Bab 2.

332 22 1
                                    

"Bulan, bangun. Sudah sore."

Bunda membangunkan Bulan yang sedari tadi tertidur dengan sangat pulas. Bulan perlahan membuka matanya yang terpejam.

"Eh.... Jam berapa, bun?"

"Jam empat sore."

"Sudah sore. Bulan mau mandi dulu, ya, bun."

"Iya."

Bulan bangun dan pergi menuju kamar mandi yang terletak di sebelah kamarnya. Sedangkan bunda, ia sedang merajut sebuah syal di ruang tamu. Setelah mandi, Bulan langsung menemui bundanya di ruang tamu.

"Bunda ngapain?"

"Ini, bunda lagi membuat syal untuk anaknya Tante Tina."

"Oh. Sudah mau jadi, ya, Bun?"

"Iya, nanti jika sudah jadi, Bulan mau mengantarnya ke Tante Tina?"

"Iya, Bunda, Bulan mau."

"Yaudah, duduk sini."

"Iya." Bulan mengambil posisi tepat di sebelah bundanya.

"Warna syalnya bagus, Bunda."

"Iya, seperti warna hidupmu."

"Tapi warna hidupku telah berubah menjadi abu-abu, Bunda."

"Tapi itu akan menjadi putih dan berwarna suatu hari nanti."

"Bunda yakin?"

"Yakin. Sangat yakin."

Bulan menunduk.

"Bulan, percaya bunda, Bulan pasti akan kembali seperti dulu. Tidak ada lagi yang bisa mengekangmu lagi, Bulan."

"Iya, Bunda."

"Nah, sudah jadi. Antarkan ke Tante Tina, ya."

"Baik, Bunda."

Rumah Bulan dan Tante Tina tidak seberapa jauh, hanya berjarak tiga rumah saja. Jadi Bulan memutuskan untuk berjalan kaki saja.

"Permisi, Tante," ucap Bulan sembari mengetuk pintu rumah Tante Tina. Tak lama kemudian, Bulan dibukakan pintu oleh Tante Tina.

"Eh, Bulan. Ada apa?"

"Ini syal yang dipesan Tante Tina." Bulan memberi kantong yang berisi syal tersebut kepada Tante Tina.

"Eh sudah jadi ternyata. Makasih, ya, Bulan."

"Iya, Te, sama-sama. Bulan pulang dulu, ya, Te."

"Iya, hati-hati."

"Mari, Te."

Bulan meninggalkan rumah Tante Tina dan kembali ke rumah. Ia berjalan dengan menundukkan kepalanya. Entah mengapa Bulan lebih suka seperti itu.

"Sudah, Bulan?"

"Sudah, Bun. Sudah sampai di tangan Tante Tina."

Bulan masuk ke dalam kamarnya dan menuju ke sebuah rak yang ada di pojok ruangan tersebut. Ia terlihat seperti sedang mencari sebuah buku.

"Nah, akhirnya ketemu juga bukunya," gumam Bulan ketika menemukan buku novel yang ia cari. Kemudian Bulan duduk di kursi, meja belajarnya. Membaca buku itu dengan sangat serius. Ia tidak ingin terlewat satu huruf pun.

Bulan melihat jam dinding yang ada di kamarnya. Dan jam tersebut menunjukkan pukul 17.25. Ia menutup bukunya yang tadi ia baca, dan mengembalikannya ke rak buku.

"Bulan."

Bulan menoleh ke arah bundanya dan menjawab, "Iya, Bunda?"

"Ayo siap-siap shalat maghrib."

Malam & Siang; Perbedaan yang MenyempurnakanWhere stories live. Discover now