23. Seven Humans ¿?

2.5K 251 11
                                    

"Wah, sinting."

Komentar pertama datang dari bibir yang termuda, lahap sepotong dada ayam dengan saus dan keju yang meleleh melumuri seluruh bagiannya. Buat yang tertua mendelik memukul kepala bersurai hitam pekat itu "Bisa berhenti bicara kasar tidak, saat kau sedang di depan makanan?"

Jung Chanwoo—pemiliknya mengaduh sakit, meminta maaf bahwa kata-katanya barusan hanya candaan. Menenggak segelas penuh beer yang tersedia diatas meja, buat dirinya lagi-lagi menjadi bahan omelan, bukan dari Kim Jinhwan— pelaku pemukul kepalanya tadi, melainkan Koo Junhoe yang ikut menenggak beer dari gelas besar pilihannya.

"Kau bocah mana boleh minum-minum terlalu banyak!"

Saat Junhoe merebut botol kaca berisi minuman alkohol itu, Chanwoo langsung merengut malas merambet botol plastik berisi air mineral disisi sebrang meja makan milik keluarga Song "Kurang ajar!" dumelnya.

Song Yunhyeong— si tuan rumah, mengabaikan dua orang itu dengan sibuk memilihkan bagian ayam yang Kim Donghyuk— salah satu dari tiga yang termuda, inginkan. Melirik Kim Hanbin yang belum menyentuh satu dari banyaknya makanan diatas meja sama sekali, sibuk melamun bahkan sampai menganggurkan soda yang sudah kehilangan gelembung kecil digelas miliknya.

"Lalu apa Jennie bahas lagi itu?"

Tanya Yunhyeong—panggil saja begitu, dengan alis terangkat. Perhatikan Jinhwan yang sedang fokus memisahkan daging ayam dari tulang, Donghyuk yang ikut menyimak karena penasaran dengan apa jawaban Hanbin, Junhoe dan Chanwoo yang masih berdebat tentang beer, dan Bobby yang biasanya jadi orang kedua paling berisik hanya mengangkat kaki berjongkok diatas bangku menyimak juga dalam diam.

"Tidak." jawab Hanbin sekenanya.

"Syukurlah, lagian siapa suruh gegabah begitu?" timpal Jinhwan, matanya tidak melirik kemanapun selain ke piring yang berada diatas meja tepat dibawah pandangannya.

"Jadi ingat waktu itu," sahut Bobby buka suara, matanya menelisik jauh keatap langit-langit rumah yang putih bersih, mengingat bahwa dulu Kim Hanbin pernah jadi tolol seperti ini juga demi satu perempuan.

Hanbin tatap lelaki yang terhitung lebih tua darinya itu dengan malas, paling sebal ketika jiwa Bobby yang suka mengungkit-ungkit masa lalu kambuh. Dan Hanbin pun meneguhkan diri untuk tidak selalu dihantui oleh rasa dendam bertahun-tahun yang lalu itu, menyimpan semua kenangan yang telah menjadi bagian dari hidupnya lebih dari 3 tahun belakangan dimemori terdalam. Tidak mengizinkan masa lalu untuk mengambil alih, tidak juga menolak lupa masa lalu sebagai pelajaran dimasa sekarang.

"Tapi aku serius kaget loh! Saat Hanbin hyeong berani menginjak dada laki-laki itu."

Terlontar dari bibir Kim Donghyuk kali ini, laki-laki yang lebih banyak serius ketimbang bercandanya itu tersenyum mengucapkan terima kasih pada Yunhyeong yang berbaik hati memisahkan ayam-ayam lezat tadi ke piringnya, buat Chanwoo protes iri.

"Sama, untungnya tidak mati." balas Yunhyeong cuek pada Chanwoo yang menyodorkan piring padanya, berkata bahwa tidak sopan sekali pemuda itu menyuruh orang yang jelas-jelas lebih tua darinya.

"Tuhkan! Giliran Donghyuk saja diambili." Chanwoo tatap dendam Donghyuk yang memeletkan jahil lidah, menghentakkan kaki kesal "Dasar pilih kasih!" gerutunya dengan suara keras.

Yunhyeong tarik kuping pemuda bermarga Jung itu pelan, menerima piring yang Chanwoo sodorkan dengan senang hati walaupun ekspresinya dibuat-buat seakan dia tak ikhlas. Memang terkadang Chanwoo kalau bicara sebelas-dua belas dengan Hanbin—tidak pakai otak, tapi Yunhyeong tetap menyayangi adik termudanya ini "Manja."

"Wajahnya tampan tidak?" tanya Jinhwan tatap Hanbin yang bergeming masih kepikiran dan merasa bersalah saat insiden Jennie menangis karena dirinya beberapa malam yang lalu.

If You | Jenbin [√]Where stories live. Discover now