Bab 35.

233 14 2
                                    

———
Song recommended: Cinta Dalam Hidupku - Rossa.
———

Hamburg, Jerman.

Hari sudah pagi. Matahari mulai memancarkan sinarnya. Bumi mulai terang kembali. Aktivitas yang semula mati menjadi hidup kembali.

Hari Minggu pagi, hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Bintang. Di atas ranjangnya sudah terdapat koper yang terbuka. Berisi baju dan perlengkapannya selama di Indonesia. Ia menata sangat rapi. Semua yang dibutuhkan tertata di dalamnya.

"Sarapan dulu sana. Udah ditunggu," ucap Daniel di pintu kamar Bintang.

"Iya, Bang, bentar."

"Ayo cepet."

Bintang berjalan dengan Daniel ke ruang makan. Reyhan, Catherine, Peter, dan Levy sudah berada di sana. Duduk melingkari meja yang dipenuhi makanan. Bintang dan Daniel menyusul duduk di dua kursi kosong sebelah Reyhan.

"Nanti Bintang ke bandara diantar siapa?" tanya Levy.

"Diantar Tante Cathy," jawab Bintang.

"Aku ikut ke bandara boleh, kan?"

"Ikut aja."

Bintang membayangkan nanti ia akan bertemu Bulan, walaupun dengan kondisi Bulan yang seperti itu. Lalu bertemu dengan Bima, Devan, dan Arjun. Melakukan hal konyol bersama lagi, merasa seperti makhluk gila, dan menghabiskan waktu bersama mereka semua. Temu kangen. Semua pikiran itu terkemas rapi dalam angan Bintang.

Setelah sarapan, Bintang langsung menuju ke kamarnya. Ia menutup kopernya dan meletakkannya di bawah. Kemudian ia duduk di pinggir ranjang. Tangannya tergerak untuk mengambil foto yang ada di meja dekat ranjang. Fotonya dan Bulan yang terpasang rapi dalam bingkai foto kecil. Bintang tersenyum.

Senyum Bulan yang sangat tulus cocok dengan gaya foto Bintang yang konyol. Mereka saling melengkapi satu sama lain. Pandangan jernih Bulan yang memandang ke arah Bintang sangat indah. Bintang terus melihat foto itu sampai tidak sadar sudah ada seulas senyum di bibirnya.

"Tunggu aku. Aku akan datang dan membangunkanmu. I'm your prince, Princess."

Bintang tersenyum lagi. Ia membayangkan nanti saat Bulan sudah terbangun, dan ia sudah ada di sana. Kenangan indah yang dulu akan mereka ulang kembali. Mereka akan melakukan semuanya bersama.

"Bintang, ayo berangkat," panggil Catherine.

Bintang meletakkan foto itu ke meja dan mengambil kopernya. Kemudian ia mengikuti Catherine menuju mobil.

"Levy jadi ikut?" tanya Bintang.

"Jadi. Levy selalu ikut," jawab Levy.

Mereka bertiga masuk ke dalam mobil. Catherine yang mengemudikan mobil. Levy duduk di sebelah pengemudi dan Bintang di belakang.

Pandangan Bintang tidak lepas dari jalanan. Sekali lagi ia membayangkan teman-temannya dan Bulan. Hari ini, semua kerinduan yang menggunung akan runtuh. Jarak pemisah akan terpangkas oleh kenyataan. Tidak ada lagi kata terpisah, yang ada hanyalah kata bersama. Bersama dalam bahagia yang pernah tertunda. Namun hari ini bahagia itu tidak akan tertunda lagi. Iya, mereka akan bahagia, tapi nanti mereka akan menangis.

Hari ini, semesta akan mempertemukan insan yang sempat terpisah oleh jarak yang waktu. Waktu mereka akan sama sebentar lagi, tidak ada pembeda. Jarak mereka akan hancur sebentar lagi.

"Hati-hati," ucap Catherine sesampainya di bandara.

"Titip salam buat Bulan," sahut Levy.

"Iya. Aku berangkat," jawab Bintang.

Malam & Siang; Perbedaan yang MenyempurnakanWhere stories live. Discover now