BAB 81 : Balasan (2)

58.5K 6.6K 1K
                                    

Menurutku part ini agak sadis ya, ya—gimana, kan genrenya dark + thriller

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menurutku part ini agak sadis ya, ya—gimana, kan genrenya dark + thriller. Skip aja kalau kurang enak dibaca hhew ಥ⌣ಥ

Oke deh, ini panjang banget. Happy reading! ⚠

***

Author Pov

"Lo tau siapa cewek yang lo semua aniaya sama perkosa kemarin?" tanya Rayyan menjadi sambutan awal ketika Andre baru saja bangun setelah lama ia tak sadarkan diri. Mata lelaki itu bahkan belum terbuka sepenuhnya, tetapi Andre cukup sadar jika dirinya tengah duduk terikat rantai di atas kursi besi sekarang. Di satu ruangan semu dan kotor, dan ia sama sekali tidak dapat menebak tempat apa ini.

Andre menggeleng terpaksa. Kakinya yang terlindas tadi terlihat becek oleh darah. Duduk seperti ini membuat kakinya tertekuk. Rasanya sakit.

"Cewek gue," tutur Rayyan dengan pembawaan tenang. Dia menyesap kembali rokoknya yang sisa setengah.

Andre tak bisa fokus. Ketakutan dan kegetiran menyatu saat ia tak menemukan siapapun di sekeliling. Di mana ketiga temannya yang lain? Mengapa tak terlihat? Bertanya pun berasa tak mungkin, tak semudah itu dirinya diberikan jawaban.

Rayyan melangkah mendekat, setengah membungkuk ketika menghadap wajah Andre yang membengkak. Sengaja menyiksanya sebelum dibawa pergi. "Disuruh siapa?" 

"N-nggak disuruh siapa-siapa." Andre menyangkal ragu, dari cara bicaranya terlihat kaku. "Kita semua waktu itu lagi mabuk, jadi cari target ... asal."

Rayyan memiring kepalanya. "Nggak disuruh tapi kalian dibayar? Ngasal tapi dikasih duit?" Rayyan tersenyum samar, lelaki itu kembali menegakkan tubuhnya sembari terkekeh sarkas. "Ada yang berlagak tolol rupanya."

"Gue ... serius."

Rayyan mengangguk sok paham.

Reaksi tubuh Andre tak main-main ketika netranya terkunci ke satu titik. Saat seseorang berpakaian formal itu mengeluarkan revolver dari balik suit hitam. Andre tahu tidak ada yang namanya ancaman kosong dengan lelaki ini. Semuanya dibuat nyata. Dia bergerak gusar, gemetar, ingin hilang.

"Andre." Rayyan menyebut nama lelaki itu berat. Atmosfir dingin dan panas menyatu dalam satu waktu. "Lo tau, kenapa polisi sering ngelukain para penjahat yang melarikan diri lewat lutut bukan bagian kaki lainnya?"

Andre tak menjawab, dia pengap dibuatnya. Semuanya terasa blank.

"Soalnya kalau dibagian betis atau telapak, sakitnya masih biasa. Beda sama lutut. Di situ, tulang bergesek setiap kali lo gerak. Efek sakitnya berpuluh-puluh kali lipat lebih parah." Rayyan memberikan penjelasan seolah dia pernah merasakan dengan jelas.

"Gue pernah pas SMP. Bedanya sama bokap. Dia pukul lutut gue pakek stick golf besi lima kali, gara-gara gue buat skandal di sekolahan. Ngehajar tiga temen sekelas sampe kritis," kata Rayyan bercerita tanpa diminta. Alih-alih bersedih, lelaki itu malah menampilkan raut wajah ceria.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Where stories live. Discover now