? Lo kemana deh?

Ceklis dua abu-abu. Lelaki itu sedang aktif namun tak membalas pesan. Keyla menggaruk pipinya sedikit menguap, matanya berubah sayu saat rasa kantuk akhirnya melanda. Niat hendak menaiki tangga tertahan saat notif pesannya tiba-tiba menyala.

Rayyan Arka : Udah beres
Rayyan Arka : Kenapa belum tidur?

Keylana Leandra : Tadi nggak ngantuk
Keylana Leandra : Tapi ini mau balik lagi ke kamar habis ngambil air minum. Kenapa emang?

Rayyan Arka : Kalau gitu bisa keluar dulu nggak sekarang?
Rayyan Arka : Gue di luar rumah lo

"L—lho? Heh?" Keyla spontan memalingkan wajahnya ke samping—tepat pintu utama rumah yang tertutup rapat. Gadis itu menatap lagi layar ponselnya silih bergantian. Sedang apa Rayyan malam-malam seperti ini?

Tidak ada keraguan yang terbesit dalam benak, Keyla juga tak berpikir jauh saat memilih membukakan daun pintu rumahnya dengan cekatan. Gadis itu melongokan kepalanya ke luar, ia menyipitkan mata ketika angin malam menerpa wajahnya lebih dulu. "Ray?"

"Lo habis dari mana?" tanya Keyla. Sebelah tangan gadis itu menarik gagang pintu. Pusat perhatiannya masih tertuju pada Rayyan yang tengah duduk di teras bawah. Posisi lelaki itu sedang membelakangi, dengan kepala sedikit menunduk kuyu ke arah sepatu.

Rayyan menoleh setengah pundak, ujung mata lelaki itu melirik Keyla. "Nggak dari mana-mana."

"Tapi lo—" Keyla tercekat detik pertama mendekati lelaki itu. Pantas saja hidungnya terasa mual mencium bau amis. Cairan pekat bewarna merah penuh mengotori separuh pakaian depan Rayyan. Lelaki itu menoleh, arah matanya terangkat kosong pada Keyla yang masih memaku berdiri.

"Lo habis ngapain?!" Keyla tak sadar menaikan nada bicaranya. Ia linglung, bingung harus melakukan apa. Rayyan tak menyahut, lelaki itu menjauhkan tongkat besi yang ia letakan di bawah kaki sedaritadi, lalu menyelipkan lagi pisau lipatnya ke dalam saku jaket.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Where stories live. Discover now