Sebelum Selamanya

297 5 4
                                    

Banyak hal yang sudah terjadi setelah beberapa hari. Setelah perginya Rafif, perlahan Afkar mengambil kembali tempat yang pernah ada. Persahabatan dan mungkin perasaan lebih dari itu telah tumbuh di dalamnya.

"Terimakasih Nia sudah pulang, kamu pulang dan mengisi tempat yang sudah lama kamu tinggalkan." Ucap Musda saat mereka sedang jalan bertiga.

"Aku yang seharusnya terimakasih sama kalian, karena kalian masih menyimpan tempat itu. Meskipun kabar yang kalian dengar, harusnya aku tidak kembali."

"Ih, apa-apaan. Kamu tau gak, kita nggak pernah lengkap tanpa kamu. Ibaratnya yah, kamu itu seperti air yang datang saat kering. Kamu jadi penyelamat keadaan yang gak baik-baik aja setelah kamu pergi."

Kara tersenyum.

"Tetap di sini Nia, selamanya di sini dan jangan merubah apapun yang sudah utuh ini." Akhirnya Afkar ikut pembicaraan.

Kara sedikit menarik nafas, "tapi nyatanya ini nggak sama seperti sebelum lima tahun lalu, ada yang pernah aku tinggalin di sini. Ada cerita yang tidak melibatkan aku selama lima tahun. Kalian ngerti kan maksud aku?"

"Selama lima tahun itu, kamu juga punya cerita yang tidak melibatkan aku sama Musda. Aku tau, arah pembicaraan kamu kemana. Tapi yang mau aku bilang sama kamu, bukan tentang seberapa jauh kamu pergi dan sama siapa kamu di sana, yang harus kamu ingat adalah, kamu harus pulang, dan sini tempat kamu pulang."

"Bener apa yang dibilang Afkar, yang penting itu pulangnya kamu. Kita juga nggak minta kamu lupain cerita lima tahun itu, kamu di sini terus aja. Janji kita bareng-bareng lagi kayak dulu. Kamu tetep jadi Nia yang dulu. Berhenti jadi Nia yang pemarah, yang benci keadaan yang dia tinggalkan. Nia yang aku kenal nggak kasar, dia orang yang paling kuat."

"Aku janji sama kamu, aku nggak akan pernah ngecewain kamu. Aku akan selalu jadi orang yang lebih kokoh dari siapapun untuk jadi tempat kamu sandar. Akan aku pastikan kita akan jadi cerita terbaik untuk selamanya."

Kara terdiam, tidak tau apa yang akan ia katakan.

"Nia, aku janji sama kamu kalau aku akan jadi seperti yang kamu bayangkan. Aku akan jadi orang yang tidak akan pernah kecewakan kamu."

"Nia, kamu setuju kan kita sama-sama. Kita bangun masa depan kita sama-sama. Selamanya yang ada itu kita."

Akhirnya Kara tersenyum, sebagai jawabannya. Tapi ada tapi setelah senyum itu.

"Nggak ada yang tau tentang takdir kita ke depannya. Sebelum selamanya, kita jalanin aja dulu yang sekarang. Apapun yang terjadi nanti, kita ikutin aja. Sebelum selamanya, masih ada ribuan hari yang harus kita lalui."

Kesepakatan untuk masa depan bersama itu terkhusus kan untuk Kara dan Afkar. Meski pada kenyataannya, mereka bertiga akan terlibat bersama untuk cerita yang panjang.

"Ada suara lain yang juga harus kamu dengar Nia, suara yang sudah lama memanggil kamu tapi entah kamu pura-pura tuli, atau hati kamu terlalu keras untuk memahami itu." Ucap Afkar lagi, tetap berjalan di belakang Kara dan Musda.

Kara berbalik sebagai isyarat tentang siapa yang Afkar maksud itu.

"Kak Ayu, tante Han, bahkan papa kamu. Kamu belum pulang ke mereka. Sudah terlalu jauh, jangan buat mereka iri sama Anggar dan Amanda yang tau lebih banyak tentang kamu. Lima tahun kalian sama-sama, tapi bukan berarti kamu bisa terus-terusan sembunyi. Kasihan mereka. Termasuk Aliya, yang harus terima kamu menjauh. Sedangkan dia pasti akan lebih kamu."

"Aku akan coba memperbaiki semuanya. Hanya saja, aku masih perlu waktu. Kamu tau semuanya butuh waktu. Aku perlu waktu untuk bisa mengerti cerita yang tidak melibatkan aku."

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang