BAB 25 : Broken

63.6K 7.5K 1K
                                    

❝I dont even know what's wrong with me anymore

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝I dont even know what's wrong with me anymore. This hurts.❞ —Rayyan Arka Valerian

***

Author Pov

Rayyan terduduk di lantai, memandang lurus tembok putih di depannya dengan pandangan kosong. Kepalanya sedikit terdongak, sesekali melirik pintu yang menelan adik perempuannya beberapa menit yang lalu. Lelaki itu tak mengatakan sepatah kata apapun lagi. Bibirnya mengelu total.

Ingatan Rayyan jatuh ketika bagaimana tubuh mungil tak berdaya itu berada di pelukannya. Penuh noda merah. Lemah dan tidak bergerak. Keadaan yang sama persis, ketika Rayyan menyaksikan jasad Reyhan yang terbaring kaku 10 tahun lalu. Lelaki itu kalut. Luar biasa kalut.

"Alura nggak mau ikut. Nanti kamu jagain dia, ya?"

Itu suara Anita. Perintah yang Rayyan sanggupi malam itu kembali terngiang jelas di telinganya. Faktanya lelaki itu ingkar. Andai saja Rayyan datang menjemput lebih cepat, mungkin Alura tidak akan mengalami kecelakaan. Mungkin gadis mungil itu akan tetap aman hingga sekarang.

"Lura ... bakal baik-baik aja, kan?" Rayyan bertanya lirih pada seorang gadis yang ikut duduk menemaninya di samping. "Dia ... nggak bakal kenapa-napa, kan?"

"Hm, Lura pasti baik-baik aja. Trust me," kata Keyla menenangkan.

Rayyan mengigit bawah bibirnya resah. "Gimana...." Lelaki itu tak tau harus memulai darimana, namun arah matanya tidak beraturan. "Gue—takut, Lura ... Kak Reyhan ... sama, gue ... takut."

"Kok gitu ngomongnya, Ray? Alura nggak bakal kenapa-napa, oke?" Keyla memegang kedua telapak tangan Rayyan hangat. Gadis itu tersenyum kecil. "Harus yakin. Jangan mikir yang aneh-aneh. Banyakin berdoa."

Rayyan mengangguk pelan.

"Rayyan! Alura gimana?!"

Suara penuh kecemasan itu terdengar bersamaan dengan derap langkah kaki yang mendekat. Rayyan dan Keyla menegadah, mendapati Kaivan yang baru saja datang dengan napas terengah-engah. Mata lelaki itu menyorot rasa takut.

"Kai...."

"Oke, stop! Jangan dilanjut!" Kaivan menghentikan Rayyan segera. "Gue tau adik gue nggak pa-pa. Gue tau. D-dia, pasti baik-baik aja."

Meski mengatakan hal itu, tak dipungkiri jika Kaivan tak bisa berdiri dengan tenang. Lelaki itu mendesah gusar. Sampai tak lama pintu IGD terbuka membuat ketiganya menoleh melihat seorang dokter baru saja keluar.

"Keluarganya pasien?"

"Saya kakaknya," sela Rayyan memaksakan diri untuk bangkit. "Adik saya ... sehat-sehat saja kan, Dok?"

Dokter menghela napas panjang sejenak. "Benturan di kepalanya terlalu keras, itu menyebabkan pasien kehilangan banyak darah. Kita harus melakukan tranfusi darah. Alura butuh golongan darah yang sama dengannya."

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Where stories live. Discover now