30. Bukan Karena Itu

1.8K 64 0
                                    

"Kenapa?" Dio berusaha menahan amarah.

"Kenapa apa?" kata Samantha datar.

"Kenapa lu gak bisa terima gue?" kata Dio mulai emosi

"Apa kurangnya gue? " kata Dio.

"Stop, gue males dengan tema yang melankolis macam drakor ini" Samantha ikutan jengkel.

Dio menaikkan kecepatan mobilnya. Samantha mulai ketakutan.

"Ngapain si lu kaya ababil gini" kata Samantha.

"Jawab pertanyaan gue" kata Dio, matanya tampak merah.

"Oke, gue jawab.. Yang pertama karena kulit lu nyaris lebih putih dari gue" kata Samantha. Kecepatan mobil tidak berkurang sedikitpun.

"Yang kedua karena  warna rambut lu terlalu mencolok" Samantha melanjutkan. Kecepatan mobilnya tetap tidak berkurang.

"Yang ketiga karena terlalu banyak cewek yang ngelirik lu saat kita jalan sehingga gue gak nyaman" Samantha kembali melanjutkan.

Dio mengerem mobilnya mendadak.

"Apa lu sengaja mempermainkan gue?" Dio berkata tanpa menatap Samantha. Samantha beku tak mampu menjawab.
* * *

Sudah beberapa hari berlalu sejak kejadian itu.

"Dio kok gak pernah main kesini Sa" kata Papa saat nonton tv.

"I dont know" kata Samantha sambil membaca majalah.

"Kenapa sih kamu gak nerima Dio,kurang apa lagi dia" kata Mama sambil mengupas buah jeruk untuk Ken.

"Nyaris sempurna tanpa kekurangan" Jawab Samantha.

"Terus masalahnya apa?" kata Papa.

"Masalahnya aku yang ngerasa kurang pantes buat dia" kata Samantha.

"Kenapa gak pantes, apa yang gak pantes buat wanita sehebat kakak,  kakak kan selalu jadi yang terbaik" kata Ken sambil mengacungkan jempol ke Samantha.

* * *
Samantha mengecek hp, sudah seminggu tidak ada pesan dari Dio.
Ada  sedikit rasa janggal karena biasanya Dio tak pernah absen mengganggu hidupnya.

Samantha tiduran, tp tidak pernah benar-benar tidur. Pikirannya melayang-layang. Biasanya dia memikirkan kenangan lama yang bangkit kembali karena takdir. Tapi tumben kali ini dia sedikir memikirkan Dio, entah itu rasa bersalah atau apalah, Samantha tidak mengerti.

"Bip..Bip.." hpnya berbunyi.
Samantha membaca pesan yang dikirim oleh orang yang sedikit dia pikirkan itu.

"Maaf, gue berlebihan" isi pesannya.

"Gue yang harusnya minta maaf" kata Samantha pada ponselnya,tapi tidak benar-benar diketiknya.

My Ex-Girl is My BossWhere stories live. Discover now