BAB 51 : Kelabu

55.1K 6.6K 2.1K
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Happy reading! ❤

***

❝Sekalipun yang kamu lakukan selama ini adalah kepura-puraan, saya akan tetap berterima kasih karena pernah membahagiakan saya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sekalipun yang kamu lakukan selama ini adalah kepura-puraan, saya akan tetap berterima kasih karena pernah membahagiakan saya.❞ —Hei, Bodyguard!

***

Author Pov

Kaivan tersenyum miris. "Gue lebih kasian sama Keyla, disukain sama dua cowok nggak bermoral kayak kita."

Rayyan tak menyahut, ia bahkan terlihat tak peduli dengan ucapan Kaivan. "Dia mau dibunuh."

Kaivan sontak mendongak. Sekelibat percakapan yang ia simak di kantin kemarin siang membuatnya paham, walaupun Rayyan baru mengatakan tiga kata saja. "Jadi, bener yang gue denger omongan Franda di sekolah, Keyla ada yang mau nyelakain?"

"Bukan mau, tapi udah. Dia target pembunuhan sekarang," balas Rayyan sembari melirik singkat pada Kaivan, lelaki itu meletakan gelang hitam miliknya di atas meja. "Orangnya pakai gelang buatan Anna, yang kayak gini."

"Lah, orangnya elo dong?" tanya Kaivan spontan berhasil membuat Rayyan melempar sedotan ke arahnya.

"Nggak usah goblok deh lo! Yang punya gelang buatan Anna bukan cuman gue doang. Gue emang brengsek, tapi nggak mungkin nyiksa cewek gue sendiri!"

"Lo belum jadian sama dia! Nggak usah ngaku-ngaku!" Kaivan protes, agak risih jika membahas tentang satu hal ini. "Keyla masih bisa gue tikung!"

"Gelud, Kai!" titah Rayyan.

Kaivan maju. "Ayokkkk!"

Meskipun menantang, tetapi antara keduanya tidak ada yang benar-benar menghajar. Tak lebih dari sebatas ucapan tanpa tindakan. Memundurkan langkah ke belakang, Kaivan berdeham seraya menyungar rambutnya dengan kesan cool. "Ekhem, balik lagi ke topik. Kenapa lo nggak ngasih tau gue kalau Keyla diincer sama orang misterius?"

"Siapa suruh cemburu sampe ngamuk terus musuhan," kata Rayyan datar. "Ketinggalan info kan lo."

Kaivan ingin protes, namun urung karena ia merasa jika itu memang kesalahannya. Terlalu cepat menjaga jarak, sampai tidak tahu apa saja yang sudah ia lewatkan. Lelaki itu kembali mendekat dan duduk di samping Rayyan. "Motifnya apa, Yan?"

Rayyan tak merespons, sebelah tangannya terulur memberikan secarik kertas putih pada Kaivan. Lelaki itu menerimanya tanpa banyak kata, ia mengernyit heran. "Clock password?" 

Rayyan mengangguk, itu adalah surat berbentuk sandi yang sering dikirim ke rumah Keyla bersama bunga mawar layu. Sesuatu yang tak pernah lelaki itu kasih tahu pada siapapun, kecuali pada Kaivan hari ini. "Itu surat buat gue, makanya sengaja dikirim pakek sandi, biar Keyla nggak ngerti bacanya."

HEI, BODYGUARD! (A Secret) ✔Where stories live. Discover now