Bab 29.

118 12 1
                                    

"Mulai hari ini, bunda akan antar kamu ke sekolah lagi," ucap bunda saat Bulan akan berangkat sekolah.

"Tapi, Bun, cuma tinggal satu minggu, setelah itu libur. Bulan berangkat sendiri aja," bantah Bulan.

"Nggak, bunda khawatir. Bunda yang antar. Bunda masih kuat naik sepeda tua itu."

"Tapi, Bun."

"Udah, ayo."

Bulan hanya bisa pasrah dan menuruti apa kata bunda. Mulai hari ini, Bulan akan diantar lagi oleh bunda. Sepeda tua itu melaju di jalanan yang ramai dengan kendaraan bermotor. Bulan melihat ke kanan-kirinya. Jujur, ia rindu dengan suasana seperti ini. Berangkat pagi diantar bunda, merasakan angin pagi yang menerpa wajahnya, tidak duduk di angkot yang sempit, dan bisa dengan leluasa melihat keadaan pagi.

Bulan menyapa beberapa orang yang ia kenal. Sesampainya di sekolah, Bulan langsung turun dan masuk.

"Makasih, Bunda."

"Iya. Hati-hati."

Kemudian sepeda bunda meninggalkan area sekolah Bulan. Setelah sampai di kelas, Bulan langsung disapa hangat oleh Erin.

"Hai, Bulan."

"Hai, Rin."

"Eh, katanya Bima kemarin, lo sakit, ya? Sakit apa? Udah ke dokter? Gimana kata dokter? Emang, ya, lo akhir-akhir ini sering banget sakit, entah itu pusing atau apalah."

"Iya, aku kemarin pusing, udah periksa kok, katanya cuma sakit biasa, masuk angin aja."

Maaf, aku bohong ke kamu.

Bulan terpaksa berbohong kepada Erin. Ia tidak mau semakin menjadi beban orang di sekitarnya. Cukup dengan bundanya saja. Bulan menunduk. Ia mencoba menyembunyikan ini semua kepada Erin, entah sampai kapan. Namun ia yakin, Erin akan tahu tentang ini. Mungkin tidak sekarang, tapi nanti.

"Bulan? Lo kenapa?"

Bulan mengangkat wajahnya. "Hah? Nggak, nggak apa-apa."

"Nanti latihan, kan?"

"Iya."

"Waktu istirahat, kan?"

"Iya, sama pulang sekolah."

Erin diam sejenak, begitu pula dengan Bulan.

"Eh, Bulan, katanya lo sahabatan sama mereka berempat, ya?"

"Mereka berempat? Siapa?"

"Bintang dan kawan-kawan."

"Oh, iya. Kenapa?"

"Gapapa, sih. Gue senang, akhirnya lo punya sahabat selain gue."

Bulan hanya tersenyum menanggapinya. Setelah itu, seorang guru pun datang dan memulai pelajaran di kelasnya.

***

Satu minggu lagi sudah memasuki hari libur semester. Itu artinya, Bintang juga akan pergi dari sini. Entah ia akan kembali atau tidak.

Bintang berbicara dengan Bima yang kebetulan sebangku dengannya. Mereka berbicara diam-diam, karena ada guru di depan yang sedang menjelaskan pelajaran.

"Bima."

"Apa?"

"Gue mungkin nggak sekolah di sini lagi."

"Maksud lo?"

"Ya, gue mau pindah. Mungkin gue kelas dua belas di sana."

"Di sana mana?"

Malam & Siang; Perbedaan yang MenyempurnakanΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα