Pertengkaran Aneh

95 4 0
                                    

*Author POV*

Saat subuh, Kara dan Ayu bangun bersamaan.

"Udah baikan kamu, nggak panas lagi?" Tanya Ayu sambil meletakkan telapak tangannya di dahi Kara.

Kara menjawab pertanyaan Ayu dengan anggukan.

"Kamu mau sekolah?" Tanya Ayu yang kembali dijawab anggukan oleh Kara.

Entah kemana, Ayu berjalan ke luar kamarnya meninggalkan Kara. Tidak lama ia kembali.

"Kamu subuhan dulu, setelah itu kamu mandi, nanti pulangnya diantar supir."

"Subuhan aja kak, aku nanti siap-siapnya di rumah."

Benar saja, usai shalat subuh, Ayu mengantar Kara turun. Yang ternyata sudah ditunggu oleh Arham di ruang tamu.

"Pulang sekarang?" tanyanya.

Kara memandangi Ayu dengan penuh tanda Tanya, sampai akhirnya Ayu menjawab pertanyaan yang tak terucap oleh Kara.

"Tadi aku mau minta tolong sama supir buat nganter kamu pulang, tapi Arham bilang biar dia aja. Lagian dia juga udah siap, yaudah aku iyain aja."

Baru beberapa langkah, Kara dan Arham berhenti mendengar panggilan dari arah dapur.

"Ini, sarapan sama bekal makan siang untuk kalian." Hana memberikan masing-masing satu tentengan untuk Kara dan Arham yang berisi masing-masing dua kotak.

"Makasih tan." Kara ikut Arham mencium tangan Hana.

Jika biasanya Arham kemana-mana naik motor, kali ini ia berangkat menggunakan mobil. Mengingat barang bawaan Kara selepas acara cukup banyak dan udara dingin subuh yang mungkin saja bisa membuat Kara kembali sakit.

Setelah tiba, Arham ikut turun dan membawa tas Kara masuk ke dalam rumahnya.

"Aku tunggu kamu di sini." Wajah Arham tidak menunjukkan persahabatan, membuat Kara takut untuk menolak.

Kara mengangguk lalu meninggalkan Arham di ruang tamu. Setelah Kara siap, ia menemukan Arham sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

"Mau sarapan di sini dulu?" Tanya Kara.

"Ya udah ayo." Arham berdiri lalu mengikuti Kara menuju meja makan.

Mereka sarapan dengan bekal yang sudah disipakan Hana. Pembantu rumah Kara hanya menyiapkan dua gelas susu hangat untuk keduanya.

* * *

Kara tiab di sekolahnya dan langsung menunggu di Mushola. Terlihat sekolah masih sepi, pembelajaran sudah tidak ada lagi. Agenda bagi siswa-siswi hari ini adalah pembukaan porseni.

"Wetss, udah datang, udah baikan kamu?" Amanda langsung duduk di samping Kara.

"Udah dong. Maaf ya nggak datang semalam."

"Udah nggak apa-apa, sehatnya kamu lebih penting. Lagian kak Ayu juga sudah cerita semua."

Kara celingak-celinguk mencari seseorang.

"Pacar kamu datangnya siang, nggak usah kangen." Ejek Amanda.

"Emang kak Rafif kenapa datang siang?" Kara penasaran.

"Hm, dia lagi ada urusan katanya."

Sebelum pukul tuju, para peserta olimpiade sudah berkumpul di mushola, kecuali Rafif tentunya. Lama belajar, banyak dari mereka yang memilih berbaring dan malas-malasan. Namun beberapa dari mereka malah asik memperhatikan Amanda dan Kara yang tidak berhenti saling mengusili.

Kadang saling memunggungi untuk bersandar, atau saling manja-manjaan dengan dengan Kara yang menyandarkan kepalanya di kepala Amanda. Sampai mata mereka sama-sama terpejam, tapi Amanda tidak benar-benar tidur.

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang