Day 28 - 2019 - Riddle

64 17 2
                                    

Tema : Buat teka-teki dengan kata Bolpen

"Teka-tekinya, cuma itu aja?" Yufa tampak tak yakin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Teka-tekinya, cuma itu aja?" Yufa tampak tak yakin.

Yura menunduk dan kembali membaca.

Setelah sepertiga waktu penyu menahan napas, kalajengking pun muncul melawan pesaingnya. Dua dunia tak akan bertemu, bahkan aktris pun menunduk kala tirai diturunkan.


Seperti bolpen kala menulis, tataplah ke arah balon gas meliuk, empat puluh langkah, selesailah sudah.

"Tadi, bolpennya nggak ada, Kak!" Yuusha mengajukan protes keras. "Lagian ejaannya kok aneh. Harusnya kan bolpoin."

"Ejaan djadoel kali!" Yufa mengangkat bahu.

Yura melebarkan senyuman pasrah. "Sorry, khilaf." Ia terkekeh. "Mungkin tandanya aku laper. Udah jam satu, kita belum makan siang."

Yufa terkekeh. "Jadi mau makan dulu, apa lanjut dulu?"

"Lanjut aja. Kayaknya tinggal empat puluh langkah lagi." Yura mengedarkan pendangan ke sekeliling. "Masalahnya ke kanan apa ke kiri?"

Ketiganya mengamati sekeliling. Di hadapan mereka ada pasir isap. Jelas bukanlah pilihan untuk dilangkahi. Tinggal harus ke rimbun semak di kiri, atau ke dekat suara gemercik sungai di kanan.

"Yuusha rasa kalimat itu semua berpadu, menunjukkan arah." Si Bungsu celangak-celinguk khawatir. "Kalajengking melawan pesaingnya, bukan nyuruh kita ngelawan kalajengking, kan?" Dia bergidik.

Yufa menggeleng. "Kayaknya bukan. Soalnya, kata dua dunia tidak akan bertemu kayaknya nunjukin lokasi si kalajengking yang nggak bertemu di dua alam. Hewan sungai dan daratkah? Tapi apa?"

"Kiamat."

"Apa?" Yufa mengerutkan kening mendengar satu kata yang terlontar dari mulut kakaknya.

"Aktres pun tunduk ketika tirai diturunkan. Tirai turun adalah akhir petunjukan. Akhir dunia peran di mana aktres adalah penghuninya." Tanpa diminta Yura langsung menjelaskan.

"Berarti kalajengking ini berhubungan dengan sesuatu yang nggaj akan berubah sampai kiamat datang?" Yuusha menyilangkan tangan di depan dada.

Yura mengangguk. Namun, kebingungan masih terpancar jelas di matanya. "Aku masih nggak paham soal bolpoin menulis dan balon. Apa menunjukkan tinta? Goresan? Ringan?"

"Ke atas." Yufa mengangguk senang. "Kalau nulis pakai bolpoin, kan harus diarahkan tegak ke atas. Balon gas kalau meliuk, artinya dia sedang terbang bebas ke atas."

"KALAJENGKING DI LANGIT!!" seru ketiganya kompak.

Tawa membahana langsung terdengar saling bersahutan.

"Karena yang diminta lawannya yang tidak akan penah bertemu pada dua dunia, artinya lawan bintang scorpio adalah ...." Yufa berusaha mengingat-ingat.

"Orion. Rasi bintang Waluku." Yura mengeluarkan ponsel cerdasnya. "Ada aplikasi untuk melihat lokasi bintang, terutama jika hari masih siang. Namanya Stellarium." Mata lebarnya mengamati hasil pembacaan di aplikasi.

Yuusha berusaha mengintip dengan sedikit melompat-lompat mengingat tinggi badannya belum cukup ketika Yura sedikit mengangkat gawainya sejajar wajah.

"Ke sana!"

Mata ketiganya langsung menuju ke satu titik yang sama.

Mata ketiganya langsung menuju ke satu titik yang sama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bolpennya terpaksa nyelip wakakakakka

Vide et Crede x 30 DWC 2019Where stories live. Discover now