21. Tanpa Kepastian

89 11 1
                                    

Sudahlah, cari tahu dulu jangan main tuduh. Pikir dulu apa orang tertuduh itu tersakiti atau tidak.

-Thariq Al-Jihad-

"Jadi, ada masalah apa?" tanya Thariq seolah kehadirannya sangat dibutuhkan disini

"Pak, tolong tunjukkin fotonya, saya yakin kalau itu bukan anak saya,"

Kemudian Ivan mempertontonkan sebuah foto ke Thariq, "Apa, benar lelaki disini namanya Ardian?"

"Ini kaya bukan Ardi, Mah,"

"Nah, anak ibu aja bilang kalau ini bukan temannya, terbukti Jasmine pacaran," tegas Ivan

"Tapi, kalau bapak bilang seperti itu, saya juga tidak setuju, adik saya itu lebih alim dari saya, ngga mungkin lah orang yang lebih tau agama dari saya pacaran, saya aja ngejomblo," bela Thariq untuk adiknya #author sedih liat Thariq jones .

"Lagipula, orang itu kan make helm, tapi platnya sesuai kok sama plat nomor motor temen saya," tambah Thariq

"Yasudah, kalau begitu kita minta kejelasan ke Jasmine kalau perlu Ardian sekalian," Ivan beranjak dari sofa menuju microphone pengumuman yang terhubung ke seluruh loudspeaker di sekolah.

"Panggilan kepada Jasmine kelas IX-E segera ke sumber suara, terimakasih," selesai bicara ia kembali ke tempat duduknya.

"Eh, kaya suara Pak Ivan, Fir, gue ajak ke sono kuy,"

"Hem," Safira berdeham tanda menuruti tanpa basa-basi

Kebetulan saat itu kelas Jasmine masih kosong, karena guru mereka belum kembali padahal sudah selesai rapat guru. Mereka tinggal berjalan lurus menyusuri koridor untuk ke sumber suara tersebut.

Setelah sampai di tempat tersebut yang tak lain adalah kantor guru, ia melihat perempuan berhijab dan seorang ABG lelaki yaitu ibu dan kakaknya. Jasmine kaget setengah mti, ada masalah apa gerangan begitu pikirnya.

"Langsung aja ya, Jasmine, apakah benar, kamu yang ada di foto ini?" tanya Ivan to the point

"Iya,"

"Nah, kebetulan safira juga ada, bapak mau tanya, benar di foto ini kakakmu?"

"Saya ngga ngerasa, kemaren kakak saya seharian di rumah, kok,"

"Trus sekarang kakakmu dimana, abis ini kan bel pulang, siapa tau kakakmu yang jemput, bisa diajak kesini dimintai kejelasan,"

"Kakaknya, kemaren malam berangkat ke Karimun, liburan, Pak,"sela Thariq

"Sudahlah, cari tahu dulu jangan main tuduh. Pikir dulu apa orang tertuduh itu tersakiti atau tidak." Thariq berkata lirih namun terdengar oleh Ivan.

Ivan terlihat sedikit tersentak saat mendengar Thariq berkata seperti itu kepada guru dari adiknya yang tak lain adalah Ivan sendiri

"Yasudah, ibu dan kakak Jasmine boleh pulang, selagi menunggu penyelesaian masalah ini saya bicarakan dulu dengan guru BK,"

"Kami pamit ya, Pak," ucap Ibu Jasmine, lalu bersalaman dan keluar dari kantor menuju parkiran

Sementara Jasmine dan Safira masih berhadapan dengan Pak Ivan, Safira disuruh kembali terlebih dahulu sedangkan Pak Ivan akan sedikit berbincang dengan Jasmine.

"Jasmine, jujur saya sedikit kecewa,"

"Tapi, pak--"

"Jangan memotong!" untuk kedua kalinya semenjak kelas delapan Pak Ivan membentak Jasmine, tentunya hati Jasmine retak.

My Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang