Ciptakan cerita dari emoji.
Fanfic : Ultraman Gaia
Character : Gamu Takayama dan Hiroya FujimiyaHiroya masih mempertahankan sambungan komunikasi Gamu melalui saluran pribadi di GUARD meski wajahnya sama sekali tak terlihat senang.
"Monster cacing ungu mulai memasuki kota, Fujimiya! Aku butuh bantuanmu." Gamu masih mengulangi permintaannya.
Hiroya Fujimiya masih diam.
"Kumohon, aku butuh kekuatan Agul." Suara debasan terdengar di seberang.
"Apa untungnya buatku?"
Mendengar kalimat itu, Gamu merasakan telinganya memanas. "Apa maksudmu? Ini bukan demi kita, tapi demi kedamaian dunia. Apa kau tega membiarkan dunia hancur?!"
"Mungkin itu memang yang terbaik." Hiroya memandang nanar ke arah televisi. Hawa kebencian menguar saat melihat bagaimana monster cacing ungu diperlakukan kasar dan ditembaki tanpa ampun. Padahal, bisa saja ia hanya tersesat ke bumi.
Namun, penghuni bumi begitu nafsi dan tak pernah mau peduli pada nasib para monster yang mereka bunuh. Sekarang, Gamu Takayama alias Ultraman Gaia meminta bantuannya? Jangan mimpi!
"Berita mendesak! Salah satu reporter kami, Reiko Yoshii yang tengah menaiki mobil pemadam kebakaran untuk meliput, ikut terangkat ke udara oleh monster cacing dengan telekinesis bersama beberapa kendaraan lainnya."
Mata Hiroya terbeliak. Pria itu langsung bangkit dari duduknya dan mengangkat tangan kanannya. Alat perubah langsung mengembangkan sayapnya bersamaan nyala biru yang menyilaukan.
"Fujimiya?" Gamu tak lagi mendengar suara di seberang.
"Berita terbaru, Ultraman Biru ternyata datang lagi! Apa kali ini ia akan kembali menyelamatkan bumi?"
Gamu pun tersenyum.
29 Agustus 18
Wkakakkakakkaka selesai wakakakakkakakakakakInnalilahi ceritanya. Sungkem pada adindaku PuspitaHassei karena telah menistakan karakter kesukaannya.
Aku ngecap seingetnya. Namanya aja udah lupaaaa. Semoga nggak salah.
Nafsi : Sifat mementingkan diri sendiri (bukan typo dari nafsu, ya!)
Besok hari terakhir 30DWC! Semoga tetap nggak bolong
#30DWC
#NPC2301#AlumniKabolMenulis
#BerbagiKosaKata
YOU ARE READING
Vide et Crede x 30 DWC 2019
Short StoryJika asa menjadi renjana Langkah tenang menderap angan Di sini ada hati menjejak Terdengar elegi rasa sesak Setiap hari adalah mimpi Pun kisah tak tertuang di benak Saat kepedihan mengaliri jemari Batu kerikil pun bagai perak Wahai penikmat kata Tut...