Bab 33.

145 14 1
                                    

Bulan koma.

Erin terkejut dengan ucapan bunda. Ia tidak berbicara satu kata pun.

"Kenapa?" bisik Bima.

Erin masih terkejut. Apakah yang dikatakan bunda itu benar?

Halo, Rin.

Eh, iya, Bun?

Kamu pulang aja. Di rumah nggak ada siapa-siapa.

Bunda di sana sendirian?

Iya, gapapa. Biar bunda sendiri yang jaga Bulan.

Tap—

Sambungan telepon terputus. Erin mengembuskan napas kasar. Ia masih tidak percaya. Ia menatap Bima dengan tatapan tidak percaya yang Bima tidak mengerti.

"Kenapa, sih?"

"Bulan ... koma."

"Hah? Koma?"

Erin mengangguk. "Kata bunda. Sekarang bunda di rumah sakit."

"Kita ke sana?"

"Kata bunda jangan. Biar dia aja yang jaga Bulan. Gue juga pengin ke sana sebenarnya. Tapi bunda melarang."

"Yaudah. Pulang?"

Erin mengangguk dengan lemah. Langkahnya kakinya ikut melemah.

"Jadi selama ini dia nggak masuk karena koma?" tanya Bima.

"Kayaknya nggak. Soalnya waktu itu gue tanya ke dia, dia lagi di rumah, cuma nggak diizinin bunda masuk soalnya sakit. Gitu, sih."

Bima mendahului masuk mobil, kemudian disusul oleh Erin.

"Bintang dikabarin apa nggak?" tanya Bima.

"Terserah lo aja. Tapi takutnya nanti kita malah ganggu dia."

"Yaudah, nanti gue pikir lagi."

***

Hamburg, Jerman.

Hari sudah hampir malam tapi pesannya belum juga dibalas oleh Bulan. Bintang semakin yakin ada sesuatu yang terjadi kepada Bulan. Ia berpikir, kepada siapa ia akan bertanya. Orang yang paling dekat dengan Bulan setelah bunda adalah Erin.

"Ah, sial! Gue kan nggak punya kontaknya Erin. Bodoh," gumam Bintang dengan dirinya sendiri.

Ia mencoba berpikir lagi. Mencari siapa orang terdekat Bulan.

"Bima. Iya. Bima."

Jarinya bergerak cepat mencari kontak Bima. Dengan cepat pula ia mengetik sebuah pesan.

Bintang: Bim, Bulan kenapa? Kok perasaan gue nggak enak, ya?

Bintang terus memegang ponselnya. Berharap Bima segera membalas.

"Bintang," Levy mengejutkan Bintang dan duduk di sebelah Bintang. Sekarang mereka sedang berada di ruang tamu.

"Ada apa?" jawab Bintang.

"Sorry. Ada masalah?"

"Ya ... gitu. Aku cuma khawatir."

"Sama? Bulan?"

"Kamu tau Bulan?"

"Your girlfriend, right?"

"Bang Daniel yang memberi tahumu?"

"Iya."

Sesaat kemudian, ponsel Bintang bergetar. Layar yang tadinya berwarna hitam kini menampilkan sebuah notifikasi.

Malam & Siang; Perbedaan yang MenyempurnakanWhere stories live. Discover now