13. Kisah Sepasang Sepatu Sneaker Hitam Part 1 (Flash Back)

2.4K 74 1
                                    

"Udah berapa kali gue bilang, kalau elu mau di sekolah ini jaga sikap loe, pake seragam yang bener..kalau loe mau ngartis silakan aja loe pake sepatu pink, ijo atau pelangi sekalian.." Kata Dio dengan ekspresi marah saat melihat sepatu yang dikenakan Samantha.

Samantha belum menjawab, dia memandang Dio dengan ekspresi marah juga, kemudian dia mengubah ekspresinya menjadi senyum.
"Kak, menurut saya setiap peraturan yang dibuat harus punya dasar yang jelas, saya tidak melihat ada korelasi antara warna sepatu dengan prestasi belajar..kalau menurut kakak ada alasannya semua anak harus memakai sepatu kecuali cuma untuk membatasi kebebasan kami, tolong kakak beri tahu saya" Samantha menantang.

"Eh, gue gak peduli sama korelasi, sphageti atau terasi sekalian.. Tapi ini sudah jelas dalam peraturan sekolah kita dan di poin terakhir sudah ada tulisan SEMUA SISWA YANG BERSEKOLAH DISINI WAJIB MENGIKUTI SELURUH ATURAN kecuali kalau loe gak bisa baca" Kata Dio sambil menuding tata tertib sekolah yang tertempel di papan administrasi.

"Oka deh kak, karena ini sudah mau akhir semester dan gak ada sekolah lain yang mau terima murid masuk bulan terakhir.. Gue akan ikuti aturan loe" kata Samantha mencoba mengakhiri perdebatan. Samantha berjalan santai melewati Dio dan osis lainnya hendak pulang tapi jalannya terhenti karena teriakan Dio.
"wee.. Perempuan barbar bisa stop gak loe? Sepatu loe harus disita atau loe gue ajuin untuk diskorsing" Dio setengah berteriak. Samantha terhenti., dia membuka sepatunya sambil memandang Dio.
"Ya udah kalau loe pengen banget sama sepatu gue" Samantha melepas lalu melempar sepatunya ke arah Dio dan mendarat di dekat kaki Dio. Kemudian Samantha melepas kaos kakinya dan melempar ke arah muka Dio, Nyaris mengenai muka Dio tapi Dio berkelit.
"Upss, sorry.. Itu bonus buat kakak ya" Samantha tersenyum mengejek dan meninggalkan tempat itu. Dio benar-benar marah hendak mengejar tapi beberapa anggota osis memeganginya.
"Stop Di, nanti malah loe yang kena masalah" kata osis laki-laki disebelahnya.

Samantha berjalan pelan dengan bertelanjang kaki, awalnya agak cepat tapi kecepatannya melambat karena jalanan penuh dengan batu-batu kerikil. Seorang anak laki-laki mengikutinya dari belakang tapi masih menjaga jarak.
" Aduh, fucking shit" katanya saat kerikil yang ssdikit tajam menusuk kakinya. Samantha mencari tempat teduh di pinggir jalan. Kemudian dia duduk diatas kursi yang ada di depan warung yg sedang tutup. Denta yang ada di belakangnya dari tadi mengikutinya berhenti sejenak, berpikir apakah dia berani menawarkan bantuan dan apa mungkin bantuan yang hendak diberikan diterima dengan baik atau malah berakhir dengan kejadian sebelumnya. Tapi ada sejenis perasaan aneh yang mengatakan bahwa kali ini akan berakhir indah sehingga dia menantapkan langkahnya mendekat ke arah Samantha...

My Ex-Girl is My BossWhere stories live. Discover now