BAB 34 : Bahaya! (2)

55.9K 7K 1K
                                    

Update-nya cepet, ya? Wkwk. Tukeran sama komentar kalian ya. Oke ramaikan, karena mungkin aku up lagi agak ... lama. Hehe :v

***

❝Di dunia ini, manusia jauh lebih berbahaya dan membahayakan daripada monster

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

❝Di dunia ini, manusia jauh lebih berbahaya dan membahayakan daripada monster.❞ —The Devil Judge

***

Author Pov

Jika ini adalah mimpi semata, maka hal yang akan Keyla lakukan pertama kali adalah membangunkan dirinya secara paksa. Mencetuskan apa yang ia hadapi sekarang sebagai bunga tidur paling mengerikan seumur hidupnya.

Namun, ternyata tidak sama sekali. Angin malam yang menghantam tubuhnya menjadi tamparan keras bagi Keyla jika ini memang nyata. Bukan ilusi, bukan pula delusi. Sosok itu berdiri di hadapannya dengan jarak tak terlalu jauh. Keyla yakin, lelaki itu pasti tengah menyeringai puas di balik topeng sialannya itu.

Gadis itu menarik napas, upaya menahan dadanya yang amat sesak. Rintikan air hujan membasahi wajah, membuat pandangan Keyla sedikit mengabur. Ia mengusap sebelah matanya dengan tangan yang bergetar hebat. Dia ketakutan. Menahan tenggorokannya yang tercekat kuat.

"Kita bertemu lagi, kan?" tanyanya dengan suara berat. Tak terlalu jelas karena teredam hembusan angin yang semakin membabi buta. Namun suaranya menyalurkan simfoni hitam.

Berat. Kaki Keyla terasa berat bukan main, seperti ada rantai besar membelenggu seluruh tulang kakinya. Gadis itu tidak menundukkan kepalanya sedikitpun, tatapannya lurus menembus tirai hujan. Kosong.

Keyla berujar parau. "Gue nggak tau motif lo apa. Cuman apa yang lo lakuin sekarang itu tindakan tolol. Bahkan lebih dari kata pencundang."

Tak ada sahutan apapun, lelaki itu maju satu langkah membuat Keyla spontan memundurkan langkahnya juga. Gadis itu semakin merapatkan sebelah tangan ke dalam jaket, ketika matanya teredar liat memperhatikan situasi jalanan minim penerangan ini.

Ini terlalu mencekam.

Tidak ada harapan untuk meminta bantuan. Suara gemuruh hujan semakin deras menghasilkan kilatan petir menusuk ubun-ubunnya. Pepohonan besar yang berdiri kokoh bahkan nyaris terlihat tumbang saking hebatnya diterpa angin. Napas Keyla seperti tertahan di kerongkongan.

"Gue udah bilang lo bakal jadi yang selanjutnya. Sama kayak Anna. Nasib lo juga nggak bakal jauh beda di jalanan ini." Lelaki itu tersenyum mematikan. "Iya, kalian harus sama."

Gadis itu memaku. Apa katanya tadi? Anna? Siapa?

Belum sempat Keyla mencerna ucapan tersebut, dirinya terkesiap saat lelaki itu mendekat cepat lalu melayangkan tongkat besinya tanpa-aba. Begitu beringas. Dua detik sebelum dihantam, Keyla sudah melengos menjauhkan diri—sehingga bagian depan mobilnya menjadi objek utama pukulan lelaki itu hingga menghasilkan kerusakan.

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Where stories live. Discover now