Bab 1.

502 30 9
                                    

---

Di sebuah kota terdapat rumah bermodel klasik. Rumahnya tidak begitu besar, namun sangat asri dan bersih. Di dalam rumah itu hanya dihuni oleh dua orang saja, seorang ibu dan anaknya.

Suatu hari, tepat pukul 04.30, sang bunda membangunkan anaknya untuk pergi ke sekolah.

"Bulan, ayo bangun. Hari ini kan hari pertamamu masuk SMA." Bunda membangunkan Bulan yang sedari tadi masih tertidur.

"Bulan tidak mau sekolah, Bun. Bulan benci sekolah," jawab Bulan yang masih tetap berada di atas ranjangnya.

"Kenapa?" tanya bunda.

"Karena setiap Bulan ke sekolah, bayangan kejadian itu selalu datang."

"Tidak apa-apa. Ayo sekolah, bunda antar."

"Iya sebentar."

Bulan bangun dan menuju kamar mandi. Setelah ia mandi, ia langsung berangkat sekolah dengan seragam SMP lawas miliknya. Bulan tidak sarapan. Karena memang belum ada makanan kala itu. Bulan berangkat sekolah diantar oleh bundanya dengan mengendarai sepeda.

"Bunda, Bulan benci sekolah. Bulan ingin pulang," rengek Bulan.

"Tidak, kamu harus sekolah, Bulan. Masa depanmu menunggumu," bujuk bunda.

"Bayangan itu datang lagi, Bun."

"Jangan dilihat, biarkan saja. Kamu harus tetap sekolah. Kamu bisa mengalahkan rasa takutmu itu, Bulan. Percaya bunda."

Bulan hanya mengangguk lalu masuk ke dalam sekolah.

Bulan memasuki halaman sekolahnya yang luas dengan hati-hati. Ia melihat sekelilingnya. Namun yang ia lihat hanyalah bayangan kejadian itu. Dan teriakan itu, seakan menguasai telinganya. Bulan menutup telinganya. Tanda ia tidak ingin mendengarnya.

"Tidak, Bulan tidak mendengar itu. Itu hanyalah khayalan Bulan saja." Bulan mencoba menenangkan dirinya dan melanjutkan jalan ke dalam.

Di koridor dalam sekolahnya sangatlah ramai. Ada kakak-kakak OSIS dan peserta didik baru. Juga guru-guru.

"Anak baru, ya," salah satu kakak OSIS menghampiri Bulan.

"Iya, Kak...." Bulan melirik name tag orang tersebut. "Kak Lisa," lanjutnya.

"Yaudah, masuk kelas sesuai peringkatmu. Di depan kelas tertera nama-nama semua siswa. Cari aja namamu," perintah Kak Lisa.

"Baik, Kak," kemudian Bulan pergi mencari kelasnya.

Bulan melihat semua nama yang ada di depan kelas. Di kelas pertama, Bulan sudah menemukan namanya.

05. Syakira Bulan Maharani

Lalu Bulan memasuki kelas tersebut dan duduk di bangku sesuai nomor urut. Selama di kelas, Bulan hanya diam. Sesekali ia melihat sekeliling kelas. Kelas tersebut sangatlah bersih. Dan sunyi. Tak lama ada salah satu kakak OSIS yang memasuki kelas Bulan.

"Dek, setelah ini kalian kumpul di lapangan untuk upacara pembukaan. Jam 07.00 harus sudah siap semua. Paham?" jelas salah satu kakak OSIS yang belum diketahui namanya.

"Paham," jawab siswa-siswa.

"Ya sudah, cepat." Perintah kakak OSIS.

Lalu semua siswa termasuk Bulan keluar dari kelas dan menuju lapangan. Setelah sampai di lapangan, mereka baris sesuai kelas. Lalu upacara dimulai.

Malam & Siang; Perbedaan yang MenyempurnakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang