BAB 14 : Depresot

81.9K 9K 1K
                                    

Aku double up, ya! Bacanya nyantai ajaaa. Ini buat para readers yang nagih dari minggu lalu 😭❤

****

Author Pov

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Author Pov

Mungkin tadi sore adalah titik di mana Keyla tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Tangis pecah nan histeris yang terjadi membuat gadis itu kelelahan. Trauma atas rasa takutnya terlalu dalam. Keyla tertidur malam ini, yang membuat Rayyan kebingungan ternyata gadis itu sampai demam. Suhu tubuhnya naik drastis setelah magribh tadi.

"Sakit?"

Rayyan mendongak ketika baru keluar dari kamar Keyla dan menemukan Kaivan yang berada di depannya. Ah, Rayyan lupa. Lelaki itu memang ikut mengantarkan Keyla pulang tadi bersamanya. "Iya, badannya panas."

Rayyan menutup daun pintu itu pelan, ia kemudian bergeming. Antara keduanya hanya dilanda keheningan senyap. Jarang-jarang seperti ini. Banyak hal yang ingin Rayyan tanyakan, namun Kaivan terlihat membangun benteng dengan memasang wajah flat sulit diprediksi.

"Kai?"

"Hm?"

"Dia kenapa?"

"Trauma," balas Kaivan singkat. "Separah itu memang. Harusnya dibawa ke psikiater."

"Papanya meninggal karena kecelakaan?" tanya Rayyan jitu dan Kaivan mengangguk tanda membenarkan. Rayyan sudah bisa menebak, terlihat jelas dari cara bicara Keyla yang sangat meracau kemana-mana tadi.

Kaivan menghela napas, ia menyederkan punggungnya ke belakang tembok dengan pandangan lurus ke arah lemari. "Ternyata kehadiran lo, pengaruhnya sekuat itu, ya?"

Rayyan mengangkat sebelah alisnya. "Maksud lo?"

"Enggak maksud apa-apa," balas Kaivan lalu menyilangkan kedua tangannya di bawah dada. "Cuman ... hebat aja."

Rayyan tak mengerti apa maksud dari perkataan Kaivan, lelaki itu lagi-lagi mengintip sekilas Keyla dari cela pintu. Gadis itu masih tertidur dengan posisi membelakangi.

"Keyla itu jarang nangis, cuman dia bakal kayak gini kalau liat insiden kecelakaan mobil. Secara gak langsung ngingetin tragedi bareng Papanya tiga tahun lalu. Apalagi tadi Keyla liatnya paling depan, kan? Pantes aja kalau nangisnya kejer," ujar Kaivan menjelaskan bahkan ketika Rayyan belum bertanya.

"Parahnya, bisa aja Keyla nggak bisa bedain mana halusinasi sama realita," tutur Kaivan menambah rasa penasaran lelaki yang hanya menyimak baik-baik sedaritadi.

"Terus ... arti omongan lo tadi itu maksudnya apa?"

"Beberapa bulan lalu–sebelum lo pindah ya–Keyla pernah gini. Kebetulan pas jam pulang sekolah, ada kecelakaan mobil juga di depan jalan deket gerbang. Dia histeris, persis kayak tadi. Nggak ada yang bisa nenangin dia, Tante Maya sekalipun nggak sanggup ngadepin." 

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt