19. After 'Nightmare'

2.8K 292 4
                                    

Sekarang jam 16.13 pm, dan yang Jennie lakukan hanya berbaring disofa sambil mencemili snack, pura-pura tuli pada Raesung yang memanggilnya seperti kesetanan.

"Kau tuli atau apa 'sih?!"

Raesung datang membawa setumpuk pakaian kotor, melemparnya tepat ke atas tubuh Jennie "Brengsek!"

"Apa-apan 'sih kau ini?!"

Jennie bangun dari posisi berbaring, tatap dengki Raesung yang mengacungkan jari tengah "Detergen dimana? Kau ingin mencuci baju mu sendiri? Bagus kalau begitu!"

"Di atas mesin cuci, kalau cari apa-apa tuh pakai mata bodoh!" bentak Jennie, hampir ingin menjambak rambut Raesung Kim sampai botak.

Beberapa baju yang sudah dipakai itu Jennie singkirkan agar tidak menghalangi sofa, melempar tepat ke wajah adiknya kesal bukan main.

"Kenapa jadi aku 'sih yang mengerjakan semua pekerjaan rumah? Aku 'kan juga lelah pulang sekolah!" dumel Raesung memunguti baju yang berserakan di lantai, melemparnya kembali ke dalam keranjang.

"Ingin gantian jadi aku? Kau yang kerja, aku yang sekolah." jawab Jennie tanpa memandang Raesung, buat remaja semakin gencar memaki.

"Ya? Jennie Kim disini.."

Jawab Jennie saat panggilan Kim Hanbin terdengar dari sebrang sambungan "Kau di café?"

Jennie menyerit dalam, tumben sekali Hanbin mau basa-basi seperti ini "Dirumah nih, kenapa?"

"Buka pagarnya."

"Pagar apa?" tanya Jennie tambah bingung, matanya fokus pada reality show yang di tayangkan oleh tv.

"Pagar rumahmu, memangnya pagar mana lagi?"

Jennie menggeleng tak habis pikir "Jangan harap setelah kau bilang begitu, aku akan berlari ke depan gorden lalu mengintip apa benar kau ada di sana dan ternyata kau hanya mengerjaiku karena aku tak temukan apapun di balik pagar. Bah! Aku tidak sebodoh itu, Kim Hanbin yang sangat terhormat."

"Benar? Yasudah kalau tidak percaya, ku apakan ya dua tiket untuk ke Lotte World ini? Ah, kuberikan pada Donghyuk dan Lalisa saja deh kalau begitu."

"AKU AKAN SIAP 15 MENIT LAGI!! TUNGGU DI SANA DAN JANGAN KEMANA-MANA!"

Teriak Jennie langsung melompat turun dari sofa, meninggalkan ponsel dengan sambungan telfon belum terputus, buat Hanbin yang bersandar pada pintu mobil tertawa geli.

•❄•

Satu sumpit ramen di suap dengan kesal, berakhir dengan Jennie yang tersedak kuahnya sendiri, dengus bengis pada Hanbin yang tanpa menatapnya tersenyum simpul seakan meledek.

"Bangsat!"

"Siapa?"

"Hei! Kau bilang ingin ke Lotte World ya, tadi! Kenapa malah menyasar ke sini?"

Kim Hanbin melirik seisi kedai ramen yang mereka datangi, tak terusik ramai "Kapan aku bilang begitu?"

"Sumpah kau ini menyebalkan sekali."

"Aku bilang ingin kasih tiketnya pada Lalisa, bukan kalau kau tidak datang menemuiku, kita batal pergi kesana 'kan?" senyum sukar timbul, Hanbin mengaduk rata ramen dalam mangkuknya "Lagian memangnya aku mengajakmu kesana bersamaku?"

Satu mangkuk ukuran medium digenggam dua tangan, bibir merahnya meringis jengkel "Kalau tidak ingat aku mencintaimu, bisa kupastikan kuah panas ramen pedasku mendarat dijidatmu."

"Oke," balas Hanbin singkat, mengulum bibirnya kedalam.

Karena tatapan hampir setengah pengunjung tertuju pada mereka berdua, menggiring opini publik bahwa mereka adalah sepasang manusia dengan sebutan kata yang mungkin sensitif untuk sebagian orang, kekasih.

Hanbin mencondongkan tubuh, meraih dagu putih Jennie dengan ibu jari dan telunjuk, berbisik tepat ditelinga si gadis yang meremang "Ingat, kamu sudah jatuh cinta padaku sebegitu besar padaku. Jangan sampai membuatku kecewa jika permainanmu payah."

Jennie membalas dengan decakan kecil, menahan tengkuk Hanbin yang berusaha mundur. Mengusap bibir penuh si pria Kim bangga "Jangan lupa fakta, beberapa malam lalu kau yang duluan menyatakan cinta padaku."

"Kenapa jadi begitu menyusahkan, hm?"

Hanbin menegak puas ketika rona dipipi Jennie jelas sekali ketara, memangku dagunya dengan sebelah tangan, menggigit bibir bawahnya sendiri "Bagaimana jika kamu yang terus mengemis cinta padaku, Nyonya Kim?"

❄•❄

If You | Jenbin [√]Where stories live. Discover now