Bab 30.

145 14 2
                                    

Pukul sepuluh. Bulan sudah siap untuk pergi. Ia keluar dari kamarnya dan bertemu bunda.

"Bulan mau ke mana?" tanya bunda.

"Jalan-jalan sama Bintang."

"Oh. Hati-hati. Kalau udah lelah, langsung pulang. Jangan sampai ada apa-apa."

"Iya,Bun."

Tak lama kemudian, Bintang datang dengan mobil hitamnya. Ia masuk ke rumah Bulan yang sudah ia anggap seperti rumahnya sendiri, kemudian duduk di kursi ruang tamu.

"Mau ke mana?" tanya Bintang.

"Kamu yang ngajak, jadi terserah kamu."

"Terserah lo aja, gue ngikut."

"Emm ... nonton aja gimana?"

"Boleh. Kebetulan ada film bagus yang tayang."

"Habis itu ke toko buku, ya?"

"Terus ke pantai."

"Oke."

Mereka berpamitan kepada bunda dan mulai pergi ke tempat tujuan mereka. Pertama, mereka akan menuju bioskop untuk menonton film.

"Bulan," panggil Bintang di dalam mobil.

"Apa?"

"Kalau ini jadi hari terakhir gue ketemu sama lo, gimana?"

"Nggak mungkin. Besok kita masih bisa ketemu kok."

"Kalau besok hari terakhir?"

"Itu berarti salah satu di antara kita akan meninggalkan. Entah itu aku atau kamu."

Bintang menatap ke depan. Raut wajahnya berubah. Apa arti dari ucapan Bulan? Siapa yang akan meninggalkan? Setelah percakapan itu, tidak ada lagi percakapan di antara mereka.

Mobil Bintang berhenti mulus di tempat parkir. Mereka langsung menuju bioskop dan menonton film yang mereka inginkan. Setelah sekitar dua jam, mereka keluar dari bioskop dan menuju ke toko buku.

"Lo mau beli buku apa lagi, sih? Buku lo udah banyak di rumah."

"Kurang."

Bintang hanya mengikuti Bulan berjalan menyusuri rak untuk memilih buku yang ia inginkan. Setelah menemukan buku yang ia inginkan, Bulan langsung membayar bukunya. Sesampainya di kasir, terjadi perdebatan di antara mereka.

"Biar gue yang bayar."

"Nggak usah, aku bawa uang kok."

"Nggak apa-apa, gue aja."

"Tapi—"

"Dibayarin pacarnya kok nggak mau, sih, Kak?" ucap petugas kasir. "Ini pacarnya, kan, Kak?"

"Bu—"

"Masih calon pacar," jawab Bintang.

"Apaan, sih?"

Setelah itu Bintang membayar buku yang dibeli Bulan. Bulan yakin, pipinya memerah saat itu. Ia mencoba untuk tidak bertatapan dengan Bintang.

"Ayo makan. Udah siang, hampir sore. Setelah makan, kita ke pantai," ajak Bintang.

"Siap."

Bulan masih memikirkan kalimat Bintang tadi.

Calon pacar? Apa maksudnya?

"Hey, jangan diam aja. Mau makan apa?"

"Terserah kamu. Aku ngikut."

"Yaudah, aku pesan dulu, ya?"

Malam & Siang; Perbedaan yang MenyempurnakanWhere stories live. Discover now