Alcio mendesah. Kenara memang suka keras kepala kadang-kadang. "Gue emang sengaja tadi, kan enak kita semua bisa makan gratis nanti.. Ikut ya, Key." Cowok itu bersikeras.
"Nggak ah, males." Kenara menggeleng.
"Ikut dong.."
"Nggak mau.."
"Ikut, Key.." Alcio memohon terus. Tapi, Kenara terus menolak.
"Nggak mau pokoknya."
"Ikut ya, Key.."
"Nggak mau.."
"Ikut dong, Key!"
"Pokoknya nggak mau, males!" Kenara berseru sebal. Cewek itu menghentakkan kakinya keras dan masuk ke kelas.
Alcio pun terkaget dan hendak mengejar cewek itu. Namun, niatnya terhenti karen Feri mencekal tangannya.
"Udah, bro jangan dipaksa nangis nanti dia udah mau bel masuk nih, entar ribet kalo dia nangis.." Ujar Feri.
Alcio pun mendengkus kesal. Apa yang dibilang oleh Feri ada benernya juga. Cowok itu akhirnya nggak jadi mengejar Kenara. Biarin aja dulu dia, nanti Alcio akan terus membujuknya lagi sampai mau.
Dan cowok itu mendesis kecil saat mengelap bekas kecupan bibirnya Vania yang ada di pipinya. Lipstik warna peach berry tercetak di telapak tangannya.
🎨🎨🎨
"Key, ikut dong.."
Kenara mendesah panjang dan berbalik menatap malas Alcio yang dari tadi terus aja ribut, bahkan sampai di tempat parkir Alcio tetap membujuknya dengan merengek kayak anak kecil.
"Gue udah bilang nggak ya Cio, udah cukup jangan resek deh ih.." Ngomel Kenara gemas bercampur geram sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Kenapa sih lo nggak mau ikut?!" Tanya Alcio ikutan gemas.
"Gue..." Kenara bingung mau bilang apa. Cewek itu sebenarnya takut nggak kuat kalau nanti ikut datang ke pesta ulang tahun Vania tersebut. Karena dia cemburu, melihat Alcio dan Vania. Dia kesel Vania yang centil, tapi dia tambah kesel juga karena Alcio yang welcome sama Vania.
Dan Kenara takut kalau nanti sampai nggak kuat, dia pasti bakalan nangis.
Alcio mengernyit dan menatap lekat Kenara, berusaha sabar menunggu jawabannya.
"Gue... Gue males makeup." Akhirnya dia berhasil membuat alasan.
Langsung aja Alcio berdelik jengkel dan mencubit pipinya Kenara gemas. "Hadeh Key, please deh.. Lo kan bisa suruh nyokap lo make up-in kayak biasa.."
Alcio menyeringai, namun dia buru-buru memasang wajah serius. "Gue janji nggak akan gangguin lo, kita bakal seneng-seneng nanti!" Cowok itu berseru sambil mengangkat dua jarinya tinggi.
Kenara cemberut. "Beneran?"
Alcio mengangguk mantap.
Kenara menyipitkan matanya dengan selidik pada cowok itu. "Ya udah deh, tapi janji ya lo dan nanti lo harus bareng gue, Feri, sama Selo. "
Ya, Kenara nggak mau kalau sampai Alcio terus bersama Vania nanti. Hatinya bakalan nggak kuat dan hancur.
Spontan Kenara menjerit kesakitan. Rasanya nyeri hidungnya dan matanya memerah, seperti kontak langsung.
"Huaaaa sakittt, bangke lo Cio!"
Air matanya jatuh, dia menangis.
"Hah? Sori-sori kalo kekencangan.." Alcio terlonjak dan langsung mengusap-ngusap hidungnya Kenara yang memerah.
"Udah ya, jangan nangis lagi.." Bujuk Alcio lembut.
Kenara pun mengangguk lemah sambil seunggukkan kecil.
Dan tanpa mereka sadari, ada seseorang mengamati dari jauh.
Feri mendesah lemah melihat pemandangan itu. Lalu pandangannya beralih pada pulpen hitam yang ada digenggamannya. Tadi niatnya adalah mau memberikan pulpennya Kenara yang ketinggalan di laci meja. Namun, nggak jadi.
Cowok itu tersenyum lesu, dan kemudian berbalik badan.
🎨🎨🎨
Wah Feri........
Oh ya aku mau kasih tau nih, kalau lagi ada promo 30% Novel Ketua Kelas VS Perusuh Kelas spesial Hari Pendidikan. Promo berlaku sampai tanggal 05 Mei 2019.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Buat yang penasaran sama kisah cerita emak bapaknya Alcio ayuk diserbuu berhubung lagi diskon😚
