Jika asa menjadi renjana
Langkah tenang menderap angan
Di sini ada hati menjejak
Terdengar elegi rasa sesak
Setiap hari adalah mimpi
Pun kisah tak tertuang di benak
Saat kepedihan mengaliri jemari
Batu kerikil pun bagai perak
Wahai penikmat kata
Tut...
Year from 4 digits my phone number 0812-12-707-424
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
7424
"Bajingan!" Pria berambut cokelat panjang kembali memuntahkan darah dari mulutnya dan terbatuk.
Sayang, umpatan itu tak begitu terdengar di tengah bising hover board petugas keamanan malam yang melayang rendah di sekelilingnya.
"Anda ternyata lebih licik dari yang kukira." Pria itu kembali bicara setelah berhasil menguasai batuknya.
Sesosok pria bertubuh tegap berjalan mendekat dengan anggun. Baju yang dikenakan berwarna perak, senada dengan rambutnya. Mata emasnya berkilat penuh ambisi, tapi senyum kepuasan tak lekang kala mulai bicara, "Kau pikir dengan cara apa aku membuat dunia sempurna seperti ini?"
Pria berambut cokelat mengedarkan pandangan ke sekeliling. Dunia di sekitarnya terlihat sempurna. Android berbentuk manusia sudah merupakan hal umum. Tidak pernah ada sampah keluar dari tempatnya. Udara bersih karena setiap hari, mesin-mesin raksasa mengubah semua partikel udara menjadi oksigen segar.
Awalnya ia memuja pemimpin dunia ini. Seseorang yang mampu menciptakan tatanan hidup yang begitu sempurna. Ternyata manusia sempurna memang tidak pernah ada.
"Kenapa kau begitu kejam?" Pria berambut cokelat menatap nanar.
Tawa pria berambut perak tertawa keras. "Kau pikir menciptakan dunia yang begini luar biasa tidak perlu modal? Aku sudah mampu menciptakan alat untuk pindah ke dimensi lain. Apa salahnya jika aku menjajah mereka demi kebahagiaan kita?"
"Lalu kami?" Pria berlumur darah itu menatap mayat teman-temannya di sekelilingnya. Mereka dibantai hanya karena mengetahui sedikit rahasia kelam pemerintah.
"Aku tak suka jika ada orang ikut campur urusanku. Apalagi sampai berkata sok tahu tentang pembersihan yang kulakukan!" Nadanya meninggi.
"Kami hanya mempertanyakan pembunuhan yang Anda lakukan?!"
Tiba-tiba kilatan perak terlihat sebelum penggalan kepala menggelinding jatuh ke lantai.
"Ini utopia-ku. Aku tak akan membiarkan siapa pun berani mengomentarinya."
*****
12 Agustus 18
One scene from BLOOD BEYOND THE BLUE GATE yang belom diunggah-unggah karena nggak sempet revisi
