27. Let's do it!

2K 249 14
                                    

"Kim Taehyung."

Jennie mendangak, dapati seorang laki-laki dengan jacket maroon berdiri disisi meja, tersenyum mengulurkan tangan.

Jennie balas tertawa, menggeleng mempersilahkan Taehyung untuk duduk di sebrang "Apa 'sih?"

Senyum laki-laki itu juga berubah jadi tawa renyah, mengacak surai blonde miliknya yang sedikit lepek karena hujan "Siapa tau kau lupa."

"Jadi ada apa? Tiba-tiba sekali meminta bertemu begini?" Jennie menatap Taehyung, laki-laki yang bisa dikatakan sempurna fisiknya itu dengan alis terangkat.

Taehyung memainkan kunci mobil diatas meja, memandang langit yang terlihat gelap "Ingin minta bantuan."

"Soal?"

"Wanita biasanya suka apa?"

Jennie menengak, menghela nafas dengan senyum tertahan "Sedang jatuh cinta rupanya?"

Hazel Taehyung menyipit, mood nya sedang benar-benar bagus, dia lebih banyak tertawa hari ini "Hei, jangan meledek begitu! Serius."

Jennie mengetuk jari lentiknya diatas meja kayu, memandang atap dengan kening menyerit. Udara dingin yang menembus hoodie, rintik hujan yang menemani, dan matahari yang mulai terbenam mengizinkan malam untuk menggantikan.

Ah, Jennie selalu suka suasana seperti ini. Suasana yang entah kenapa selalu mengingkatkan dirinya pada Kim Hanbin, pria misterius pencuri hatinya.

"Sesuatu yang tidak biasa?"

"Maksud mu?" Taehyung mencondongkan tubuh, berusaha lebih jelas mendengar Jennie yang seperti melirih.

"Sesuatu yang tidak laki-laki berikan pada umumnya, seperti sebuah mobil atau rumah mungkin?"

Taehyung berdecak, dari dulu kenapa jika dimintai pendapat, Jennie selalu memberi jawaban yang aneh-aneh begitu "Kalau begitu caranya, aku yang miskin."


"Jennie?"

Si pemilik nama menegak, menoleh dengan raut tak tertebak saat temukan laki-laki yang hampir seperempat hari selalu memenuhi otaknya, berdiri disisi sebelah kanan meja menatap Jennie dan Taehyung bergantian.

Taehyung mengangkat alis pada Jennie, tanyakan siapa laki-laki ini lewat sorot mata. Sebelum sempat menjawab, Jennie kedahuluan Hanbin yang meraih tangan Taehyung, berjabat tangan dengan nada bicara akrab seolah keduanya sudah saling kenal sebelum ini.

"Kim Hanbin, kekasih Jennie!"

Jennie menahan ledakan tawa saat raut kebingungan di wajah Taehyung timbul juga penekanan dari nada bicara Hanbin. Tidak percaya kalau Hanbin serius cemburu pada laki-laki di depannya ini?

"Hei santai saja, aku bukannya mau merebut wanitamu kok."

Taehyung berlagak seolah menolak, berusaha tidak menertawakan Hanbin yang masih berdiri canggung mengusap tengkuk, tangan kirinya masih memegang choco cone yang mulai meleleh jatuh mengenai tangannya.

"Yasudah kalau begitu, nanti aku cari ide. Sepertinya bertanya pada beberapa perempuan lain tidak masalah, daripada mengikuti saran mu yang malah membuat semakin buntu."

Taehyung memilih berdiri merapihkan pakaiannya, buat Hanbin yang belum kunjung duduk mengerut alis protes "Hei, aku baru datang?"

"Lalu kenapa? Aku tidak ingin ya jadi seperti tembok diantara kalian yang sedang pacaran. Sumpah, gerah."

Jennie tertawa diikuti Hanbin yang hanya menarik sedikit garis senyum. Berbisik dengan suara keras, menepuk pundak kanan Hanbin sok akrab "Hati-hati man, Jennie kadang berbahaya."

Sebelum sempat Jennie menimpuk laki-laki bersuara bariton khas itu dengan sepatu, Ia lebih memilih berlari dengan tawa menghiasi wajah tampannya. Menembus rintik hujan yang semakin lama menderas, seperti adegan yang biasa ada di drama.

"Mengikutiku, hm?"

Jennie mengangkat alis, suapan Jjangmyeon berhasil masuk ke dalam mulutnya tepat saat Hanbin duduk dibangku yang sebelumnya Taehyung duduki "Percaya diri sekali."

Jennie merotasikan bola mata, menyadari satu hal "Loh, Jinhwan Oppa kemana? Tadi bukannya ikut bersama mu?"

Sebenarnya, sebelum ini Hanbin tidak ingin menemui Jennie. Tapi Jinhwan memaksa, berkata bahwa Hanbin perlu bertanya setidaknya dengan cara baik-baik. Dan Hanbin setuju, dengan hasutan ke Jinhwan untuk pulang duluan, katanya takut Jinhwan tidak nyaman jika duduk diantara mereka yang mungkin nanti akan bicarakan hal-hal sensitif "Pulang duluan."

Hening, hanya menyisakan dua orang dengan tatapan berbeda. Hanbin yang tatapannya tidak pernah terlihat menghangat, bahkan masih dingin saat menatap Jennie yang sibuk dengan makanannya "Yang tadi, siapa?"

Jennie punya ide saat dapati Hanbin yang tak bergerak sedikitpun memandangnya, diam-diam hatinya terasa hangat "Kim Taehyung? Tadinya ingin ku jadikan kandidat kekasih. Tapi lihat kau datang, tidak deh" membalas tatapan Hanbin dengan senyum juga kedipan mata "Yang ada didepan ku lebih menarik."

Hanbin memalingkan wajah, sedikit rasa panas di dadanya tiba-tiba saja menguar, berharap rona merah di pipi dan degup tak normal jantungnya tidak sampai di dengar Jennie. Menyentil kening putih si wanita pelan, buat pemiliknya memajukan bibir bagian bawah, berlagak merajuk.

"Bisa tidak usah menggemaskan terus seperti ini? Merepotkan hati orang saja!"

❄•❄

If You | Jenbin [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang