Semua Hubungan

105 4 0
                                    

*Kara POV*

Mulai sekarang aku harus bisa benar-benar membagi waktu untuk sekolah dengan pekerjaanku. Semua jalanku seakan dipermudah. Setelah menyatakan aku bersedia kembali bekerja, aku sudah mendapatkan beberapa kontrak. Bahkan aku ditawarkan menjadi brand ambassador sebuah produk yang akan diluncurkan di bulan Agustus nanti. Ajang Putri Belia 2018 memang benar-benar menguntungkanku, dengan begini aku yakin akan bisa membawa mama berobat hanya dalam beberapa bulan.

"Bagaimana keadaan mama?" Tanya kak Anggar saat aku berpapasan dengannya saat akan menuju kantin.

"Masih di rawat, tapi katanya udah baikan. Rencananya setelah olimpiade ini aku mau jenguk mama dulu."

Kak Anggar memutar langkahnya mengikutiku menuju kantin.

"Kamu beneran mau kerja?"

"Iya, aku sudah dapat beberapa tawaran. Beberapa sudah tanda tangan kontrak. Dengan begini, aku yakin akan bisa bawa mama berobat ke China."

"Ya udah, kalau mau kemana-mana bilang aku, nanti yang antar kamu."

"Siap boss." Aku memberikan hormat pada kak Anggar.

*Author POV*

Seperti biasa, Kara selalu membawa bekal. Mereka berdua tetap duduk di tempat yang sama seperti setiap harinya di kantin. Entah kenapa tempat itu selalu kosong setiap kali akan berkumpul di kantin.

Tidak lama Afkar dan Amanda menyusul mereka. Amanda langsung mengambil tempat di samping Kara.

"Aduh-aduh, makin lengket aja yang baru ketemu lagi." Anggar mengejek Amanda.

"Sirik aja. Kan aku kangen sama my beloved sister." Jawab Amanda.

"Uhhh, makin sanyang aku tuh sama kamu." Ucap Kara menyandarkan kepalanya di bahu Amanda.

"Eh, Musda mana nih. Kok hilang?" Anggar memperhatikan di samping Afkar.

"Lagi ke belakang dulu." Jawab Kara.

"Eh,eh, siapa tuh cogan yang nganterin bekal buat Ayu. Wah kalo gue bakalan ngamuk tuh cewe gue sama cowo lain, gue labrak cogannya." Rafif datang dan mengambil tempat duduk tepat di depan Kara.

"Sejak kapan kakak jadi suka cogan. Belok nih kak Rafif, rusak, rusak." Ucap Amada.

"Apaan, enggak, enggak. Orang tadi gue ngejek Anggar." Bantah Rafif atas ejekan Amanda.

"Apa-apaan duduk di situ, pindah lo pindah." Tunjuk Anggar pada Rafif.

"Sewot lo, gue mau duduk di depan cewe gue."

"Nggak ada duduk-dudukan depan Kara, nggak ada. Pindah lo sekarang, duduk di depan Afkar. Pindah sekarang, apa butuh gue tendang biar pindah?" Anggar semakin tegas meminta Rafif pindah tempat duduk.

"Emang kenapa sih sampe lo maksa gitu?" Tanya Rafif.

Anggar berdiri menyeret Rafif pindah ke tempat duduk di samping Amanda. Setelah itu Anggar menjemput Ayu yang baru saja ditinggal oleh Arham dan menariknya langsung duduk di tempat Rafif tadi duduk. Tepat berhadapan dengan Kara. Sementara Anggar menarik kursi dan duduk di ujung meja menghadap Kara dan Ayu.

"Kan enak nih begini, jadi kepala rumah tangga dan duduk sama istri dan adek gue nanti." Ucap Anggar tersenyum yang langsung mendapat tatapan dari Kara dan Ayu.

"Jadi aku jadi adiknya kakak nanti gitu, bukan sekarang?" Tanya Kara dengan tampang serius yang dibuat-buat.

"Enggak, maksudnya adik dan istriku nanti. Iya kan Yu." Anggar tersenyum pada Ayu yang membuat gadis itu tersipu malu.

PulangWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu