13. See me

2.3K 280 4
                                    

"Wanita itu bilang dia tunangan Hanbin 'kan?"

Ahn Nera memangku kepala dengan dua tangan, menyerit keningnya bingung. Jung Jaewon yang duduk di depannya terlihat santai menyeruput white tea, singgung senyum samar "Memang, setahuku."

"Tapi saat malam terakhir aku bertemu dia—"

"Malam saat dia mencium Hanbin?"

Goda Jaewon memotong kalimat Nera, menaikan alis dengan senyum bedebahnya, buat Ahn Nera merotasikan bola mata malas, kembali terbakar api cemburu "Bangsat!"

"Oke,... Lanjutkan."

Nera tatap Jaewon sebentar, kemudian meraih beberapa sandwich yang menganggur, melahapnya lamban "Malam itu aku tidak melihat tuh cincin kembar di jari keduanya?"

Jaewon meneguk sulit salivanya, tersenyum kecut tidak ingin terbongkar bahwa ia lebih memilih memihak Jennie Kim daripada Ahn Nera dalam hal ini "Ada. Mungkin kau tidak lihat?"

"Yang kuingat, ditangan kanan Hanbin ada dua cincin perak. Satu di ibu jari, satu lagi di jari tengah, di lengan kiri ada gelang warna merah-biru dan jam tangan, hanya itu."

"Mungkin salah satu dari dua cincin itu, kau tak pernah dikasih unjuk bentuk cincinnya seperti apa ya? Payah."

"Cincin yang dipakai si Kim Sialan itu juga berbeda, di tangan kirinya hanya ada satu cincin yang terletak di jari manis, motifnya seperti ombak, sedangkan cincin Hanbin garis horizontal."

"Detail sekali. " cibir Jaewon merespon, memandang 'Tea House' nama tempat berbau khas berbagai macam teh ini dengan mata binar. Tapi tetap saja, kecintaannya pada kopi tidak bisa diganti bahkan dengan sebuah teh yang kata orang bisa membuat candu sekalipun.

"Omong-omong bagaimana Jennie Kim? Cantik, 'kan?"

Jaewon menaikan alisnya, sedangkan Nera bergidik geli tidak setuju "Biasa saja tuh."

"Kau iri ya? Bahkan Hanbin juga pernah mengakui kok kalau Jennie lebih dibandingkan dirimu dan Min Sara."

Tajam matanya menatap Jaewon yang tertawa sumbang sambil mengibaskan tangan di depan wajahn "Hanya bercanda, seram sekali wajah mu tadi."

"Matamu belum pernah dicolok ujung high heels ya, ingin coba tidak?"

Jaewon menggeleng, bangkit dari duduk dengan mata mengitari sekeliling "Aku ke toilet sebentar."

"Kalau begitu pinjam ponselmu." tadah tangan Nera, Jaewon membuat pola kata sandi di layar, memberikan dengan senang hati.

"Jangan buka aplikasi video, awas saja jika kau berani!"

Nera menutup kedua mulut pura-pura terkejut "Kau menyimpan video mesum, ya?"

Jaewon merespon dengan jari telunjuk terangkat didepan bibirnya, segera pergi meninggalkan Nera ke toilet tak tahan tahan. Perempuan itu kini tersenyum punya arti, menatap lama kontak dengan nama yang dia cari sejak tadi, ada dibaris keenam dari abjad J. Meringis sinis saat pesan yang Ia ketik baru saja terkirim tepat ke nomor Jennie Kim. Buru-buru menghapus roomchat saat Jaewon sudah kembali dari toilet, memberikan kembali ponsel itu dengan wajah datar, seolah tidak terjadi apa-apa.

Jung Jaewon

Hai Jennie-ssi!
Akhir pekan usahakan tidak ada acara, oke? Sebenarnya Hanbin melarangku untuk memberitahumu tentang ini, tapi aku sudah sangat tidak sabar ^^

Dia mau memberikan mu kejutan! Temui dia di Hapjeong-dong jam 8 malam akhir pekan ini, jangan sampai mengecewakan dia ya, teman!

❄•❄

"Hanbin hyeong, Nera-ssi mencari mu di looby utama."

Kim Donghyuk sebagai Kepala Divisi Keamanan yang tanpa mengetuk pintu ataupun membungkuk salam, langsung masuk ke ruang CEO begitu saja. Menatap Hanbin yang mengangkat alis seolah bertanya ada urusan apa wanita itu kesini.

"Merecokimu lah, jelas sekali."

Hanbin tertawa geli, lirik pria yang usianya lebih muda satu tahun dibawahnya itu. Mendengarkan ocehan Kim Donghyuk soal bagaimana menyebalkannya Ahn Nera jika datang menerobos masuk.

Berbeda dari kebanyakan mereka yang bekerja dibawah naungan perusahaan keluarga Kim, yang jika memanggil Hanbin menggunakan embel-embel Pak, Sajangnim, atau panggilan ribet lainnya. Kim Donghyuk nyaman saja memanggil Hanbin hyeong bahkan saat didepan karyawan lain. Untuk urusan bahwa pemuda itu sahabat Hanbin, tak masuk daftar kecuali, lagipula tak pernah ada syarat karyawan perusahaan harus memanggilnya apapun asal tau sopan santun.

"Langsung suruh naik saja. Oh ya, Bobby menanyakan kenapa kau tidak ikut kemarin."

Sambil memegang gagang pintu, pemuda berkemeja hitam itu berbalik memandang Hanbin dengan wajah songong miliknya " Aku ini pekerja keras, tidak penting buang-buang waktu dengan bolos kerja hanya untuk kumpul-kumpul tidak jelas seperti itu."

Kim Hanbin balas mendelik, merotasikan bola mata mendengar Donghyuk yang makin hari makin tambah menyebalkan "Malam ini ingin mampir ke rumahku tidak? Lalisa baru pulang dari Thailand sepekan yang lalu."


"Serius?!"

Berakhir dengan si CEO yang melempar Kepala Divisi Keamanan itu untuk segera keluar menggunakan sepatu.

•❄•

Hanbin melirik Ahn Nera yang sudah duduk di sofa berjarak sepuluh kaki dari mejanya, menghela nafas lelah tidak akan menyambut baik-baik wanita itu masuk ke ruangannya jika saja satu nama yang demi Tuhan Hanbin cemaskan setiap detik tidak disebut.

"Aku... minta maaf jika selama 5 tahun ini membuatmu risih, selalu mengejar-ngejar mu, meski aku tau kau tidak akan memberiku kesempatan."

Nera melirik Hanbin yang fokus pada laptop, meski terkesan tidak di perhatikan tapi Nera tau jika Hanbin tetap mendengarkan dia bicara.

"Jangan ragu untuk mengundangku jika sudah menentukan tanggal ya? Aku akan minta maaf pada Jennie Kim soal ini, dan aku tidak akan menghentikan mu lagi."

Berhasil buat Kim Hanbin memandangnya yang tatap nanar gorden merah dibalik jendela "Tapi aku punya satu permintaan, bukan hal yang rumit, aku hanya ingin permintaan ku ini setidaknya bisa membuatku bisa ikhlas melepasmu."

Hanbin tertawa ringan, merasa wanita ini konyol dari pemilihan kata-katanya. Tapi Hanbin bersyukur, setidaknya setelah ini dia tidak akan diganggu lagi oleh manusia berbangsa alien seperti Ahn Nera.

"Akhir pekan ini, bisa minta waktu mu sebentar?"

•❄•

If You | Jenbin [√]Where stories live. Discover now