47. Gitar Itulah Saksinya(Flash Back)

1.6K 65 0
                                    

Saat itu segalanya adalah tentang Denta.

Samantha dan Denta berjalan pulang bersama hari ini seperti hari-hari sebelumnya. Kini,tiada hari yang mereka lewati tanpa bersama. Denta adalah tempat bersandar Samantha. Satu-satunya rumah yang pintunya selalu terbuka untuk Samantha.

Hari itu mereka akan membuat pr bersama. Samantha sedikit bingung bagaimana caranya membuat pr. Maklum,tidak ada yang begitu penting untuknya di dunia ini. Sekolah hanya tempat pelariannya dari rumah saat dia benar-benar muak melihat kedua orangtuanya.

Cinta membuat keduanya berangan. Tentang hubungan yang abadi, tentang cinta yang akan terus membara, tentang pernikahan yang akan mereka jalani suatu saat nanti, tentang buah hati yang mungkin akan mereka miliki nanti. Terdengar agak bodoh memang,mengingat keduanya masih berusia 17 tahun. Tapi itulah kenaifan masa remaja, walaupun tidak ada tang tahu apa yang bisa terjadi besok tapi saat itu mereka sangat bahagia.

"Lu mau jadi apa nanti?"kata Denta.

"Entahlah...gue gak pernah punya cita-cita" kata Samantha.

"Kalau gue,nanti akan jadi orang yang sukses" kata Denta mantap.

"Terus?" Kata Samantha.

"Gue akan bahagiain orang tua gue" kata Denta.

"Terus?" Kata Samantha lagi.

"Nanti pas umur gue 27 tahun,gue akan nikahin lu dengan pesta pernikahan yang lebih indah dari cinderella" kata Denta mantap.

Samantha tersenyum. Impian yang benar-benar indah memang. Tapi ternyata itu bukan isapan jempol belaka... Karena setelah itu Denta benar-benar belajar dengan keras. Semester satu dia berhasil meraih ranking 1 di kelas saat rapotan uts.

"Chiee..bintang kelas..traktir..traktir.." teman-temannya bersorak.

"Ya udah..nanti gue traktir permen satu-satu" kata Denta.

Samantha melihat dari kejauhan sambil tersenyum.

* * *

Keesokan paginya, Samantha datang lebih pagi dari biasanya ke sekolah.

"Sa,ada kado tuh gue liat di atas meja lu" kata Lia menunjuk kado kecil di atas meja Samantha.

Samantha membuka kadonya, sebuah gelang perak dengan hiasan bentuk jantung menyembul. Sepucuk surat kecil ada di bawahnya.

"INI PENGHARGAAN KARENA LU UDAH BERHASIL NAKLUKIN HATI GUE"

* * *

Disaat yang sama, Denta akan berangkat sekolah. Di depan kamar kostnya tampak sebuah bungkusan besar. Denta membukanya pelan, tampak sebuah gitar. Ada ukiran di pinggirnya "Santa". Sebuah memo tergantung di senarnya.

"Selamat...gue gak tahu kado apa yang cocok untuk lu..semoga lu bisa main gitar..atau seenggaknya lu bisa pajang di kamar lu dan selalu ingat gue tiap ngelihat gitar ini" isi memo tersebut.

Denta tertawa.
"Gue gak perlu apapun untuk selalu mikirin lu" batinnya.

* * *

1 hari sebelumnya.

Denta membuka rapornya. Tampak sebuah piagam dan sebuah amplop di dalamnya. Dihitungnya uang tersebut dan dia tersenyum. Jumlahnya sudah cukup jika ditambah dengan tabungannya dan uang jajannya seminggu untuk membelikan sebuah kado untuk Samantha.

My Ex-Girl is My BossWhere stories live. Discover now