Day 4 - 2019 - Hitungan Mundur

65 14 3
                                    

Tema : Hitungan Mundur

PLEASE LAH GA USAH BACA! wakakak Absurd akuuuut!
Hush Hush....

Yura baru saja hendak membaca kalimat berikutnya ketika petir menyambar kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yura baru saja hendak membaca kalimat berikutnya ketika petir menyambar kencang. Yuusha langsung meringkuk ketakutan. Yufa sigap dan mendekap adikny penuh kasih.

"Ssst, Kakak ada di sini. Kita baca doa sama-sama," bisik Yufa sembari membelai pucuk kepala adiknya berulang. Sejak kecil, Yuusha adalah yang paling takut dengan suara guntur dan kilat yang menyala. Dia selalu gemetar setiap kali ada hujan badai. Yufa-lah yang paling sabar untuk menemaninya hingga hujan berhenti.

Langit terlihat murka dengan gulungan awan hitam yang pekat. Cahaya matahari pukul dua belas siang bahkan tak sanggup menembusnya.

Dengan cekatan Yura segera keluar tenda dan memastikan semua tali yang terpancang di tanah cukup kukuh untuk menahan badai. Tenda yang mereka pakai sudah teruji tahan air dan kuat. Hadiah dari Papa karena dirinya berhasil menjuarai pertandingan silat tingkat provinsi Jawa Barat tahun lalu.

 Hadiah dari Papa karena dirinya berhasil menjuarai pertandingan silat tingkat provinsi Jawa Barat tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"InsyaAllah aman." Yura tersenyum dan menyalakan lampu cadangan. Cahaya putihnya berpendar di dalam tenda warna merah itu.

Ketiganya pun berdoa dengan khusyuk berharap agar hujan tak membawa petaka bagi mereka semua.

Tampaknya Tuhan mengabulkan doa ketiganya. Hujan masih turun, tetapi petir sudah berhenti menyalak di langit. Yuusha sedikit mengendurkan pegangannya pada Yufa.

"Daripada bengong, kita main gim aja, yuk!" Yura mengeluarkan kartu remi dari dalam tas.

"Kakak bawa remi?" Yufa berjengit heran. "Aku nggak mau main setanan di tengah hutan begini." Bahunya bergidik. Ia tak ingin mengatakan ia takut jika ada penampakan, karena nanti setan bisa saja muncul akibat ketakutannya.

Yura tertawa. "Kita main Solitaire aja gimana? Kan bisa sekaligus main bersama."

Yuusha tampak kebingungan. Kecuali setanan, dia tak mengerti cara main kartu remi sama sekali.

Yura mulai memisahkan tiga kartu as dan menjajarkannya di atas. Kemudian dia mengocok sisanya dan meletakkan 7 kartu berjajar. Yang paling kanan terdiri atas tujuh kartu disusun ke bawah dan semakin berkurang ketika bergerak ke kiri. Sisanya diletakkan di sudut kanan atas.

"Intinya kita harus mengurutkan kartu dari As sampe King

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Intinya kita harus mengurutkan kartu dari As sampe King." Yura menjelaskan.

Dibukanya tujuh kartu yang teratas.

"Taktiknya, justru kita harus mengurutkan terbalik. Dari King sampai angka tiga. Soalnya angka dua langsung naik ke atas." Yura menunjuk jajaran kartu As.

" Yura menunjuk jajaran kartu As

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menarik, Kak. Tapi gimana tandingnya?" Yuusha kebingungan.

Yura menggeleng. "Kita nggak bertanding. Kita justru kerja sama untuk memenangkan satu ronde. Yah, anggap aja latihan kekompakan sebelum pencarian harta karun dimulai."

Tawa berderai terdengar. Alasan Yura bisa dibilang absurd luar biasa. Namun, dengan melatih daya pikir dan strategi memainkan solitaire, mungkin bisa membuat ketiganya memecahkan teka-teki dengan mudah.

Yah ... Siapa tahu saja, kan?

Permainan pun dimulai. Yura dan Yufa sengaja mengalah dan membiarkan Yuusha memegang kendali. Dengan terfokus mengurutkan K, Q, J, 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3 di bawah, membuat anak laki-laki itu lupa akan ketakutannya terhadap hujan.

Kadang, ketakutan hadir karena kita terlalu tenggelam dalam pikiran buruk yang belum tentu terjadi. Saat otak dipaksa berpikir hal lain, maka ketakutan itu sedikit menepi.

Yuusha pun kini bisa tertawa kala berhasil mengurutkan kartu hati secara lengkap.

Ketiganya tampak tertawa bersama sembari menanti redanya hujan.

Ketiganya tampak tertawa bersama sembari menanti redanya hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 Nov 2019
Wassalam wakakakakka.
Anak2ku kalau baca bakalan nangis ini

Vide et Crede x 30 DWC 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang