BAB 74 : Regret

49.4K 6.5K 1.1K
                                    

Tandain typo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tandain typo. Nulisnya dikebut satu hari, jadi maaf kalau kurang puas atau nggak nge-feel. Makasii 🌹

***

Author Pov

"Ray, bokap lo sama bokap Kai dateng ke sini," kata Azka sesaat setelah keheningan melanda.

Mereka ikut mengalihkan atensi saat para petinggi Valerian terlihat datang. Ada Geo, Fahri dan juga Arsyil. Ketiga pemimpin VL-Guard Agency dan VL-Corp—perusahaan yang bergerak di bidang investasi alias penanaman modal dan saham—itu begitu kompak memakai kemeja hitam. Diaz dan Aidan sontak meluruskan pandangan.

"Pak Shakana, Valerian dan Leandra ikut berbela sungkawa atas tragedi yang menimpa putra Bapak. Maya nggak bisa ikut. Jadi saya mewakilkan," ucap Geo setelah menghadap Aidan.

Aidan mengangguk sopan pada rekan bisnisnya. "Terimakasih Pak Geo, terimakasih juga pada Ibu Maya. Putrinya juga ada datang ke sini."

"Mengikhlaskan kepergian seseorang bukan hal yang mudah, terlebih darah daging kita sendiri. Semoga Pak Aidan dan satu keluarga diberi ketabahan." Arsyil berucap penuh prihatin.

"Makasih sudah datang, Pak Arsyil."

"Sama-sama."

Memang seorang aktor kelas dunia. Pria itu dengan pintar memasang wajah duka, padahal kedua tangannya sendiri yang memasukan potongan tubuh Dhanu ke dalam koper. Arsyil merasa dirinya cukup baik. Setidaknya pria itu mengantarkan jasad Dhanu pulang ke rumah, tidak ia binasakan sampai hangus tak tersisa. Benar, kan?

Benar. Dirinya cukup baik.

"Telinga anda kenapa, Pak Arsyil?" tanya Diaz tiba-tiba gagal fokus, ketika melihat sebelah telinga Arsyil dibaluti kain kassa. Ayah kandung Anna itu memang sudah hadir di sana, bahkan dari sebelum adzan terakhir dikumandangkan pada jasad Dhanu.

"Iya?" Arsyil menoleh dengan wajah tenang dan terjaga. "Ini, ya?" Dia menunjuk area yang dimaksud, lalu menggeleng pelan. "Nggak pa-pa, hanya cedera ringan. Kecelakaan sedikit, Pak." Hasil serangan Dhanu.

"Oh ...."

"Kapan?" Geo baru menyadari itu bertanya, sebab mereka datang dengan mobil yang terpisah. Seingat Geo juga kemarin sore Arsyil baik-baik saja. "Kapan kamu kecelakaan?"

"Semalem pas mau balik ke rumah," balas Arsyil memakai intonasi rendah. "Gue keserang begal."

Harusnya Fahri ikut bersuara juga, tetapi fokusnya tak bisa teralihkan acapkali melihat Rayyan Arka. Anak angkatnya. Pria itu terus memandang Rayyan sayu dari tempatnya berdiri, bersamaan dengan perkataan Dokter Dino yang selalu terngiang di telinga.

"Anak itu sudah kehilangan jati dirinya sejak lama. Dipicu meledak bukan membuat isi hatinya semakin membaik, tapi memperparah logikanya sendiri."

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Where stories live. Discover now