Hijrah Cinta Sang Akhwat Fillah

*Wanita yg Menjaga Diri*

Aku ingin bisa menahan diri dari segala fitnah, melatih diriku untuk menganggap bahwa kau bukan bagian penting yang aku tunggu.

Aku ingin mengabaikanmu, karena aku takut sebuah pesan yang terkirim padamu tanpa udzur syar'i, kelak akan dipertanggung jawabkan, dan kelak akan dihisab. Aku takut jika rasa malu yang ada padaku yang telah ku bangun sekokoh mungkin lalu tiba-tiba menghilang, maka hilang pula penjagaan diriku untuk ayahku, adik laki-lakiku, anak laki-lakiku kelak dan untuk suamiku kelak.

Karena bagiku lebih baik, pesan-pesan singkat yang ditulis tak perlu dikirim olehmu. Aku hanya perlu menguatkan tekadku untuk Rabbku. Aku tak ingin salah dalam menjaga diri, aku tak ingin menjadi seseorang yang melakukan sesuatu hal bukan karena Rabbku, melainkan menjadi untuk mahluk-Nya. Sungguh aku tak mau.

Ketahuilah zina bisa dimulai dengan hal-hal kecil, dimulai percakapan biasa, hingga menjadi percakapan yang tak akan disadari ternyata kau telah terjatuh pada jurang zina.

Karena bagiku, ridho Allah adalah yang paling utama, sesuatu yang tak Allah ridhoi patuhilah, meskipun hanya sekedar pesan-pesan singkat basa basi. Mengertilah pada setiap pesan yang kau kirimkan, kau tak sepenuhnya mempunyai hak untuk menuntut balasan.

Wanita shalihah dan lelaki shalih adalah yang tidak bermudah-mudah bertukar sapa dengan seseorang bukan mahramnya, entah di dunia nyata ataupun dunia maya, tidak bermudah-mudah banyak berbincang dengan seseorang bukan mahramnya. Untukmu duhai shalihah, jadilah bidadari yang tidak mudah dipandang, tersembunyi, dan tak dikenal penduduk dunia namun namamu harum diantara penduduk langit. Dan aku percaya, wanita shalihah tentu telah paham bagaimana agar menjadi bidadari surga. Dan lelaki shalih tentu telah paham bagaimana agar menjadi suami terbaik menjaga istrinya dari segala fitnah.

Karenanya mengertilah aku hanya sedang menjaga diri karena Rabbku.
Dan aku takut tak akan mampu menjawab dihadapan Rabbku, tentang suatu hal yang telah kuketahui hukumnya tetapi ku ingkari sesuka hatiku. Karena jemari ini pasti akan bersaksi. ....