1. Rajawali Ken Ahansa

1.3K 101 281
                                    

"Anak tidak berguna, kamu hanya bisa mempermalukan keluarga saja!" bentak laki-laki paruh baya.

"Aku tidak pernah minta dilahirkan untuk menjadi anak Ayah dikeluarga ini," jawab Rajawali tak kalah sengit dari ayahnya.

"Dasar tidak tau diri!"

Satu tamparan keras mendarat mulus di pipi Rajawali. Dia hanya diam saat diperlakukan kasar.

"Kamu itu disekolahkan agar menjadi benar, bukan brutal seperti ini! Kamu pikir Ayah tidak malu, terus-terusan dipanggil ke sekolah, hah?!" Ayahnya mencengkram erat kedua pipi Rajawali. "Cuma gara-gara tindakkan bodoh kamu yang tidak berguna, Ayah dipermalukan berkali-kali!" ucapnya lagi dengan kesal.

"Udah ngomongnya?" tanya Rajawali dengan santai. Jika ada teman-temannya pasti akan mengatai Rajawali, "Songong banget tuh bocah, lagi keadaan kayak gini aja masih bisa masang muka santai."

"Seperti ini, cara kamu berbicara sama orangtua?! Benar-benar anak tidak tau diuntung!" Ayahnya melepaskan cengkraman itu dengan kasar. "Dasar ...."

"Apa? Mau bilang dasar anak tidak berguna?" tanya Rajawali seperti menantang. "Lebih baik tampar aku aja, Yah, sampai puas! Raja bosen dikatai itu terus. Ayah pikir aku gak sakit hati selalu gituin?"

Dengan gerakkan cepat, Ayah Rajawali menamparnya lagi dengan keras, penuh emosi. "Sudah. Itu, kan, yang kamu minta? Ayah kurang baik apalagi? Semua yang kamu minta selalu dituruti, kan?!"

Ya. Ayah Rajawali terlalu baik, sampai-sampai anaknya minta ditampar pun akan dituruti. Rajawali tersenyum miring atas kejadian yang baru saja dia alami.

Tidak sampai di situ. Ayahnya melempar gelas kaca tepat di depan Rajawali, hingga serpihan kaca itu mengenai tangan dan pipinya. Darah mengalir begitu saja, namun Rajawali hanya diam mematung seperti tidak merasakan sakit.

Tak selang lama, ayahnya memegang cambuk lalu melesatkan pada punggung Rajawali berkali-kali, hingga sang empu mengaduh kesakitan. Ayahnya tidak menghiraukan rintihan sakit Rajawali, dia terus mencambuk anaknya tanpa ampun sambil melontarkan kata-kata kasar, lebih tepatnya menyakitkan hati.

Serasa mungkin sudah cukup menganiaya anaknya, laki-laki paruh baya itu yang tak lain adalah ayahnya, melenggang pergi dengan melempar cambuk ke arah guci-guci yang terbaris rapi, hingga semua pecah dan menimbulkan suara sangat keras.

Rajawali Ken Ahansa. Panggil saja Rajawali, atau lebih mudah, Raja. Ketua Geng Regaz. Geng yang berisikan anak-anak nakal, tetapi mereka selalu menolong orang-orang yang tertindas. Anggotanya adalah anak-anak kelas X, XI, dan XII. Meski Rajawali masih kelas XI tapi dia dipilih sebagai ketua Regaz. Kakak kelasnya tidak keberatan malah sangat menghormati, karena mereka semua tahu yang memilih itu bukan anggota. Sebaliknya dengan Rajawali, dia memperlakukan kakak kelasnya dengan baik dan sopan. Tetapi, anggota Regaz bukan hanya di sekolah. Masih tersimpan banyak anggota di luarnya.

Sikap baik Rajawali yang membuat dia disayangi oleh teman-temannya. Saat temannya susah dia selalu membantu, tanpa mau mendapat imbalan. Dibalik kelakuan nakalnya selama ini, tersimpan sejuta rahasia yang belum semua orang tahu.

Meski Regaz terkenal di SMA Perwira sebagai geng yang rusuh, tetapi justru beberapa anak-anak cerdas ikut bergabung. Dan itu yang membuat banyak guru uring-uringan. Mereka heran, kenapa siswa-siswa pintarnya mau bergabung dengan geng yang tidak baik dan tidak bermanfaat itu?

Menurut pengakuan salah satu siswa yang pernah ditanya guru. Katanya dia betah, karena merasa mendapat keluarga baru yang sangat menyanyanginya. Tidak ada perbedaan di dalamnya. Anak yang miskin atau kaya, akan diperlakukan sama. Regaz sumber semangat sekolah. Apalagi dengan ketua yang baik berhati malaikat, meski sering melanggar peraturan, dan membuat onar di sekolah.

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang