19. Sampai Jumpa

90 11 5
                                    

Awalnya ia hanya meminta hati, tapi kenapa lama-kelamaan minta jantung, aku muak dan akhirnya hanya kukasih kotoran, apa salah?

-Ardian Bagas-

-oOo-

Setelah meninggalkan food court, Dian dan jasmine memilih untuk mengunjungi stand photobox, mereka berpose sesuka ria.

Mengenakan properti yang disediakan  seolah mereka tak kehabisan gaya. Setelah lelah berkunjung ke Mall, tak disangka ternyata suda menunjukkan pukul 3 sore. Dian memutuskan untuk pulang, karena jadwal pulang sekolah pada hari biasa jam 3 sore.

Jasmine menyuruh Dian pulang terlebih dulu, karena ia mau mampir ke toko buku tepat sebelah mall.

Ia melihat-lihat mungkin ada buku baru yang bisa jadi incarannya. Ditemukannya novel yang sama persis dengan keadaannya sekarang. Sindrom 'gula ayah' yang dialami tokoh utama dalam sinopsisnya.

Ia memutuskan untuk memotret sampulnya, diusahakannya agar tak terhapus dari galerinya. Agar tak lupa akan judul novel tersebut.

Setelah selesai, ia keluar dengan tangan yang tak menampakkan hasil belanja dari toko tersebut, banyak sekali tipe pembaca seperti Jasmine ini sudah sangat banyak menjamur di Indonesia terutama di lingkup toko buku besar yang bercabang-cabang seperti GRAMEDIA.

Dinyalakannya layar hp yang ia stel menggunakan sandi dari suaranya sendiri. Setelah ia mengucap sandi tersebut, ia menslide menu di hpnya. Ia mencari kolom tools yang berisi app yang dapat membantunya.

Ia segera memencet app ojek online namun ketika baru ia pencet, ia mendapat sms horror.

Operator📩

Maaf, kuota anda saat ini sudah habis. Nikmati layanan UNLIMITED hanya dengan isi pulsa min. Rp. 100.000 batas waktu perpanjangan hanya 3 hari, bila tidak nomor anda akan dikenakan biaya 1000 per kb.

MATILAH kau jasmine, tak bisa pulang. Ia mondar-mandir kebingungan seperti setrika. Ingin bertanya password wifi tetapi ia malu, karena ia masih menenteng Chutime nya.

Minumnya aja mahal masa mau minta wifi gratis. Begitulah isi pikirannya, segan, lebih tepatnya gengsi.

Tak lama kemudian datang seorang yang sepertinya ia kenali, Ardian–kakak safira ternyata. Kebetulan Jasmine melihatnya dari kejauhan, lantas ia melambaikan tangannya ke arah motor bebek yang dikendarai laki-laki tersebut.

"Lhoh, koe ning kene ngopo? Jik nganggo seragam neh"
*Lhoh kamu disini ngapain? Masih pakai seragam lagi*
Ucap Ardian ketika sampai ke posisi Jasmine khas dengan logat jawanya.

"Dolan mas, hehe"
*Main kak, hehe* kekeh Jasmine

"Trus, kok ra ndang mulih?, mengko digolekki masmu lho"
*Terus, kenapa belum pulang? Nanti dicari kakakmu lhoh*
Tanya Ardian lagi

"Ini aku mau naik ojol, nah kuotaku habis, trus temenku juga udah balik, tadi sih niatnya cuma nyari buku" lelah berbahasa jawa, yang membuat lidahnya kelu.

"Oh, yauda, naik, aku bonceng sampe rumah, tapi bayar. Aku juga driver ojol, aku sengaja ngga pake jaket karena belum aku top-up saldoku" ucap Ardian auto mengganti logatnya

"lhoh kok bayar, gausa laa"  Jasmine menawar.

Ketika peribahasa "Dikasih hati minta jantung" terjadi sekarang.

"Ya, mau ngga? Kalau gamau yauda, aku tinggal" ucap Ardian sambil menstarter motornya

Jasmine pun spontan menarik lengan baju Ardian. "Eh, eh mau kak, bayar berapa aja" ucap Jasmine pasrah

"Nah gitu dong"

Ardian menyerahkan helm dan membolehkan gadis 13 tahun itu naik ke jok motor tepat dibelakangnya. Jasmine berpegang ke pinggang Ardian yang mengenakan sweater itu, sebenarnya Jasmine menarik sedikit sweater Ardian dan memegang sweaternya bukan pinggangnya.

Wajah Ardian saat ini bisa dibilang seperti 4 tahun lebih muda, karena ia mencukur seluruh bulu yang ada di dagunya dan diatas mulutnya.

Ia terkesan masih duduk di kelas X. Padahal ia sudah lulus satu tahun yang lalu dari dunia per-SMA-an.

Alhasil pose Jasmine dan Ardian seperti orang yang sedang berpacaran. Seperti sang kekasih mengantar pulang sang putri ke rumahnya dari kencan pertama mereka.

Tak disangka ada seseorang yang berniat jahat ke Jasmine, ia memotret percakapan yang baru saja Jasmine lakukan dengan Ardian termasuk pose berboncengan tadi.

^^

Sesampainya di rumah.

"Jadi berapa kak?" ucap Jasmine seperti sedang naik ojol saja

"Udah, ngga usah bayar. Bilang ke kakakmu aja suruh bayar utangnya ke aku, makasih ya" ucap Ardian

"Harusnya aku yang makasih"

Tak lama ada seseorang keluar dari pintu kayu coklat besar dan membuka gerbang, Thariq orangnya.

"Kok iso bareng mbi jasmine?"
*kok bisa bareng ma jasmine?*
Thariq yang hendak membeli makanan menghentikan langkahnya guna berbincang dengan kawannya.

"Ini tadi liat adikmu di depan toko buku kuotanya habis, gaisa pulang"

"Oh yowes nuwun yaa"
*oh yauda makasih yaa*

"Yo balek sek ya"
*ya, pulang dulu ya*

"Ya" jawab Thariq dan Jasmine kompak.

Jasmine pun masuk ke rumah setelah motor Ardian terlihat menjauh. Thariq juga melanjutkan perjalanannya membeli makanan.

^^^

Sekali kali bukan Pak Ivan yang dibahas gapapa kan?

Halu gaes rindu ngga ma ama Jasmine, sorry telat update .

Tetep baca ajah

maafin typonya, absurdnya dan semoga ilmunya bertambah.

Jangan lupa tap ke reading list, kalo ngga ya ke library dulu supaya ngga ketinggalan update. Vote sama coment yang banyak biar Authornya semangat.

Very Syukran ^^






































My Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang