42.Melepasmu

1.5K 57 0
                                    

Samantha menyetir dengan pelan. Mata sudah benar-benar mengantuk, tapi tidur sendiri di kantor terasa menakutkan,apalagi minggu lalu Dio mengajaknya menonton film horror yang beelatar di kantor. Karena itu dia tidak bisa tidur sedetikpun di sela-sela pekerjaan yang benar-benar menumpuk.

Minggu pagi yang masih gelap, pekerjaannya selesai juga. Jalanan belum begiti ramai,tapi tiba-tiba sesosok anak anjing malah berjalan tepat di tengah jalan.
"Tin..tin." Samantha membunyikan klakson, tapi anak anjing itu tak bergerak malah bengong menghadap mobil Samantha. Tiba-tiba sesosok perempuan berambut panjang lari ke tengah jalan dan mendekap anak anjing itu.

"Ngiiitttt.." Samantha mengerem mobilnya sampai kepalanya sedikit terbentur ke setir mobil.

Samantha turun dari mobil, dia kaget luar biasa. Pikiran buruk menghantui pikirannya. Apakah wanita tadi tertabrak atau yang lebih buruk apa benar itu wanita,tidak seperti film horror yang dia tonton minggu lalu.

Samantha menarik napas dalam-dalam. Hal baik pertama yang terjadi, wanita itu tidak terkapar di jalan. Hal baik kedua adalah kakinya napak di tanah sehingga bosa dipastikan dia bukan jin atau semacamnya.

"Mbak gak kenapa?" Tanya Samantha pelan-pelan. Wanita itu menoleh pelan-pelan ke arah Samantha sehingga Samantha terkejut.

"Lhoh,kakak Samantha" wanita itu juga gak kalah kaget. Samantha tersenyum sedikit meringis. Rupanya hanya dua hal baik yang terjadi,hal ketiga yang terjadi dia malah terjebak dalam situasi tak terduga bersama pacar dari mantan yang masih diinginkannya.

* * *

Maggie duduk di kursi depan mengelus-elus anak anjing yang hampir tewas tertabrak Samantha. Maggie mengenakan pakaian olahraga. Sepertinya dia sedang olahraga pagi di hari minggu itu.

"Loe gak apa?" Tanya Samantha memastikan.

"Gak apa-apa kak" kata Maggie masih sibuk dengan anak anjingnya.

"Itu anjing loe?" Tanya Samantha

"Bukan kak,tapi kalau dia terlantar gini mending aku rawat aja" kata Maggie tersenyum pada Samantha.

"Makasi udah nganterin aku,jadi aku gak capek jalan kaki balik ke rumah" katanya masih tersenyum.

* * *

Samantha mampir di rumah Maggie. Rumahnya kecil tapi asri, Maggie punya banyak anjing dan kucing. Semuanya dirawat ditemukan di jalan dan dirawat dengan baik.

Di rumah ada ibu Maggie dan kakaknya. Keluarganya sangat ramah dan mudah mengakrabkan diri dengan siapa. Samantha dipaksa sarapan pagi disana. Walau awalnya malu-malu,akhirnya Samantha mau makan juga bahkan nambah karena masakan Mama Maggie benar-benar enak.

"Hari ini loe naik jalan kaki aja ke panti asuhan,gue mau pake mobil" kata Marco ke Maggie.

"Mami,abang jahat..."Maggie merajuk ke ibunya.

"Gak apalah jalan kaki sekali,biar agak langsingan dikit" Ibunya malah membela Marco.

Maggie cemberut tapi masih tidak berhenti makan.

"Biar saya aja yang anter tante" Samantha menawarkan diri.

"Aduh,jangan nak Samantha..kalau dibiarin manja nanti lemak di badannya numpuk..biar olahraga sekali-se.." kata Ibu Maggie.

"Makasi kakak" Maggie buru-buru menyambar perkataan ibunya sambil mengeluarkan senyum super manisnya.

* * *

Ini adalah pertamakalinya Samantha berkunjung ke panti asuhan. Saat Maggie masuk,anak-anak menyambut dengan suka cita. Maggie mengeluarkan berbagai macam snack dan jajana dari beberapa tas besar yang dibawanya. Dia membantu banyak pekerjaan disana mulai dari menyuapi anak-anak balita makan,memandikan mereka hingga bermain dengan anak yang lebih besar.

Ada penghuni baru di pantai asuhan itu. Seorang bayi laki-laki kecil yang ditemukan warga di dekat tempat pembuangan samapah. Banyak luka di wajahnya akibat serangan binatang kecil seperti semut. Maggie dengan telaten mengobati lukanya,membersihkan dan mengolesi dengan obat. Seorang perempuan yang menjadi pengasuh disana berucap sedih.

"Kasian banget, kalau tidak mau bertanggung jawab harusnya jangan berbuat" katanya jengkel.

Maggie tidak menjawab dengan perkataan tapi tiba-tiba dia menangis.

"Aduh,km ini tiap ada kejadian seperti ini pasti langsung nangis" pengasuhnya malahan menjadi tidak enak hati karena tangisan Maggie.

"Udahlah, harusnya kita bersyukur dia masih selamat..gue gak bisa bayangkan kalau sampai terlambat.." kata Samantha tidak sanggup meneruskan perkataannya.

* * *

Dalam perjalanan pulang Maggie lebih sedikit bicara dari biasanya.

"Semoga ada keluarga baik yang mengadopsi anak itu" kata Samantha memulai percakapan.

"Nanti kalau lulus kuliah..aku bakal jadi orang sukses kak.. trs aku bakal jadi orang tua asuh buat mereka kak..aku bakal bikin mereka jadi orang yang sukses dan bahagia" kata Maggie penuh tekad.

Samantha tersenyum.

"Gue rasa gue pantas melepas Denta,demi perempuan baik hati seperti loe" katanya dalam hati.

My Ex-Girl is My BossWhere stories live. Discover now