20. Hanbin with Raesung

2.4K 289 10
                                    

"Tumben."

Raesung melipat lengan kemejanya sampai siku, lengan putih tanpa otot dengan tiga gelang berbeda warna turut menghiasi, menyimpan dua tangan ke ripped jeans yang menempel pas di kakinya "Tidak sibuk, 'kan?"

Raesung Kim kembali memandang jalan malam di Gangnam-gu yang tidak pernah sepi, awalnya Raesung pikir Hanbin datang untuk menjemput Jennie, Raesung sudah percaya diri saja teriak dari dalam rumah kalau Jennie masih di café saat mendengar ketukan di pintu. Tapi ternyata, Hanbin balik berteriak kalau dia ingin ajak Raesung jalan-jalan sebentar. Yah, Raesung sih ikut saja asalkan jika dia lapar, Hanbin bersedia dengan senang hati membayar.

"Apa?"

Tanya Raesung sengaja me-loud speaker agar Hanbin bisa dengar bagaimana kejamnya Jennie jika bicara.

"Angkat pakaian yang ku jemur di belakang, langitnya gelap."

"Kan langit malam memang gelap, bangsat." decak Raesung ketus, lirik kecil Hanbin yang menoleh kesana-kesini seperti mencari sesuatu "Lagipula aku ada urusan."

"Kabur kemana kau? Sok jadi manusia paling penting sekali."

Pemuda itu melebarkan mata, pastikan nomor yang menelponnya benar-benar Jennie Kim "Sejak kapan kau perduli?"

"Kau itu masih bocah! Sok dewasa sekali kemana-mana tanpa izin, nanti kalau kau di culik dan di mutilasi preman, memangnya yang repot siapa lagi kalau bukan aku?"

"Ya, ya. Terserah mu saja, nenek lampir."

"Pulang ke rumah dulu dong untuk angkat jemuran! Nanti bajunya basah lagi kalau tiba-tiba hujan! Baru setelah itu kau lanjut main, tidak pulang kerumah lagi juga tidak masalah kok."

"Tidak mau! Enak saja menyuruhku seperti kau boss begitu!"

Raesung memasukan ponsel ke saku celana dengan raut kesal setelah sabungan diputus, merapihkan tatanan rambut yang sedikit berantakan karena terpaan angin "Hyeong betah ya, dekat-dekat dengan orang sinting seperti Jennie?"

"Sangat."

Keduanya meneruskan jalan hingga mata Raesung lapar akan tempat dengan banner besar bertuliskan 'Chocouse'. Meminta Hanbin untuk ikut masuk ke dalam tempat dengan menu yang disajikan berbahan dasar Cokelat.

"Sebetulnya aku bersyukur kemarin malam dia pergi entah kemana. Kau tau hyeong? Aku selalu jadi babu jika dia ada dirumah."

"Mungkin cara dia menunjukan rasa sayang padamu adalah dengan terus marah-marah seperti itu?"

Raesung menjulurkan lidah dengan wajah menyebalkan, mendengus bengis dengan rotasi mata "Sayang yang bagaimana? Masa setiap hari dipukuli terus."

Raesung memberi gadis-gadis yang memperhatikan meja mereka dengan senyum manis. Beberapa diantaranya menjerit histeris, dan sisanya hanya tersenyum malu-malu "Tuhkan, penggemarku bertambah banyak."

Pesanan Bitter Chocolate Full Cream milik Raesung tiba diatas meja, menawari Hanbin dengan gelengan sebagai respon "Yakin tidak mau?"

Sekali lagi Hanbin menggeleng, memutar kunci mobil berkali-kali hela nafas mencium bau manis yang masuk menyengat hidung "Tidak suka minuman manis."

Raesung mengangguk, periksa pesan beruntun Jennie yang masuk dari kakotalk "Mau mampir ke café? Masa 'sih hyeong hanya menontonku begini?"

"Tidak suka kafein." jawab Hanbin cepat, buat Raesung menghentikan jarinya yang daritadi lincah menari diatas layar ponsel dengan dagu terangkat.

"Soju?"

Gelengan kembali Hanbin beri, angkat dua bahu dengan senyum samar "Aku tidak akan mencontohkan kebiasaan orang dewasa di depan bocah seperti mu."

Raesung menopang kepala dengan satu tangan memindai wajah Hanbin dari ujung rambut sampai ujung dagu "Sumpah? Lalu apa yang hyeong suka?"

"Jennie Kim." jawab Hanbin telak dengan senyuman kecil, tertawa ringan melihat ekspresi wajah Raesung kini mendelik jijik.

"Astaga kalian ini kenapa, 'sih?" sungut Raesung menggebrak meja "Kenapa bucin sekali?!"

"Karena Jennie menggemaskan?"

Raesung Kim membulatkan bibir, matanya seakan ingin lepas dari tempat seharusnya, menjerit setara orang sinting "Ya tuhan,.. Jennie apakan orang ini?!"

❄•❄

If You | Jenbin [√]Where stories live. Discover now