Bab 25.

119 10 3
                                    

Apa yang dipikirkan Bulan benar terjadi. Apakah ini arti dari perasaan anehnya tadi pagi?

"Ya, lalu? Apa hubungannya denganku?"

"Gue pengin lo bantu gue buat nembak Feli."

Bulan memalingkan wajahnya dari Bintang. Ia ingin menangis saat itu. Dadanya sesak sekali saat mendengar kalimat itu dari Bintang.

"Gue ingin menunjukkan pada semesta, kalau gue beneran suka sama Feli."

Bulan sudah tidak kuat lagi. Air matanya sudah menggenang di ujung matanya. Sudah siap untuk turun membasahi pipi. Namun Bulan berusaha sekuat mungkin agar air mata itu tidak jatuh.

"Lo mau bantu, kan?"

Bulan mengusap air matanya yang ada di ujung matanya, lalu menoleh perlahan ke arah Bintang.

"Iya, aku mau."

"Oke, kalau gitu, gue duluan, ya?"

Setelah Bintang pergi, Bulan menunduk dan mulai menangis. Air matanya turun secara perlahan. Ia terisak. Kemudian Bima datang. Entah dari mana ia datang. Mengapa saat Bulan sedang menangis atau bersedih, Bima selalu datang menghibur? Padahal yang Bulan mau adalah Bintang, bukan Bima.

"Bulan."

Bulan mengangkat wajahnya lalu mengusap air matanya.

"Bintang udah ngomong tentang itu, ya?"

"Iya."

"Lalu?"

"Dia pengin aku bantu dia buat nembak Feli."

"Terus? Kamu mau?"

"Iya, mau."

"Bulan, serius? Tapi nanti ...."

"Iya, aku udah janji sama dia. Jadi, mau tidak mau aku harus melakukannya."

Bima mengusap wajahnya. "Tapi aku tidak yakin kamu bisa melakukannya."

"Aku bisa melakukannya."

"Janji itu ada buat ditepati. Kalau kamu tidak bisa menepati janjimu, lebih baik jangan membuat janji."

"Tapi aku bisa melakukannya. Aku akan bantu dia, walaupun nantinya ... aku yang tersakiti."

Bima tidak menjawab lagi. Ia hanya diam dan pasrah dengan Bulan yang keras kepala itu.

"Bulan," panggil Erin, "Gue cariin dari tadi. Ayo pulang."

Erin sudah berada di sebelah Bulan, bersiap-siap menarik lengan Bulan.

"I-iya. Bim, aku duluan, ya?"

"Iya."

Setelah itu, Bulan dan Erin berjalan dengan cepat, menuju mobil papa Erin. Mereka pulang bersama hari ini, karena ada tugas yang harus diselesaikan. Mereka memilih mengerjakan di rumah Erin.

***

Esoknya, Bulan terbangun karena bunyi alarm dari ponselnya. Ia mengambil ponselnya dan memandangnya dengan mata yang masih sedikit mengantuk. Terpampang tulisan yang berhasil membuatnya kaget. Bintang meneleponnya sebanyak lima kali. Apa yang membuatnya sampai menelepon Bulan seperti itu? Apa ada yang penting? Bulan masuk ke dalam roomchat-nya lalu menekan tombol telepon yang ada di atas. Tak lama kemudian, suara Bintang terdengar.

Malam & Siang; Perbedaan yang MenyempurnakanWhere stories live. Discover now