Day 6 - 2019 - Petualangan Langit

60 13 6
                                    

Tema : Space Opera
https://tvtropes.org/pmwiki/pmwiki.php/SoYouWantTo/WriteASpaceOpera

Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh....

Typo ga dicek. Read by your own risk.

 Yura menatap ke arah bintang yang berkelip dengan indah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yura menatap ke arah bintang yang berkelip dengan indah. Adik-adiknya sudah tidur sedari tadi. Namun, dia tak juga bisa beristirahat. Jantungnya berdebar penuh semangat. Alih-alih membayangkan besarnya harta yang akan diperolehnya, pemuda itu lebih tertarik pada pengalaman apa yang akan mereka bertiga jalani nanti.

Tiba-tiba tanah berguncang keras. Yura merasa kepalanya pusing ketika goyangan semakin intens dan kuat.

"Yufa! Yuusha! Bangun! Ada gempa!" Yura berusaha sekuat tenaga membangunkan kedua adiknya.

Yufa tersadar lebih dahulu. Tergeragap dia bangkit dan langsung menyambar tasnya. Dia membuka pintu tenda berharap bisa keluar secepatnya.

Tubuhnya membeku.

"Selamat datang wahai penyelamat semesta." Suara halus terdengar syahdu.

Semua guncangan tiba-tiba berhenti. Yura menyusul Yufa sembari menggendong Yuusha yang entah mengapa belum bisa dibangunkan dari tidurnya.

Bagian luar tenda telah berubah. Tiada tanah, danau, ataupun pepohonan. Hanya ada kerlip lampu, panel listrik dan lantai yang dingin di bawah kulit.

"A-apa ini?" Yura bersikap waspada. Meminta Yufa mengambil alih Yuusha dan menyuruhnya berdiri di belakang.

"Tidak perlu takut wahai tiga penyelamat semesta. Aku Slyifearth. Putri dari planet ₩a※ti○h atau kalian sebut Gliese 163C. Aku ditugaskan untuk membimbing kalian mengalahkan Phantom yang sudah meledakkan planet Gliese lainnya."

Yura nyaris tak berkedip. Mulutnya ternganga menatap perempuan yang mungkin seusianya itu. Gadis cantik dengan gaun oranye cerah dan rambut ikal pirang sepanjang pinggul. Mahkota cahaya seolah melayang di atas kepalanya. Bibir ranum kemerahan dan mata lebar dengan iris jingga yang mendebarkan.

"Kami mohon bantuan agar Anda menggunakan kekuatan untuk membebaskan semesta dari Phantom."

Yura mengibaskan tangannya. "Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Kami cuma manusia bumi biasa." Pemuda itu masih menyangka semua ini hanyalah tipuan leluconsalah satu Youtubers. Namun, ketika sang putri bergerak dan mengibaskan tangannya, Yura tahu, gadis itu tidak sedang tidak main-main.

"Ini pesawat angkasa yang kita semua naiki saat ini. Pesawat perang terbaik yang kami miliki." Semburat cahaya muncul dari telapak tangan Slyifearth dan membias ke dinding. Sebuah kapal perang langit yang besar dan berkerlap-kerlip. "Tujuan kita sederhana. Mengambil pedang legendaris yang ada di planet Quaoar."

"Kenapa harus kami?" Yufa akhirnya menurunkan Yuusha dan membiarkan adiknya yang memiliki daya tahan untuk tidur di mana pun dalam kondisi apapun itu kembali mendengkur pelan.

Vide et Crede x 30 DWC 2019Where stories live. Discover now