Bab 11.

148 11 0
                                    

Bintang: Bulan..

Bulan: Apa?

Bintang: Lo belum berangkat, kan?

Bulan: Belum. Kenapa?

Bintang: Gue jemput lo, ya? Tungguin gue dirumah lo!

Bulan: Nggak usah.

Bintang langsung melajukan mobilnya ke rumah Bulan. Entah mengapa tiba-tiba Bintang ingin berangkat bersama Bulan.

Bulan keluar dari rumahnya dan tepat saat itu juga, Bintang datang. Bintang membuka kaca mobilnya dan menyuruh Bulan masuk. Dengan ragu, Bulan masuk ke dalam kursi penumpang yang ada di depan.

Di tengah perjalanan, Bulan hanya terdiam, begitu pun Bintang. Bulan hanya melihat jalanan di luar mobil.

"Ada masalah?" tanya Bintang.

"Nggak."

"Jangan bohong. Aku tahu."

"Nggak. Aku nggak bohong."

"Cerita aja."

Bulan tidak menjawab atau pun bercerita. Hanya diam. Namun Bintang masih tetap memandangnya. Bagi Bulan sekarang, memendam lebih baik daripada menceritakan. Padahal kenyataan berbicara sebaliknya.

"Yaudah kalau nggak mau cerita." Bintang kembali menatap jalanan depan yang lengang.

Mobil sudah terparkir rapi di tempat parkir sekolah. Bulan mendahului Bintang untuk turun dari mobil. Namun, Bintang dapat mengejar Bulan dan berjalan bersama menuju kelas mereka masing-masing. Saat melewati koridor, semua siswi melihat ke arah mereka. Seakan telah patah hati.

"Aku ke kelas dulu, ya," ucap Bulan lalu berbelok ke arah kelasnya, begitu pun Bintang.

Bulan duduk di bangkunya. Ia menatap Erin dan berkata, "Rin, aku...." Kalimatnya terhenti. Bulan teringat bahwa Erin masih marah padanya.

Bulan memalingkan wajahnya lagi dan mengambil buku untuk dibaca.

***

Jam istirahat pertama.

Bulan keluar kelas setelah Erin. Ia ingin langsung menuju ruang musik walaupun diperbolehkan ke kantin dahulu. Sesampainya di ruang musik, ia langsung masuk dan mengambil sebuah gitar. Jarinya memegang senar gitar dan memainkan sebuah lagu yang berjudul How Far I'll Go.

"I've been staring at the edge of the water.
'Long as I can remember, never really knowing why."

Bintang yang berjalan di depan ruang musik pun terhenti langkahnya. Mencoba mendengarkan lantunan lagu tersebut.

"I wish I could be the perfect daughter.
But I come back to the water, no matter how hard I try."

Bintang melihat ke dalam ruang musik dan menemukan Bulan di dalamnya. Bintang pun masuk dan mengambil posisi di sebelah Bulan.

Bulan menyadari keberadaan Bintang dan langsung melihat ke arah Bintang.

"Bisa main gitar juga?"

"Bisa. Ayahku yang mengajarkan dulu, sebelum ia meninggal."

"Bagus."

Malam & Siang; Perbedaan yang MenyempurnakanWhere stories live. Discover now